COBALAH MENGERTI

13.9K 1.4K 69
                                    

Anastasia,
Saya ga nyamperin kamu karena saya rasa kamu perlu waktu untuk sendirian dan memikirkan banyak hal. Setelah kamu udah tenang, ayo bicara. Saya janji pembicaraan kita kali ini ga akan berakhir kaya malam itu.

-Agas-

Anastasia menutup kertas itu perlahan-lahan. Ia tak menyangka akan ada kurir yang mengantarkan surat ke rumahnya pagi-pagi begini dari Agastya.
Anastasia memang memblokir nomor ponsel Agastya. Namun, ia tak membayangkan Agas akan mengirimkannya surat sebagai pesan.

"Nas," panggil Bu Siska yang menghampiri Anastasia.

Anastasia segera menyembunyikan surat tersebut kemudian menoleh ke arah ibunya dengan raut wajah sendu yang tak bisa disembunyikannya.

"Mama ga tahu ada masalah rumah tangga apa antara kamu dan Nak Agas. Tapi Nas, setiap rumah tangga itu pasti punya masalah. Ga mungkin engga. Apalagi, katanya sebelum hubungan suami istri lewat 5 tahun itu, pasti ada aja cobaannya," ucap Siska dengan pelan-pelan. Sementara Anastasia hanya diam tak tahu harus menyahuti apa.

"Kamu juga, kalau ada masalah, sebaiknya dibicarakan baik-baik Nas, dengan Agas. Apalagi kalian kan masih muda dan usia rumah tangga kalian juga masih muda sekali."

"Iya, Ma ... nanti Anas ngobrol sama Mas Agas," jawab Anastasia sekenanya. Ia membawa surat tadi masuk ke dalam kamarnya dan kembali merenung.
Baru satu hari tak berada di rumah Agas, hatinya terasa kosong. Ia tak tahu harus berbuat apa. Toh, saat ini tak ada yang ingin ia lakukan, tak ada yang ingin ia makan, bahkan Anastasia ragu apakah ia memiliki keinginan lagi terhadap sesuatu.

Rasanya masih seperti mimpi, pergi dari rumah Agastya. Rumah yang awalnya tak ia sukai dan asing. Namun sekarang, saat ia berada di kamarnya sendiri, dirinya malah merasa asing.

Apakah Agas benar-benar menunggunya? Untuk apa? Kenapa Agastya tak mengerti juga? Kenapa Agas sangat egois?

Anastasia memang menyayangi Ririn. Namun, ia juga tak ingin dirinya atau Agas hanya memiliki hubungan sebatas rekan untuk menjaga Ririn. Ini tak adil bagi mereka yang seharusnya bisa hidup dengan normal.

Seharusnya Anastasia tak pernah menyetujui pernikahan ini. Ia benar-benar tak percaya kalau akhirnya akan jatuh cinta pada Agastya.
Jika begini, Anastasia semakin yakin kalau percintaan hanya akan selalu berakhir menyedihkan. Sampai dirinya sendiri lelah akan hal itu.

***

Agastya menghela napas panjang. Ia benar-benar harus membuat dirinya sendiri sabar agar tak terlalu menekan Anastasia.

Sudah banyak hal yang ingin Agastya katakan pada gadis itu. Ia yakin mungkin ada kesalahpahaman diantara mereka saat ini. Namun, bagaimana menjawab pertanyaan ibunya soal perasaan Anastasia padanya? Agastya sendiri tak yakin bagaimana perasaan perempuan itu padanya.

Sekali lagi, Anastasia membuat Agas tak bisa fokus dengan pekerjaannya. Bahkan dalam segala hal.

Agas mengangkat kepalanya kemudian menggeleng pelan. Ia tak bisa membiarkan pernikahannya berakhir di pengadilan. Ia tak mau melepaskan Anastasia. Apapun alasannya.

Untuk saat ini, Agastya mengingkari ucapannya sendiri. Ia tak bisa hanya diam saja menunggu Anastasia. Ia harus menemui perempuan itu secepat mungkin.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang