MELUPAKAN LUKA ITU SULIT

17.8K 1.8K 55
                                    

Setelah berhasil keluar dari rumah besar itu, Anastasia masih merasa linglung. Bagaimana mungkin orang tuanya, kakaknya bahkan orang-orang di sekitarnya tak berhenti memaksanya untuk menikah?

Tidakkah mereka mengerti bagaimana perasaan Anastasia saat ini? Ia takut, sangat merasa takut. Ia terlalu pengecut untuk mengambil resiko membangun sebuah hubungan serius lagi.

Ia merasa hari ini semakin sial, ketika ia harus melihat si brengsek dalam hidupnya lagi itu baru saja keluar dari mobilnya bersama kedua orang tuanya.

Si anak manja itu masih sama seperti dulu. Entah kenapa Anastasia dulu sempat menyukai sikap manjanya. Menjijikan.

Dan entah kenapa ia malah diam berdiri mematung sampai ia sadar mereka bertemu tatap.

Ketika kedua orang tua Dimas melewatinya begitu saja, Dimas malah berhenti melangkah dan menatap ke arahnya.

Keadaan canggung macam apa ini?
Apakah Dimas akan mengatakan sesuatu padanya? Setidaknya maaf?

Sayangnya, Dimas hanya melewatinya begitu saja, berpaling dari Anastasia tanpa mengatakan apa-apa.

Anastasia tertawa sinis kemudian berjalan menerobos hujan menghampiri sebuah mobil yang ada di depan garasi. Ia menendang mobil milik Dimas itu dengan membabi buta.

Harusnya sejak dulu ia sudah melakukan ini. Harusnya tadi ia tidak diam seperti orang bodoh. Harusnya tadi ia menjambaki laki-laki itu.

Anastasia melepaskan sendal hak-nya sebelah dan hampir menghancurkan kaca bagian belakang mobil. Namun ia mengurungkan niatnya itu dan menjatuhkan kembali sepatunya.

Percuma. Semarah apapun ia kepada Dimas, ia tak akan pernah bisa mengubah masa lalunya.

Anastasia menutupi wajahnya dan menangis lagi. Ia merutuki semua yang telah terjadi padanya.

Pandangan Anastasia tiba-tiba terarah pada seorang laki-laki yang berdiri mematung beberapa meter darinya dengan sebuah kotak kado besar di tangannya.

Merasa malu, Anastasia buru-buru mengusap air matanya dan memakai kembali sendal hak-nya. Tanpa mengatakan apa-apa, ia berbalik dan berjalan pergi dari sana dengan langkah gontai menerobos hujan menuju gerbang utama rumah ini.

Sementara laki-laki dengan setelan jas lengkap itu mengerutkan keningnya sambil melirik mobil SUV berwarna abu-abu yang hampir di rusak oleh gadis tadi.

Tiba-tiba saja ia penasaran, milik siapa mobil itu?

Ponselnya kembali berdering, laki-laki itu pun segera mengangkat panggilan telepon dari ibunya sambil buru-buru berjalan ke dalam rumah.

"Iya, ma. Agas udah sampe, bentar, ucap Agastya mengakhiri sambungan teleponnya karena ia langsung disambut oleh beberapa kolega kantornya yang memang ia undang dalam acara ulang tahun putrinya ini.

Namun karena sudah dipanggil terus menerus oleh ibunya, alhasil Agastya harus meminta izin kepada rekan-rekannya itu untuk masuk dulu dan menemui ibunya.

"Ah, kamu lama banget sih, Gas. Udah pulang kan orangnya," omel Renata mendelik ke arah putranya itu dengan gemas.

"Cantik tahu, Gas. Masih muda banget kayanya, mama sampe ga percaya umurnya 26 tahun. Lucu lagi anaknya," ucap Renata sambil membuka bungkus lemper ayam lainnya dengan senyum antusias menatap ke arah anak perempuan yang hari ini berusia 5 tahun. Ririn, anak itu kini terlihat mulai bermain dengan teman-teman sebayanya.

"Iya, lucu orangnya," ledek Agastya begitu mengingat kejadian di garasi rumahnya barusan.

"Ck, kaya tahu aja orangnya." sindir Renata sambil memberikan satu lagi lemper ayam kesukaan putranya itu.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang