CIDERA YANG MENYENANGKAN

13K 1.3K 46
                                    

Agastya menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya, mengisyaratkan Anastasia untuk jangan berisik dan mengikuti ucapannya saja untuk keluar dari tenda. Mau tak mau, akhirnya Anastasia berusaha pelan-pelan keluar tenda dan sebisa mungkin tak menunjukkan rasa sakit pada punggung kakinya.

Akan tetapi, usahanya tetap gagal. Rasa sakit itu semakin parah ketika ia berdiri, sehingga Agastya harus menuntunnya duduk di atas sebuah ranting pohon.

"Saya udah kira pasti kaki kamu bengkak,” gumam Agastya berjongkok dan memperhatikan kaki Anastasia yang lebam dan sedikit membengkak.

Sementara Anastasia hanya diam sambil berusaha menahan sakitnya ketika Agas memeriksa kakinya itu.

"Aww, Mas! Pelan-pelan sakit tahu,” protes Anastasia sedikit berbisik.

"Iya, ini juga pelan-pelan,” sahut Agas memijat-mijat pelan kaki Anastasia.
Sementara itu, Hero dan Azmi yang belum tidur terlihat saling berpandangan. Mereka yang awalnya sibuk bermain ponsel, seketika saling melirik ketika mendengar suara Anastasia dan Agas di luar tenda.

"Lagi ngapain?" tanya Hero dengan senyum tertahan.

"Diem aja lo. Udah suami istri ini, bebas,” sahut Azmi dengan santai.

"Ah, lu suka mancing,” sahut Hero akhirnya tertawa pelan.

Anastasia merapatkan jaketnya lagi karena hawa dingin tengah malam yang habis diguyur hujan, benar-benar membuatnya kedinginan.
Sementara itu, Agas terlihat sibuk menyalakan kompor portable untuk memasak air yang kemudian ia gunakan untuk mengompres kaki Anastasia dengan handuk kecil.

"Tahan, tahan,” ucap Agastya menekan sedikit memar kaki Anastasia hingga gadis itu harus menutupi mulutnya agar tak berteriak.

"Kamu sengaja ya? Sakit banget tahu!” protes Anastasia kesal.

"Namanya juga diobatin. Lagian kamu jalannya ga hati-hati banget sih! Untung cuma jatoh ke lumpur. Kalau ke jurang gimana?"

Anastasia mengatupkan bibirnya. Ia tahu kali ini ia tak bisa membantah ucapan Agastya. Jika saja dirinya tidak ceroboh.

"Tadi kalau langsung diobatin juga ga akan sampe memar gede begini. Ga mungkin tadi kamu ga ngerasa sakit kan?"

"Sakitlah... Tapi saya ga mau gara-gara saya, kalian jadi pada ribet,” jawab Anastasia pelan.

Agas menghela napas panjang sambil bergerak duduk di sebelah Anastasia.
Sejujurnya, Anastasia sudah sangat mengantuk. Tapi ia sendiri malas untuk berjalan meskipun jarak tenda dari tempatnya duduk tidak terlalu jauh.
"Gimana pengalaman naik gunung?" tanya Agastya.

"Capek,” jawab Anastasia jujur hingga Agastya menoleh kaget ke arahnya. Lalu Anastasia terkekeh pelan sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Seru banget. Udah lama juga ga ngerasain udara kaya begini sehabis hujan,” imbuh Anastasia sambil mengepalkan kedua tangannya di dalam saku jaketnya karena kedinginan.

"Begitu kita sampe di atas puncak, jawaban kamu pasti berubah,” sahut Agas tertawa pelan. Sementara Anastasia sendiri tak yakin apakah ia akan kuat untuk sampai di atas sana.

"Nas... Tadi siang pas saya ajak Ririn keluar. Saya kaget banget waktu Ririn tiba-tiba hilang dari gandengan saya."

"Apa? Kok bisa?"

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang