Jesi 12 • Always be Mine

48.3K 6.1K 250
                                    

"Wah, menarik sekali ya pak untuk jawaban-jawabannya..." Aku menyelonjorkan kaki sembari menikmati acara talk show di televisi yang ada di hadapan.

Bintang tamu yang sedang di wawancarai ini tersenyum mengkhawatirkan seperti biasanya. Mengkhawatirkan dalam tanda kutip karena berhasil menggalaukan banyak anak orang di negeri ini.

Aku mengambil kacang almond dari atas meja hadapanku, lalu kembali memfokuskan pandangan ke arah depan. "Ini saya akan pilih jawaban paling populer di kalangan netizen ya, Pak." Mas Rizal yang duduk di samping kirinya hanya mengangguk mengiyakan.

"Kalau untuk kriteria ibu menteri bagaimana ya, Pak?"

Sang pembawa acara tertawa setelah membaca pertanyaan dari salah satu penonton yang masuk lewat akun sosial media. "Sepertinya ini adalah jawaban yang paling di tunggu-tunggu oleh anak muda nih pak menteri..." Ucap Mbak Bila aka sang pembawa acara pada acara yang aku tonton sekarang.

"Wah, kalau ini pertanyaaan berat ya..." Mas Rizal memulai jawaban pertanyaan tersebut dengan kalimat yang cukup santai.

Jujurly aku pribadi di sini cukup deg-degan. Seperti apa kiranya dia akan mendeskripsikan tipe idealnya dan apakah aku termasuk ke dalam  kriterianya tersebut.

"Kalau ini yang penting orangnya baik dan sayang orang tua. Dan yang lebih pentingnya lagi saya juga suka sama dia." Jawabnya sembari melihat ke arah mereka.

Aku mendengus. Tipe ideal yang disebutkannya masih sangat jauh dari kata menjerumus atau bahasa mudahnya terlalu common. Sangat biasa hingga sepertinya kriteria seperti itu agak memang juga masuk pada tipe ideal semua orang.

"Wah, yang pertama ini mungkin masih bisa diusahakan." Mbak Bila menjeda kalimatnya sebentar.

"Kalau untuk yang poin dua nih kira-kira lebih spesifiknya gimana Pak? Mungkin gambaran nyata yang di sukai Pak menteri gimana nih?"

Meski aku tidak suka sang presenter menggali lebih dalam seputar persoalan pribadi seperti ini, namun aku mengerti kenapa dia melakukannya. Antusiasme dari para penonton memang sebagian besar ke ranah itu karena acara yang dihadiri Mas Rizal kali ini memang bukan termasuk acara yang mengulik soal politik seperti biasanya.

Kulihat Mas Rizal sedikit tertawa, yang aku tau pasti itu adalah senyum kurang nyaman atas pertanyaan lebih lanjut wanita yang duduk di sampingnya itu.

Dulu saat setelah menghadiri sebuah acara dia memang  pernah bercerita padaku kalau dia tidak suka menghadiri acara yang terlalu santai. I mean acara santai dalam versinya adalah acara yang bukan membahas isu politik dan lebih mengarah ke acara biasa yang membahas soal kehidupan pribadinya.

"Nah mungkin di sini saya akan sekalian memperjelas jawaban-jawaban yang paling sering muncul di kolom feed instagram saja. Yang apapun fotonya pertanyaan yang diajukan ya tetap saja yang ini..." Jawabnya yang diikuti suara riuh penonton yang iku tertawa

Sementara aku? Aku juga tertawa di tempat dudukku sekarang.

"Untuk yang mempertanyakan tipe ideal, saya secara khusus tidak punya tipe ideal yang saya tetapkan."

"Hanya saja karena kebetulan saya sudah bertemu dengan calon Nyonya Rizal..." Lanjutnya yang membuat studio menjadi semakin riuh dibandingkan sebelumnya sampai membuat sang pembawa acara harus turun tangan untuk menenangkan.

"Ini mau dilanjut nggak nih?" Tanyanya karena penonton memang benar-benar ribut hingga aku yang menyaksikan acara ini di apartemen bahkan bisa mendengarnya.

Sebuah acara live yang biasanya aman dan tentram seketika menjadi riuh hanya karena satu jawaban yang bahkan belum selesai diucapkan oleh bintang tamunya.

"Waduh, sepertinya permintaan Pak Menteri langsung diikuti nih sama para penonton."

Sembari tersenyum Mbak Bila melanjutkan. "Mungkin karena kaget dan saking penasarannya ya ini jadi studio langsung riuh begini  pemirsa...." Mbak Bila memberi pengertian pada para penonton di rumah tentang situasi yang sedang dihadapi.

"Silahkan di lanjut, Pak..." Kini kamera kembali menyorot ke wajah tampan Mas Rizal.

"Alhamdulilahnya sekarang saya sudah menemukan calon Nyonya Rizal sehingga jika ke depannya ada pertanyaan semacam ini lagi maka saya dengan mantap akan mengatakan bahwa tipe ideal saya ya yang seperti dia..."

Ya Allah bunda, meleleh aku ...
Teriakku sembari memukul-mukul bantal sofa yang ada di sampingku.

***

SEMPAT MENYEBUT SUDAH PUNYA CALON, BERIKUT SEDERET NAMA YANG DIDUGA ADALAH CALON ISTRI PAK MENTERI SOSIAL

BEBERAPA NAMA YANG DIDUGA SEBAGAI KEKASIH MUHAMMAD LEONARDO  RIZAL, SALAH SATUNYA ADALAH SELEBRITIS TERKENAL?

BERIKUT 10 NAMA PEREMPUAN YANG DIKABARKAN DEKAT DENGAN SANG MENTERI, SALAH SATUNYA YANG DISEBUT SEBAGAI CALON ISTRI?

Aku masih menggulir layar ponselku karena judul yang tersedia lumayan banyak dan menarik perhatian.

Setelah acara yang dihadirinya itu, Mas Rizal memang mendadak jadi trending satu di twitter hingga saat ini.

Semua orang membicarakannya yang terang-terangan mengakui sudah punya calon istri namun tidak mempublikasikannya, atau spekulasi-spekulasi tentang seperti apa sosok wanita yang disebut-sebut sebagai calon Nyonya Rizal dalam kehidupannya.

Aku menghela napas. Setelah beralih ke media sosial twitter beberapa menit lalu,  aku benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kolom reply sebuah postingan yang cukup ramai karena di post oleh salah satu selebgram yang selama ini secara terang-terangan mengatakan sangat menyukai Mas Rizal.

Dia yang menulis tweet sebuah ungkapan sakit hati karena tempat yang diidam-idamkannya ternyata sudah dimiliki oleh orang lain, kolom reply nya sudah menyentuh angka hampir lima ribu dengan berbagai ungkapan yang bervariasi.

Ungkapan yang sama-sama menunjukkan rasa sakit hati karena sang idola ternyata sudah punya tambatan hati, orang yang berkomentar-komentar lucu bahkan absurd hingga orang berjualan aplikasi.

Belum juga aku membaca lebih banyak, sebuah panggilan masuk berhasil menginterupsi.

Mas Pacar is voice calling

"Halo? Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam, Mbak..."

"Kenapa, Mas?" Tanyaku pada laki-laki dia sebrang telepon.

Tidak biasanya dia meneleponku langsung seperti ini  karena pasti dia menghubungiku lewat pesan terlebih dulu.

"Mau go public, nggak?"

"Ha?" Rasanya aku tidak ingin bangun dari tidurku sekarang.


BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang