PENGARUH MASA LALU

14.3K 1.6K 88
                                    

"Larissa?" tanya Agas tak percaya setelah mendengar penjelasan dari Mbak Ami mengenai apa penyebab marahnya Ririn hari ini.

Bahkan anak itu tak mau keluar kamar, dan jika Agas atau Anastasia nekat masuk, maka Ririn akan kembali marah-marah sampai menangis. Sampai akhirnya Anastasia dan Agas menyerah, lalu memutuskan untuk menunggu Ririn di luar kamar.

"Iya, Pak, Bu. Tadi dia bilang ke Ririn kalau punya adik itu nanti bapak sama ibu bakal lebih sayang sama adiknya dari pada Ririn, terus Ririn bakal dicuekin. Makanya saya buru-buru narik Ririn pergi. Tapi kayanya Ririn kepikiran soal itu juga," jelas Mbak Ami dengan hati-hati.

Mendengar pengakuan dari Mbak Ami barusan, Agas menahan napasnya kesal. Ia baru saja akan berbalik untuk pergi menghampiri Larissa. Namun Anastasia lebih dulu menahannya.

Anastasia melirik ke arah Agas dengan kesal. Kemudian ia memukul lengan Agastya marah.

"Kamu ngapain sih ngomong ke dia kalau aku hamil? Aku udah wanti-wanti kan jangan sampe banyak yang tahu dulu sebelum kita 7 bulanan. Ini malah kamu kasih tahu ke dia!" omel Anastasia dengan suara pelan namun penuh penekanan karena kesal.

"Nas, sumpah saya ga pernah ngasih tau Larissa apa-apa. Kamu kan tahu saya udah blokir nomor dia," jawab Agas juga dengan suara pelan meskipun suaranya masih terdengar tegas.

"Maaf Bu-"

"Kalau bukan dari kamu terus siapa? Cuma kamu yang kemungkinan bilang. Masa Mama?" ucap Anastasia memotong kalimat Mbak Ami.

"Saya juga ga tahu, Nas. Saya ga pernah ngomong sama dia sejak kejadian itu. Kamu kok jadi curiga lagi sama saya?" sahut Agas dengan suara sangat pelan.

"Maaf, Pak. Itu..."

"Aku ga curiga sebelumnya. Tapi kemungkinannya cuma itu, Mas," jawab Anastasia dengan suara yang terdengar hampir berbisik.

"Anas, saya yakin Larissa tahu dari orang lain atau mungkin-"

"Saya sama Ririn yang kasih tahu," sergah Mbak Ami dengan cepat sebelum kalimatnya kembali dipotong.

"Ya ga bisa gitu-" Anastasia terdiam. Ia baru menyadari apa yang barusan Mbak Ami katakan. Ia menoleh ke arah Mbak Ami dengan raut wajah bingung.

"Mbak Ami?"

"Iya, tadi Mbak Larissa nanya kok Pak Agas dan Bu Anas ga jemput Ririn terus Ririn bilang papa sama mamanya lagi periksa adik ke rumah sakit, dan saya bilang kalau Bu Anas lagi hamil," jelas Mbak Ami pelan-pelan hingga Anastasia kembali menoleh ke arah Agas yang sedang melotot ke arahnya gemas dengan istrinya yang sedang hamil ini.

"Maaf ya, Pak, Bu. Saya sama sekali ga kepikiran kalau mbak Larissa itu bakal ngomong begitu ke anak kecil," aku Mbak Ami lagi. "Maaf juga, Pak Agas. Gara-gara cerita saya, Pak Agas dan Bu Anas jadi bertengkar," lanjut Mbak Ami tak enak.

"Ga apa-apa, Mbak. Makasih udah jelasin ini. Saya jadi tahu kenapa tiba-tiba Ririn begini," jawab Agastya mengusap rambutnya frustrasi.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang