Setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam dari Jakarta menuju Bandung, akhirnya mobil civic merah milik Ganendra perlahan memasuki pelataran parkir sebuah villa yang sudah ramai dipenuhi kendaraan roda empat berbagai merek milik sanak saudara Faleesha dari pihak Ayahnya.
Ganendra pun memarkirkan mobilnya di slot kosong tepat di samping Rubicon putih milik Rivan, Ayah Faleesha bertengger.
Faleesha yang terlebih dahulu turun, disusul dengan Ganendra di belakang yang menenteng satu tas besar berisi perlengkapan mereka yang akan menghabiskan waktu liburan singkat tiga hari dua malam di villa sewaan yang terletak di wilayah Lembang.
Perempuan itu memperlambat langkahnya sebelum menerobos pintu masuk utama, menunggu Ganendra untuk berjalan bersama.
"Yuk," sadar sedang ditunggu, Ganendra pun mempercepat langkahnya, lantas menggenggam tangan wanitanya bersamaan masuk ke dalam ruangan luas tempat di mana para orangtua, sepupu-sepupu beserta keponakannya berkumpul.
"Tante Aleee!" seorang bocah laki-laki berumur tiga tahun berlari kecil setelah memanggil Faleesha keras. Saking kerasnya, sampai mengundang perhatian tiga bocah lain yang berada di ruangan yang sama.
Buru-buru mereka bersamaan menghambur menyapa Faleesha yang telah siap memberikan pelukan hangat di tengah hawa yang dingin.
"Haloo fans-fansku," sapa Faleesha merendahkan dirinya.
Widya, sepupu Faleesha yang umurnya dua tahun lebih muda memandang perempuan itu geli, "Anak gue mau-maunya aja sih nyamperin lo, Teh." komentarnya seraya mengupas jeruk.
Faleesha tertawa, "Anak lo duluan yang nyambut gue." belanya.
Nama bocah laki-laki yang pertama kali menyambut Faleesha adalah Aryo, anak pertama dari Widya dan suaminya, Zidan. Sejak gadis memang Faleesha suka anak kecil, jadi begitu diberi keponakan, ia senang bukan main sehingga rajin-rajin mengunjungi rumah sepupu-sepupunya tuk sekadar memberi hadiah maupun melepas penat dengan bermain bersama.
"Om ganteng nggak dipeluk juga?" Ganendra kembali bergabung bersama Faleesha setelah tadi menaruh tas di ruangan yang ditunjukkan oleh Aqila—adik Faleesha—sebagai kamar yang akan keduanya tempati selama tiga hari dua malam berada disini.
Tak lupa, Ganendra menyempatkan diri untuk menyapa orangtua serta Om dan Tante Faleesha yang juga hadir hari ini.
Kontan, bocah-bocah itu beralih menyapa Ganendra lewat pelukan dengan tangan-tangan kecilnya.
"Nanti pada mau berenang nggak?" tawarnya tiba-tiba karena menurut review yang diberikan di web, villa ini punya kolam renang khusus anak-anak.
Empat bocah tersebut berseru kompak. Gemas, Ganendra mengelus rambut mereka secara bergantian seringan kapas, "Oke! Nanti sore kita berenang yaa. Sekarang makan dulu, yang nggak isi bensin, nggak boleh berenang!" katanya memberi syarat.
Faleesha menyikut perut Ganendra, lalu mendekatkan kepalanya, "Emang nggak takut dingin apa airnya?" tanyanya berbisik.
Ganendra melebarkan matanya, "Eh iya ya, kalau dingin gimana?" katanya mulai panik.
Faleesha berdecak, "Ck! Makanya apa-apa tuh diskusi dulu!" omel perempuan itu geleng-geleng kepala.
Ganendra meringis, "Sori, sori."
"Yaudah nggakpapa, yang penting makan dulu. Abis ini aku cek air kolam renangnya,"
"Oke sayang."
Belakangan ini Ganendra kerap kali memanggil Faleesha dengan sebutan 'sayang'. Padahal sejak mengenal lelaki itu di jenjang perguruan tinggi, dan menjadi saksi hidup perjalanan cinta Ganendra dengan mantan-mantannya, tak sekalipun ada yang lelaki itu panggil 'sayang' dengan secara sukarela. Alias, baru kalau diminta, Ganendra akan melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Akad
FanfictionDulu waktu jamannya kuliah, Faleesha paling ogah berurusan sama Ganendra. Karena selain cowok itu omongannya sepedes cabe Carolina Reaper, gengsinya gede pula. Tapi hidup emang suka bercanda, mati-matian ngehindarin, eh.. ujungnya akad juga. -•-•-•...