YANG TELAH TERJADI MENJADI PELAJARAN

16.9K 1.5K 13
                                    

Dimas keluar dari ruang meeting dengan seorang sekretaris yang menjelaskan beberapa schedule dirinya hari ini.

"Saya mau makan siang di luar. Kamu siapin secepatnya ya hasil meeting tadi," ucap Dimas berjalan menuju lift.

"Pak, maaf... Soal pengajuan kerja sama dengan Lintang Company, masih belum ada tanggapan. Apa kita mau minta pengajuan lagi?" tanya sekretaris Dimas dengan hati-hati.

Dulu, pasti Dimas akan terus mendesak perusahaan itu untuk bekerja sama dengannya. Tapi entah kenapa ia malas bekerja sama dengan perusahaan milik suami Anastasia itu.

"Tarik aja. Ga perlu ada kerjasama apa-apa," jawab Dimas kemudian masuk ke dalam lift dengan tenang.

Jika saja ia tak ada janji makan siang dengam Queenzy, mungkin ia akan memilih untuk beristirahat di kantornya.

Tapi untungnya, cafe tempat mereka bertemu tak jauh dari kantornya. Sehingga Dimas tak perlu membawa mobilnya terlalu lama, karena jujur saja ia cukup mengantuk.

Ketika sampai di cafe tersebut, Dimas bisa melihat Queenzy sedang melakukan video call dengan David. Teman mereka ketika di Amerika. Jadi tentu saja Queenzy terlihat sangat akrab dengan David.

Meskipun, kadang Dimas melihatnya sedikit berbelebihan. Tepatnya ketika Queenzy terus tertawa dan bertingkah imut di depan David, jujur saja itu agak mengganggunya.

"Hey... Honey," panggil Queenzy yang menyadari keberadaan Dimas, lalu menariknya untuk duduk di hadapannya.

"Okay, guys. I'm sorry, but i have to go now. Have fun!" ucap David mengakhiri sambungan video call-nya dengan Queenzy.

"Kenapa? Aku ganggu kalian?" sindir Dimas dengan tenang.

"Engga. Tapi sikap kamu yang bikin David segan, Dim. Kamu cemburuan banget tahu?"

Kali ini Dimas tak menyahut. Ia malas berdebat dengan Queenzy saat ini. Jadi ia segera mengalihkan perhatiannya kepada menu makanan.

Baru saja ia akan memanggil pelayan, tiba-tiba Queenzy menahan tangan Dimas.

"Aku udah pesenin buat kamu tahu... Makanan kesukaan kamu, spaghetti bolognese," ucap Queenzy terkekeh pelan kemudian kembali menaruh perhatiannya pada layar tabletnya.

Memang benar, makanan kesukaan Dimas adalah spaghetti. Tapi ia sedang tak ingin makan itu saat ini apalagi jika ia sudah memakan spaghetti terus menerus belakangan ini dan... Dimas tiba-tiba termenung.

Entah kenapa ia kembali mengingat Anastasia saat ini. Rasanya kejadian ini kembali mengingatkannya pada Anastasia saat itu.

"Aku tahu kamu sukanya spaghetti. Tapi kan bukan berarti kamu harus makan itu terus. Bosen dong... Jadi sekali-sekali cobain mie tek-tek ini enak banget."

"Mie tek-tek? Kok namanya mie tek-tek?"

"Emm... Ga tahu. Mungkin karena pas masak abangnya mukul-mukul wajan sampe ada bunyi tek-tek-tek gitu."

Dimas tertawa pelan. Bahkan sampai saat inipun, ia masih percaya kalau alasan dibalik nama mie tek-tek itu sesuai dengan penjelasan Anastasia saat itu.

"Kenapa ketawa, Dim?" tanya Queenzy tersenyum geli melihat Dimas tiba-tiba tertawa sendiri.

"Hah? Oh, ini case tablet kamu lucu," jawab Dimas sambil menunjuk casing tablet milik Queenzy yang bertema full batik Jawa.

"Iya kan? Ini aku sendiri lho yang design. Kamu tahu? Temen-temen aku tiba-tiba jadi pada suka batik. Dan mereka pengen aku design buat case mereka," jawab Queenzy dengan antusias menjelaskan.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang