Ganendra menautkan jari jemarinya di bawah sana. Matanya bergerak gelisah, berulang kali melirik Faleesha di sudut sana tengah berkumpul bersama kawan-kawan lamanya. Malam minggu yang biasa dihabiskan keduanya untuk keluarga harus diganti dengan agenda lain khusus hari ini.
Zevanya, putri mereka yang minggu ini genap berusia sepuluh bulan itu ada di rumah, dijaga lengkap oleh Kakek dan Neneknya dari dua sisi keluarga.
Malam ini, Ganendra juga Faleesha sepakat tuk menghadiri reuni angkatan semasa kuliah mereka. Faleesha menolak usul ini awalnya, namun berkat rayu bujuk Ganendra, wanita itu akhirnya terbuai.
Bertempat rooftop salah satu gedung pencakar langit di Pusat Jakarta, acara yang diprakarsai oleh ketua angkatan mereka dilaksanakan. Acara dimulai sejak pukul tujuh dengan dresscode hitam bawahan jeans.
"Ngeliatin apa sih bos?" Devian menegur, menepuk pundak Ganendra yang terkesiap.
"Oh, nggak, lagi iseng aja ngeliat-ngeliat." jawab Ganendra berbohong. Bisa-bisa mereka mengecapnya sebagai suami posesif jika ia menjawab hatinya dilanda resah lantaran Kresna—laki-laki tampan yang ia ketahui pernah dekat dengan Faleesha semasa kuliah dulu—kini bergabung bersama Faleesha juga kawan-kawannya disana.
"Mau gabung aja sama Fal?" Jevian merapatkan diri, menangkap arti pandangan juga gestur Ganendra.
Ganendra menebar pandangan pada keempat sahabatnya.
"Nggakpapa kali bos, daripada mata lo lama-lama ngeluarin laser kayak superman." kelakar Brian yang ditanggapi oleh tawa dari kawan-kawannya yang lain.
Shaka terkekeh, "Gue juga paham Bang rasanya begitu mah. Was-was pasti." lelaki tampan itu meyakinkan perasaan gelisah Ganendra.
Devian mengusap punggung Ganendra, "Ayo kita sok-sok ambil minum, terus nimbrung disitu." ucapnya mengusulkan ide mengenai tata cara bergabung tanpa terlihat canggung.
"Emang ada apa sih sama Kresna?" Devian berbisik, mendekat ke arah Jevian tuk mengorek informasi.
"Itu loh, dia kan pernah deket sama Fal waktu awal-awal. Yang satu angkatan sampe udah ngeship taunya nggak jadian."
"Pake speaker aja sekalian biar bisik-bisiknya nggak kedengeran." Ganendra melempar sarkas.
Sontak, Devian membekap mulutnya dengan mata melebar, "OH IYA BENER, ITU DIA YA?! Astaga, kenapa nggak jadian sih?! Lucu banget padahal," lelaki itu seakan tak peduli jika tatapan Ganendra dapat sewaktu-waktu menghunus dirinya.
"Udah, yuk yuk gabung yuk." Shaka melerai sebelum perdebatan ini menemui episode yang panjang.
Lantas ditariknya tangan Ganendra, melangkahkan kaki guna meringkas jarak hingga akhirnya berhasil bergabung dengan kawanan Faleesha yang menyambut kelimanya dengan sambutan hangat.
"Ih ini dia si Ganen. Baru aja tadi kita bahas." Kara membuka percakapan.
Ganendra mengulas senyum, "Bahas apa emang?"
"Bahas—"
"Bukan apa-apa." Faleesha menyela, menepuk paha Kara yang kebingungan.
"Halo Ganen, udah lama nggak ketemu nih kita." tepat sebelum Ganendra hendak melancarkan protes, Kresna hadir menyisip.
Ganendra mengangguk, menjabat tangan yang terlebih dahulu diulurkan Kresna.
"Oh iya, Na. Biasa lah, kita kan jadi laki sibuk nyari duit."
Kresna tertawa, "Iya bener. Lo gimana sekarang? Udah ada pasangan? Karena terakhir kali gue inget lo ngeluh susah nyari cewek nggak, sih?"
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Akad
FanfictionDulu waktu jamannya kuliah, Faleesha paling ogah berurusan sama Ganendra. Karena selain cowok itu omongannya sepedes cabe Carolina Reaper, gengsinya gede pula. Tapi hidup emang suka bercanda, mati-matian ngehindarin, eh.. ujungnya akad juga. -•-•-•...