SIAPA YANG SALAH?

14K 1.4K 40
                                    

Agastya menaruh map-nya di atas meja. Ia segera menyambar tas dan kunci mobilnya dari dalam laci mejanya.

Setelah itu ia buru-buru berjalan keluar dari ruangannya. Agas menghampiri Greta dan memberikan sebuah flashdisk kepada perempuan itu.

"Saya harus pulang sekarang. Tolong kamu periksa laporan di folder yang biasa. Besok kasih ke saya," ucap Agas.

"Baik, Pak," jawab Greta sopan. Ia segera meraih flashdisk tersebut sementara Agas buru-buru masuk ke dalam lift dengan perasaan gelisah.

Sendirian di dalam lift yang hening ini, Agas merasa pikirannya pergi kemana-mana. Ia benar-benar tak fokus setelah mendapatkan telepon dari Anastasia tadi.

Untuk apa tiba-tiba Anastasia mau menemui Dimas? Dan urusan apa lagi yang harus mereka selesaikan?

"Agas!" panggil Larissa yang berjalan menghampiri Agas dari luar kantor menuju lobby kantor.

Agastya tersenyum tipis dan memelankan langkahnya menyeimbangi dengan langkah Larissa.

"Hari ini, hari terakhir aku di Indonesia. Dan aku pengen banget ngajak kamu makan sate di restoran langganan kita lho," ucap Larissa dengan antusias.

"Sa, aku-"

"Ck, udah ga usah mikirin kerjaan mulu. Besok aku udah balik ke Amerika, masa kamu ga mau makan bareng."

"Tapi kita jemput Anastasia dulu sebentar, oke?" sahut Agastya sambil berjalan menuju mobilnya bersama Larissa.

"Emangnya Mang Ujang ga bisa ya jemput dia sekali aja?" tanya Larissa sebelum ia masuk ke dalam mobil.

Sementara Agas juga jadi diam dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke mobil. Ia menoleh ke arah Larissa dengan heran atas pertanyaannya barusan.

"Aku bisa jemput dia, kenapa harus Mang Ujang?"

"Gas, come on... Dia pasti bakal sama kamu setiap hari kan? Jujur aja ya, Gas. Aku tuh... Canggung banget kalau deket dia. Serius, aku cuma pengen makan sama sahabat sekaligus mantan terindah aku," ucap Larissa terkekeh pelan.

Agas melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 05:10 sore. Mungkin ia bisa makan dulu bersama Larissa baru menjemput Anastasia.

Dan akhirnya Agas menyetujui permintaan Larissa. Lalu ia masuk ke mobil bersama Larissa.

"Udah hampir 5 tahun kita ga kesitu kan, Gas?" tanya Larissa saat mereka sudah dalam perjalanan.

"Iya, aku aja udah ga inget terakhir kapan kita ke sana," sahut Agastya tertawa. Namun Larissa cemberut. Agastya benar-benar melupakan itu?

Agastya melihat-lihat ke arah jalanan yang cukup lenggang sore ini.

"Terakhir kali kita ke sana tuh, satu hari sebelum kamu ngelamar aku-"

Larissa tak dapat melanjutkan kalimatnya saat Agas tiba-tiba menginjak rem mobilnya.

Bukan tanpa alasan Agas melakukan itu. Ia berhenti mendadak karena saat ini, ia baru saja melihat papan jalan bertuliskan Jl. Selasih.

"Kenapa sih, Gas?"

"Kamu tahu cafe Cemara yang ada di sekitar sini ga?" tanya Agas mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Cemara? Ga tahu tuh. Kafe baru ya?"

Agastya juga tak tahu. Tapi apakah benar Anastasia mendatangi cafe di sekitar sini? Dan selama ini, ia juga baru sadar kalau restaurant yang biasa ia datangi bersama Larissa berada di sekitar Jl. Selasih.

Tapi dimana Anastasia berada?

***

Anastasia memang berada di Jl. Selasih, tepatnya di cafe Cemara. Coffee Shop berdesain klasik ini begitu luas dan dipenuhi dengan kesan estetik.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang