36

401 62 8
                                    

"Bryan, ngemall yuk! Udah lama aku nggak ngabisin uang nih..."

Willy bicara dengan suara nyaring seperti biasa. Bel pulang memang sudah berbunyi, tapi masalahnya Pak Raga masih membereskan lembar-lembar jawaban di meja guru. Dan lagi, semua teman-teman langsung pada menatap ke arah mejaku.

"Aku lagi kesel banget! Si Zilan udah aku singkirin, sekarang malah muncul abang kamu..."

Dan kalian tahu, apa hal bodoh yang aku lakukan selanjutnya...?

"Mahesa, Reino, kita jalan bareng aja yuk. Gimana?"

"Mending kamu ajak mereka, daripada si item itu.."

"Emang ke mall mau ngapain?" Tanya Reino.

Willy ngerangkul aku. "Duit di rekening udah kebanyakkan. Waktunya buat ngosongin.."

"Kamu itu belum sunat, jangan sombong.." Desisku.

"Jangan diungkit terus apa sih, Bryan.."

"Willy mau traktir makan. Ya, kan?"

"Emang kamu mau makan apa? Biasanya juga kamu makan pop mie.."

Dengan wajah cemberut, aku tinggal Bryan. Bahkan Pak Raga yang masih ada di mejanya pun, nggak aku sapa.

"Jangan ngambek apa..." Bryan menyusul. Dia langsung mengalungkan tangannya pada tangan kiriku.

"Regi..."

Regi sekarang sudah bawa motor sendiri. Meski cuma motor matik bekas, tapi seenggaknya dia nggak naik ojol, atau dianterin terus sama Mas Wira.

Lagian, pasti Mas Wira jengkel juga setiap hari harus antar jemput Regi. Kecuali aku yang diantar jemput, pasti Mas Wira nggak akan nolak.

"Feb.."

"Aku mau ke mall sama Willy. Kamu..."

"Aku nggak bisa, Feb. Maaf.." Jawab Ragi sambil garuk belakang kepalanya. "Aku harus ngajar renang, terus shift sore nanti.."

"Kamu belum sharelok alamat rumahnya Mas Surya."

"Iya, nanti aku sharelok."

"Dek...!" Abang lari-lari kecil. "Mas Taka nggak bisa jemput. Katanya dia lagi ada urusan."

"Kebetulan, bang. Aku diajak Willy ke mall."

"Mau ngapain?"

"Mau ngabisin uanglah, bang." Willy cengar-cengir.

"Adek ada uang, kan?" Abang sudah mau mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya.

"Ada, bang. Adek kan juga dikasih sama papa.."

"Aku duluan, ya.." Regi pamit. Rupanya dia sudah ditunggu sama anggota klub renang lainnya.

"Abang mau balik lagi, dek. Karena ada beberapa dokumen yang harus diurus." Abang sempat mencium dahiku sebelum dia pergi.

Pak Agus membukakan pintu untukku, sementara Pak Andika membukakan pintu untuk Willy.

Baru aku naik, dan Pak Agus akan menutup pintu, Reino menghampiriku sambil menarik-narik paksa tangan Mahesa.

The Dark SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang