58

69 9 1
                                    

"Kebakaran hebat terjadi sebuah rumah mewah! Saat polisi mengadakan olah tkp, polisi menemukan sebuah ruang bawah tanah, dengan banyak kerangkeng dan tulang belulang manusia di dalamnya..!"

"Polisi juga mengamankan berkilo-kilo sabu, ganja, serta obat-obatan psikotropika lainnya.."

"Diketahui, bahwa pemilik rumah mewah tersebut adalah seorang cucu dari seorang pengusaha properti ternama.."

"Polisi juga turut mengamankan berbagai alat kontrasepsi, seks toys , serta beberapa pakaian dengan noda sperma tertinggal yang telah mengering, yang diduga milik dari para korban.."

"Kejadian itu tentu menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana mungkin, seseorang bisa mempunyai penjara manusia bawah tanah, sementara posisinya ada di tengah-tengah ibu kota..!"

"Berbagai spekulasi pun muncul, apakah mungkin kejadian yang menimpa pengusaha muda dan sukses berinisial TM ini, berkaitan erat dengan kasus seorang jenderal polisi, yang telah tertangkap sebelumnya...!?"

• • •

• • •

• • •

"Mas Taka bisa masak nggak, sih...?!" Aku refleks berteriak, saat mencicipi telur ceplok buatannya yang sangat asin.

"Kenapa, dek? Asin? Perasaan tadi mas udah pas, ngasih garamnya.."

"Assalamulaikum.."

"Waalaikumsalam! Sebentar..!" Aku beranjak membukakan pintu depan. Dari suaranya, aku sudah tahu siapa pemiliknya. "Mas Surya..."

Mas Surya mendaratkan sebuah ciuman hangat di dahiku.

"Kenapa wajahnya ditekuk gitu?"

"Tuh, Mas Taka! Buat telor ceplok aja, garamnya tiga sendok munjung!"

"Coba mas cicipi.."

Mas Surya itu orangnya agak ngeyelan. Dia nggak akan percaya sesuatu, sebelum dia merasakannya sendiri.

Sambil menyengir, dia telan potongan kecil telor ceplok dari piringku.

"Asin ya, Sur..?"

"Kamu mau bikin telor ceplok, apa pabrik garam..?"

"Aku bilang juga apa, mending Mas Taka sama Mas Surya menikah aja.."

Kedua pria itu, masih saja sungkan dan malu-malu. Padahal waktu itu aku pernah sekali menangkap basah, saat keduanya sedang ciuman di balkon belakang.

"Mana bisa, dua pria straight dengan posisi top, menikah?" Mas Surya mengambil botol air dingin dari kulkas.

"Nikah mah, nikah aja. Nanti aku yang jadi bottomnya.."

Boro-boro menanggapi perkataanku. Mas Surya malah ke balkon belakang, untuk merokok. Sementara Mas Taka, sedang mencoba kembali membuat ceplok telor, untuk yang kesekian belas kalinya.

Aku duduk di sofa reyot ruang tamu. Stasiun-stasiun tv lokal, masih saja menjadikan Mas Tama, sebagai topik berita utama mereka. Bahkan kini, nama Om Setyanto dan Willy pun, ikut bangkit kembali ke permukaan.

Memang sungguh banyak hal tak terduga terjadi dalam kehidupanku.

Seperti misalnya saja, bagaimana mungkin caranya Regi menguburkan mayat Pak Kian, Bang Agung, serta Mas Adnan, di halaman belakang rumah mamahnya. Tante Hafsah.

Dan bagaimana mungkin, Willy mempunyai sebuah ruang rahasia -- dimana ruang itu dipakainya sebagai ruang penyiksaan, yang dia gunakan untuk menyiksa para pengawal yang bekerja di rumahnya, yang kemudian setiap adegan itu dia rekam sendiri dengan kesadaran penuh.

The Dark SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang