H12 - 16

12 1 0
                                    

🌹🌹🌹

"Painful is moment when you wait for him but he forgets his promis to you."

🌹🌹🌹

Misi dimulai.

Gitta mengemas semua peralatan yang perlu dia bawa. Begitu pun dengan Xander. Dia memasukkan semua peluru cadangan.

Hari ini Gitta memakai pakaian serba hitam. Dia bertopi dan bermasker. Jangan lupakan kacamata hitamnya. Sementara Xander harus tetap berpenampilan seperti biasanya di mana dirinya masih seorang Dimas Aditya.

"Royce, tetap terhubung. Jika ada sesuatu, cepat berikan instruksi," kata Gitta.

Di seberang sana Royce menjawab, "Baik, bersiaplah."

Gitta menepuk bahu Xander. "Kita akan melakukan yang terbaik."

Xander mengangguk. "Kita akan mengakhiri misi ini sesegera mungkin dengan menangkap Vionna dan membawa kembali Devansa Hermawan."

Gitta mengangguk sambil tersenyum sendu.

Sementara itu, Sarah mendapatkan paket dari Dini berupa kacamata untuk Anna. Selain Sarah, Aisyah juga mendapatkan paket berupa tiket pesawat ke Indonesia.

Gitta pergi duluan ke aula. Gadis itu memasuki ruang kendali yang berada di ruang bawah tanah, seperti yang sudah direncanakan Xander semalam. Ada banyak CCTV yang terpasang. Gitta bisa melihat semua sudut. Ada beberapa orang yang menyiapkan ruangan untuk pertemuan penting tersebut.

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Barulah beberapa bodyguard masuk bersama Vionna.

Gitta menautkan alisnya. Dia berharap Vionna membawa Devan, tapi pria itu tidak ada di sana. Gitta merasa khawatir semenjak titik merah Devan menghilang dari lokasi pelacakan. Dia masih berpikir positif, mungkin Devan sedang duduk di mobil seperti biasanya.

"Gitta."

Gadis itu terhenyak kaget saat Xander masuk dan menghampiri ruang kendali. Pria itu sudah membuka penyamarannya. Dia memakai pakaian serba hitam juga seperti Gitta.

"Apa aku mengagetkanmu?" Tanya Xander sambil memusatkan perhatiannya ke layar. Mereka berdua tampak begitu serius.

"Kenapa belum ada reaksi?" Tanya Xander.

"Entahlah." Gitta tampak khawatir.

Vionna memberikan pidato. "Geng api adalah geng yang paling kuat. Kita akan membuat geng ini lebih besar lagi...."

Terlihat beberapa bodyguard memegang perut mereka. Tampaknya mereka kesakitan. Mereka sudah meminum air racun yang Gitta buat. Marco yang memasukkan racun itu ke dalam minuman para bodyguard dan para anggota geng api.

"Sepertinya sudah bereaksi," kata Gitta.

Vionna masih berpidato, ".... Dengan berat hati, aku akan membuat revolusi di geng api dengan menggantikan posisi mendiang pamanku sebagai ketua geng api."

Berakhirnya kalimat itu, semua orang di ruangan tersebut terkulai dan tak sadarkan diri.

Vionna terbelalak kaget. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Siapa yang melakukan ini padaku?!"

"Sekarang," bisik Xander.

Gitta menekan tombol yang membuat Vionna jatuh ke bawah tanah tempat mereka berada. Ternyata itulah rencana yang sudah dipersiapkan oleh Xander.

Gitta dan Xander segera menghampiri Vionna untuk meringkusnya.

"Lagi-lagi ARN mengirimkan orang," geram Vionna. Wanita itu menyerang Gitta yang akan meringkusnya.

H-12 : CATCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang