KEPERCAYAAN ITU NOMOR SATU

15.1K 1.4K 22
                                    

Anastasia menaruh cangkir teh jahe buatannya di meja kecil dekat tempat tidur Renata. Seperti sudah menjadi kebiasaan, kini Renata mengaku akan kesulitan tidur jika belum meminum teh jahe terlebih dahulu. Dan Anastasia sama sekali tak keberatan akan hal ini.

"Makasih ya, Nas,” ucap Renata tersenyum senang menyambut teh hangatnya.

"Iya, Ma.”

"Ririn udah tidur ya?" tanya Renata.
"Udah, dari tadi,” jawab Anastasia tersenyum.

"Agas?"

"Mas Agas masih ngerjain kerjaan kantor. Paling jam sebelasan baru beres, Ma,” jawab Anastasia lagi.

Renata menganggukkan kepalanya, kemudian raut wajahnya terlihat gelisah. Tidak seperti biasanya ketika Renata bicara padanya. Lalu, tiba-tiba Renata meraih tangan Anastasia sambil menepuk-nepuknya pelan.

"Kamu istirahat sana, udah malem,” ujar Renata tersenyum tipis.

Anastasia yang bingung pun hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun masih merasa khawatir dengan apa yang membuat mertuanya itu terlihat gelisah, Anastasia berusaha untuk tetap berpikiran positif.

Anastasia keluar dari kamar Renata sambil menutup pintu kamar itu dengan hati-hati. Kemudian, ia segera melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya.

"Nas, bulan depan saya ada jadwal kosong di tanggal 15 - 21. Kamu mau kemana?" tanya Agastya begitu Anastasia masuk ke dalam kamarnya.

"Kemana?" Anastasia balik bertanya sambil mengerutkan keningnya bingung.

"Honeymoon, Nas … lupa?" ujar Agas dengan nada protes hingga Anastasia tertawa melihat ekspresinya.

"Kemana ya?" tanya Anastasia yang sebenarnya tak memiliki referensi apapun.

"Emang ga ada tempat yang pengen banget kamu datengin sama saya?" balas Agas memastikan sebelum ia merekomendasikan beberapa tempat yang sudah ia rencanakan.

Anastasia melirik ke arah Agastya dengan ekspresi seolah sedang berpikir. Ia menahan senyumnya membayangkan apa yang ingin ia katakan sebenarnya pada Agastya.

"Gimana ya... Saya selalu pengen kemana pun kamu berada,” jawab Anastasia menahan tawanya menunggu reaksi Agastya yang akhirnya tak bisa membalas ucapannya barusan.

Agastya menggigit bibirnya sambil membereskan map-map di mejanya. Ia menghela napas dalam-dalam kemudian beranjak dari duduknya. Anastasia tertawa pelan ketika Agastya langsung menariknya mendekat sambil menundukkan kepalanya menatap Anastasia.

"Udah beres kerjaannya?" tanya Anastasia menahan senyumnya.
"Udah beres dari tadi kok,” jawab Agas tersenyum di pipi Anastasia yang sedang menahan napasnya.

"Ya udah tidur kalau gitu,” sahut Anastasia melepaskan pelukan Agas dan mematikan lampu kamar lalu naik ke atas tempat tidur meninggalkan Agastya yang lagi-lagi hanya diam menatap gemas ke arah Anastasia.
Ia menghela napas panjang kemudian berjalan menyusul Anastasia ke tempat tidur. Baru saja ia merebahkan diri, Anastasia sudah lebih dulu memeluknya sambil menghela napas lega hingga membuat Agas menahan tawanya.

"Ngapain meluk-meluk? Tadi kayanya ga mau?" sindir Agastya.

"Ambekkan,” ledek Anastasia tertawa pelan. Tawa itu ternyata menular juga kepada Agastya yang membalas pelukannya.

"Mas Agas...

"Hmm?"

"Kayanya kita ga perlu honeymoon jauh-jauh deh. Kasian Ririn kalau ditinggal-tinggal lagi,” bisik Anastasia. Dan sebenarnya Agastya pun menyadari hal itu. Ia juga tak mau meninggalkan Ririn lagi.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang