25. Seka

7.4K 662 13
                                    

Sepulang dari toko untuk melakukan rapat rutin dengan para karyawannya, Faleesha pulang ke rumah di waktu yang tepat menunjukkan pukul empat sore. Mungkin karena tengah berbadan dua, fisiknya jadi mudah lelah, tak seperti saat ia masih belum isi.

Padahal yang ia lakukan tak jauh-jauh dari duduk, menyicipi kue-kue serta calon kue yang akan dijual nantinya, dan berkutat dengan data di laptop. Tak ada pekerjaan berat yang dilakukannya secara fisik. Semua dilakukan dengan otak, namun tetap saja.

"HUAAAH." Ia meregangkan tubuhnya, melempar diri ke atas ranjang empuk juga ruangan yang sejuk lantaran meminta asisten rumah tangganya tuk menyetel pendingin ruangan tiga puluh menit sebelum ia sampai di rumah.

Matanya berat, minta dipejamkan, namun Faleesha belum sempat bersih-bersih.

Untuk itu, demi mengusir rasa kantuknya, Faleesha merogoh kantung celana-nya, lantas mengeluarkan benda pipih pintar berwarna putih dengan tiga kamera di belakangnya.

Ada kiriman video dari Aqila, adiknya.

Video yang nampaknya berasal dari platform yang tengah diganderungi masyarakat kini, aplikasi berlogo melodi.

'Cobain ke A Ganen dong.' Pesan itu tersisip di bawah video yang dikirim.

Faleesha mengerutkan keningnya. Apaan nih??? Pasti video nggak jelas lagi, batinnya memprediksi.

Biar begitu, Faleesha tetap menonton tiap-tiap video yang dikirimkan adiknya, meski kerap kali di akhir, ia membalas dengan jawaban yang hampir selalu sama: gak jelas deeeh

Namun kali ini ia temui berbeda.

Video itu nampak menarik, juga menggugah tuk dibuat ulang.

Video yang dikirimkan Aqila adalah video prank dimana sang perempuan menghapus bekas bibir lelakinya selepas diberi kecupan di pipi. Boleh juga, sekali-kali ah mau ngetes gimana reaksinya, kata Faleesha seraya manggut-manggut, berniat berlaku demikian pada Ganendra, nanti sepulang cintanya itu bekerja.

"Okeh! Mandi dulu deh, lengket juga nih badan," putusnya bangkit dari rebahan, melangkah masuk ke kamar mandi tuk membersihkan diri.

**

Ganendra punya kebiasaan untuk menyapanya sesaat setelah menginjakkan kaki kembali di rumah. Bentuk sapaannya bermacam, kadang lewat kecupan di pipi maupun dahi, kadang minta dipeluk, atau sekadar high five yang entah kebiasaannya itu berasal dari mana.

Seperti saat ini.

Lelaki itu memasuki kamar dengan wajah berbinar, "AKU PULAAANG." Pekiknya berlari menghambur ke sudut ruangan, tempat Faleesha tengah membaca buku di single sofa bertemankan teh hangat di meja kecil.

Tanpa aba-aba, Ganendra mendaratkan belasan kecupan di sepanjang permukaan wajah Faleesha yang nampak sudah biasa mendapat serangan.

Ya aduh, pr banget nih belagak ngapusinnya, batin Faleesha berbicara.

Tuntas dari kegiatannya, Ganendra kemudian kembali tegak.

Masih dengan senyum mesem-mesem, Ganendra menatap istrinya intens.

Bertepatan dengan itu, Faleesha menyeka jejak-jejak bibir Ganendra di seluruh wajahnya menggunakan tissue.

Ganendra terkesiap, mengerjap-ngerjap. Tak biasanya.

Lalu pria itu mengendus wangi tubuhnya sendiri, "Aku bau ya? Bentar, mandi dulu, abis itu aku timpal ulang." Ucapnya yang langsung ngibrit masuk ke kamar mandi.

Faleesha tak kuasa menahan tawanya yang pecah selepas Ganendra masuk ke kamar mandi.

Tak ada yang salah dengan Ganendra. Harum tubuhnya masih sama memabukkan seperti ciuman pertama mereka.

Teman Tapi AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang