🌹🌹🌹
"Never forget who was there for you when no one else was and hug you when you need."
🌹🌹🌹
Rudi menyalakan layar besar di hadapan Xander dan Gitta. "Kami telah mendapatkan informasi baru kalau sekarang Vionna telah memegang kendali penuh atas geng api setelah membunuh Simon. Vionna menyatakan kematian Simon adalah ulah dua orang penyusup yang masuk ke kamarnya malam itu, tidak lain yang dia maksud adalah kau dan Devan. Dia mengkambing hitamkan kalian berdua."
Gitta mengepalkan tangannya. "Wanita licik."
"Orang-orang menyebutnya ular cantik, dia memang licik seperti ular," ujar Xander.
Rudi menghela napas berat. "Gitta, apakah Vionna dan bodyguard-nya tidak pernah melihat wajahmu?"
Gitta menggeleng. "Waktu itu lampunya mati. Mereka tidak sempat melihatku bahkan ketika Devan mendorongku keluar dari jendela."
"Baguslah." Rudi kembali ke layar. "Aku harap kau dan Xander bisa menjadi partner yang akur. Bagaimana pun juga kau akan membutuhkannya. Xander adalah mantan BIN. Dia sudah biasa dengan hal-hal seperti ini sebelumnya."
Gitta menoleh pada Xander. "BIN? Dia benar-benar dari BIN?"
Rudi mengangguk. "Dia ahli dalam penyamaran."
Gitta terkagum-kagum. "Aku tidak menyangka ada anggota BIN yang tertarik bergabung dengan ARN."
"Aku ingin berkeliling dunia sepertimu. Selama menjadi BIN, aku hanya bertugas di dalam negeri," ucap Xander.
Rudi tampaknya melupakan sesuatu. "Oh, ya... ada yang ingin aku perkenalkan pada kalian."
Seorang gadis berambut lurus memasuki ruangan. Gitta terbelalak kaget. "Royce?"
"Hai, Gitta. Pak Rudi menceritakan banyak tentangmu. Aku tidak mengira kita bisa satu kantor," ucap Royce.
"Apa?" Gitta memundurkan wajahnya.
"Kalian bertetangga, kan?" Tanya Rudi.
Royce dan Gitta mengangguk. Rudi menoleh pada Xander. "Roycelyn berasal dari BIN, apa kalian tidak saling mengenal?"
"Dia dari BIN juga?" Gumam Gitta.
Royce menggeleng. "Kami belum pernah bertemu."
"Aku dibagian penyamaran," ucap Xander.
"Aku dibagian pengarahan dan komando," jawav Royce.
Xander dan Gitta membeku mendengar ucapan Royce. Secara tingkatan, Royce memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka berdua.
"Dia akan memberikan komando pada kalian selama menjalani misi. Sebelumnya Devan dan Gitta melakukan misi dengan spontan tanpa komando, karena mereka biasa melakukannya. Tapi, sekarang aku ingin kalian dikomando," kata Rudi.
Royce mengusap punggung Gitta dan Xander. "Mari kita bekerja sama, junior-juniorku."
"Junior? Bukankah kita seumuran?" Tanya Gitta.
"Hei, aku lebih tua darimu," ujar Xander
"Dia senior kalian, Gitta, Xander. Dia lebih dulu masuk ARN sebelum kalian," ucap Rudi.
Gitta memutar bola matanya.
Rudi memberikan dua map berwarna coklat pudar kepada Xander dan Gitta. Mereka berdua membukanya dan mempelajarinya.
Sebelum berangkat ke New York, Xander dan Gitta dipasangi alat komunikasi dan alat pelacak.
Rudi menepuk bahu Xander dan Gitta. "Aku berharap lebih pada kalian. Jangan sampai kalian mati di tangan Vionna."
Mereka pun terbang ke New York.
Sesampainya di sana, Xander dan Gitta sudah melakukan penyamaran.
Gitta adalah Dini, seorang mahasiswi pindahan dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa dan berkuliah di salah satu universitas di New York yang mana Vionna mendanai universitas tersebut. Gitta berpenampilan culun dengan rambut pendek dan kacamata besar. Dia akan tinggal di sebuah kamar di rumah seseorang bernama Sarah Milton, janda beranak dua.
Sementara Xander adalah Dimas yang merupakan seorang arsitek. Dia akan mengurus pembangunan aula pertemuan milik Vionna.
Gitta sedang mengerjakan tugas dari kampus di kamar milik Sarah yang dia sewa. Dalam rumah tersebut ada pemilik rumah yaitu Sarah dan dua putrinya. Anak yang pertama bernama Anna yang duduk dibangku SMA dan yang kedua Bella yang masih TK. Selain menyewakan kamar di rumahnya, Sarah juga memiliki toko bunga sebagai ladang usaha. Lalu yang menyewa kamarnya ada Gitta sebagai Dini, Aisyah mahasiswi berhijab yang berdarah Turki, dan beberapa mahasiswi lainnya yang merupakan orang asli Amerika, Elina, Giselle, dan Andrea. Mereka semua satu kampus.
Aisyah adalah gadis yang baik. Dia suka membantu Gitta yang mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan tugasnya seperti saat ini. Ya, meskipun mereka berdua tidak berada dalam jurusan yang sama. Hanya Elina yang satu kelas dengan Gitta.
Setelah lulus kuliah, aku bekerja dan kembali berkuliah, apa-apaan ini, Pak Rudi? Keluh Gitta dalam hati.
"Oh, ya, Dini... kau berasal dari Indonesia, ya?" Tanya Aisyah.
Gitta mengangguk sambil membenarkan kacamatanya. "Iya, aku berasal dari Jakarta Selatan."
"Kudengar agama terbesar di Indonesia adalah muslim, apa itu benar?" Tanya Aisyah.
Gitta mengangguk. "Benar, tapi aku non muslim."
"Oh, maafkan aku."
"Tidak apa-apa, di Indonesia diajarkan toleransi. Kami tidak pernah membedakan orang hanya karena berbeda kepercayaan. Ada banyak agama di Indonesia, tapi yang beragama Islam yang paling banyak," ucap Gitta.
Aisyah menunduk. "Aku sangat ingin mendatangi Indonesia, karena kupikir aku tidak akan mendapatkan masalah di sana, karena mayoritas mereka beragama sama sepertiku. Terkadang aku pergi ke suatu negara dan mereka membenciku bahkan melempariku hanya karena aku berhijab."
Gitta mengusap bahu Aisyah. "Tidak semua orang seperti itu. Kalau kau mau, suatu hari kita akan pergi ke Indonesia."
Aisyah tersenyum. "Terima kasih, Dini."
Sementara Xander sedang merancang ulang denah aula untuk Vionna. "Kita lihat nanti, apa yang akan terjadi. Bangunan ini akan segera selesai."
🌹🌹🌹
17.10 | 12 Maret 2021
By Ucu Irna Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
H-12 : CATCH
ActionDevan dan Gitta diperintahkan ARN untuk menangkap penjahat internasional yang berkewarganegaraan Indonesia di New York, yaitu seorang gangster yang terkenal berbahaya. Mereka terjebak dalam situasi yang sulit. Di mana Devan mengorbankan dirinya unt...