Rachel dan Kael tampak linglung setelah mendengar cerita Raja Nathaniel.
'Zaka adalah Pangeran Crystal!' batin Rachel dan Kael berseru bersamaan.
Zaka tertawa melihat Rachel dan Kael yang masih tampak bingung.
"Sudahlah, panggil aku Zaka saja seperti biasa dan jangan beritahukan hal ini kepada siapapun dulu." Zaka menekankan ucapannya.
"Mengapa? Bukankah ini adalah kabar baik?" Tanya Kael dengan heran.
"Apakah otak tuamu itu sudah tidak bisa untuk berpikir?" Ucap Zaka dengan sinis.
Kael kesal dan kemudian merenung sesaat hingga akhirnya ia mengerti kenapa identitas Zaka tidak boleh tersebar luas sebelum semua ini berakhir. Jika identitas Zaka yang sebenarnya terungkap maka Raja Kegelapan akan mengincar nyawa Zaka terlebih dahulu karena dianggap akan menjadi penghalang terbesar untuk mendapatkan Rachel dan sekaligus akan digunakan sebagai kelemahan Rachel jika Raja Kegelapan tahu mereka adalah sepasang mate.
Raja Nathaniel kemudian teringat sesuatu dan tongkat berwarna emas sudah berada di tangannya. Raja Nathaniel menggumamkan sesuatu dan muncul sebuah buku yang terlihat sangat usang yang di beberapa bagian terlihat sudah tidak utuh.
Zaka, Rachel dan Kael mendekat untuk melihat buku yang diletakkan di dalam kotak kaca itu. Raja Nathaniel mengeluarkan buku itu dari kotak dan membukannya, semua halaman di buku itu kosong tidak tertulis apapun.
"Kenapa tidak tertulis apapun di buku itu?" Rachel bertanya kepada Raja Nathaniel.
"Semua halaman memang sengaja dikosongkan dan buku ini bukan sembarang buku. Buku ini ditemukan di tempat di mana Raja Rysand menghilang." Jawabnya.
Ucapan Raja Nathaniel membuat Rachel menatap Zaka dengan sendu sementara yang ditatap hanya memberikan senyuman tipis seolah mengatakan jika ia baik-baik saja.
Raja Nathaniel kemudian membuka halaman terakhir buku itu dan terdapat sebuah kalimat di dalamnya.
'Teteskan dua darah yang terpilih.'
"Dua darah yang terpilih? Siapa?" Tanya Zaka.
"Apakah otak mudamu itu sudah tidak bisa untuk berpikir?" Ucap Kael dengan sinis berniat membalas dendam.
"Kau mengejekku?!" Kesal Zaka.
"Kau sendiri yang mulai." Ucap Kael.
"Sudahlah berhenti berdebat, dua darah yang terpilih itu Zaka dan Rachel." Jelas Raja Nathaniel.
"Aku?" Tanya Rachel.
"Kamu dan Zaka adalah darah yang terpilih karena kalian mempunyai darah elf." Jawab Raja Nathaniel.
"Baiklah, ayo kita teteskan!" Ajak Zaka dengan semangat.
Rachel mengangguk sebagai jawaban dan mulai meneteskan darahnya ke buku itu diikuti dengan Zaka. Dua darah sudah tercampur dan kemudian muncul sebuah kalimat lagi.
'Gabungkan sembilan kunci.'
"Aku hanya mempunyai delapan kunci bukan sembilan." Ucap Rachel.
"Sepertinya aku mempunyai satu kunci terakhir?" Ucap Zaka dengan tidak yakin.
Tongkat berwarna coklat bercorak hijau tiba-tiba ada di tangan Zaka. Zaka menggumamkan sesuatu dan sebuah kotak kecil muncul di tangannya. Zaka membuka kotak itu dan kotak kecil bertuliskan angka sembilan ada di dalamnya.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
👉TBC👈
Keyboard laptop dah bener saatnya update lagi mwehe^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbler Academy
FantasyRachel Lexi, gadis cantik berusia 17 tahun yang dibesarkan di panti asuhan. Ia tidak mengetahui siapa orang tuanya. Kehidupannya berlangsung damai hingga suatu hari, Rachel diharuskan melanjutkan sekolahnya di Tumbler Academy. Sekolah yang dia sendi...