Selamat hari Senin teman!
Jangan lupa sarapan sebelum beraktivitas 😊Jangan lupa follow author di wp sama Instagram @coochoci
Terima kasih dan selamat membaca
***
"Aku cuma mau cerita aja, bee."
Aku masih memandang tidak percaya pada apa yang barusan dikatakan oleh Mas Rizal. Entah aku yang ketara sekali sedang bad mood karena mantan gebetannya atau bagaimana, yang jelas dia langsung paham bahwa ke tak acuhan ku sejak tadi karena sedang kesal dengan pikiranku sendiri yang malah kemana-mana.
"Kamu serius, Mas?" Mas Rizal di sebelahku mengangguk yakin.
"Jadi hubungan kamu sama Mbak Arin gimana dulu?"
Alih-alih menjawab pertanyaanku, dia justru tertawa entah untuk alasan apa. "Kamu panggilnya mbak?" Aku mengangguk.
"Kenapa?"
"Kan dia lebih tua dari aku, Mas." Ujarku singkat.
"Tapi manggilnya nggak pake nada kaya gini kan?"
"Maksud kamu?"
"Ini kamu bilang 'mbak' nya kaya mau ngajak perang, bee. Kaya nggak ikhlas banget!" Mas Rizal memberitahuku tentang bagaimana intonasi ku saat memanggilnya.
Aku mendengus. "Ya enggak lah, Mas. Aku kan ramah orangnya."
Mas Rizal di sebelahku terlihat mengangguk-angguk. "Terus sekarang kenapa enggak?"
"Ya aku kesel sama kamuuuuu!"
"Ha?" Sembari menautkan dahi, Mas Rizal mencoba menuntut penjelasan dari satu kalimat singkat ku barusan.
"Ya kamu nggak pernah cerita tentang mantan kamu, Mas!"
"Kalo aku nggak nanya duluan kamu pasti juga nggak bakal ngomong." Lanjutku kesal.
"Ya ngapain aku cerita-cerita, bee. Masa lalu kan nggak buat di inget-inget!" Jawabnya enteng. Begitu enteng tanpa menyadari bahwa persoalan mantannya itu sudah membuat kepala ku berat karena memikirkannya.
"Ya kan aku pengen tau, Mas....."
"Ya kan kamu nggak pernah ngomong bee, aku mana tau...." Mas Rizal masih saja tidak mau di salahkan atas insiden munculnya mantannya itu.
"Ya kan kamu harusnya langsung paham kalo aku pengen tau!" Jawabku sebelum akhirnya mencebik kesal.
"Oke-oke." Mas Rizal akhirnya memilih mengalah bahwa dia yang salah dan tidak mendebat ku lagi.
"Jadi kamu mau tau yang mana?" Diam-diam aku tersenyum di dalam hati karena orang di samping ku ini mau berbesar hati disalahkan tanpa perlu berdebat panjang.
"Ya kamu ceritain hubungan kalian dulu..."
"Ceritanya panjang, bee."
"Aku siap dengerin."
"Tapi ini nggak bakal cukup kalo cerita di perjalanan ke rumah kamu."
"Kecuali ...." Intonasi suara Mas Rizal sudah berbeda yang menandakan ada sesuatu yang pasti tidak beres akan terjadi.
"Kecuali apa?" Tanyaku menantang.
"Kecuali kamu mau ke apartemen aja pulangnya, terus dengerin aku cerita seharian."
Nah kan nah kan, apa aku bilang.
Ini pasti hanya akal-akalannya saja untuk me-modusi ku. Mana mungkin hanya menceritakan kisah satu mantannya saja membutuhkan waktu seharian seperti apa yang dikatakannya barusan. Paling-paling kalo cuma intinya saja setengah jam juga sudah terlalu lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/298362289-288-k755316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
ChickLit"Kok belum punya pacar kak?" "Kak, kriteria pacarnya yang kaya gimana?" "Spill tipe idealnya dong kak ..." Aku sudah terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Pertanyaan yang harusnya tidak lagi ditanyakan, yang sayangnya malah terus ter...