22

16.3K 1.2K 188
                                    

'Tenang saja Rachel, sebentar lagi kau akan menemukan rumahmu yang sesungguhnya.' Ucapan Blue dalam mimpi Rachel terus saja terngiang dipikiran Rachel.

'Rumah?'

Rachel menganggap rumah yang Blue maksud adalah rumahnya sewaktu di bumi, membuat Rachel berusaha keras agar tidak terlalu memikirkan ucapan Blue yang menurutnya tidak jelas.

Pagi ini semua murid diliburkan karena adanya kepulangan Rachel. Berita itu menyebar ke seluruh Academy dengan cepat membuat Sasya dan teman-temannya tertawa bahagia. Bahagia di atas penderitaan orang lain.

Rachel menatap barang-barangnya yang sudah ia rapikan tadi. Hatinya terasa sangat berat untuk meninggalkan Academy ini. Rachel merasa jika jalannya masih panjang di Academy ini tapi takdir berkata lain, Academy ini mengeluarkan Rachel yang notabennya masih murid baru.

'Tidak adakah toleransi untuknya?'

'Tidak adakah bimbingan untuknya yang masih tergolong murid baru?'

'Tidak adakah kesempatan lain untuknya?'

'Sebegitu mudahnya mereka mengeluarkannya?'

Banyak pertanyaan dibenak Rachel yang tak bisa ia ungkapkan. Ia ingin menanyakan semuanya untuk meminta kejelasan, tapi kemana ia harus mengadu? Rachel merasa dirinya hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa yang hanya bisa menuruti ucapan orang-orang yang lebih tua darinya agar tak disangka pembangkang.

Rachel hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dengan keadaannya saat ini. Rachel terlihat pucat karena ia tidak makan malam kemarin dan pagi ini pun ia tak berani melangkahkan kakinya ke cafetaria. Rachel tak siap mendengar cacian yang akan terlontar dari mulut orang-orang yang hanya melihat dirinya dengan sebelah mata.

Rachel terpaksa menahan lapar, ia tahu jika di dapur tak ada yang bisa ia makan karena persediaan sudah habis. Agnes yang biasanya membawakan makanan untuk Rachel jika Rachel tak sempat ke cafetaria pun tak melakukannya.

Rachel sangka, Agnes adalah teman yang tulus dan tepat untuk Rachel. Tapi mungkin itu hanya harapan Rachel yang tak akan pernah terwujud. Agnes ternyata sama saja dengan mereka. Agnes menjauhinya karena dirinya terlibat masalah dan Rachel sudah tak kaget lagi dengan perubahan sifat Agnes yang seperti itu.

Lagi-lagi, Rachel hanya bisa menghela nafas mengingat kenangannya bersama Agnes sewaktu di Academy ini. Rachel sudah diberi tahu jika ia akan dipulangkan siang nanti di hadapan seluruh murid Academy.

Rachel merebahkan tubuh lelahnya di ranjang dan memejamkan matanya mencoba mencari ketenangan. Rachel merindukan Kael, Kael yang selalu berusaha menghiburnya jika ia bersedih, Kael yang selalu membuat Rachel tenang. Bagaimana perasaan Kael jika tahu Rachel akan dipulangkan? Mungkinkah naga itu akan sama seperti Agnes atau tidak?

Karena terlalu keras berpikir, Rachel akhirnya tertidur dengan perasaan yang berkecamuk dengan tangan yang menggenggam kalung yang ia pakai.

🔹🔹🔹

Di Kerajaan Tumbler, Ratu Quisin terlihat gelisah dan tak bisa tenang. Ratu Quisin terlihat mondar-mandir di ruangan Raja Veron membuat Raja Veron tak fokus dengan pekerjaannya.

Raja Veron memegang berkas-berkas penting ditangannya, tapi matanya mengawasi setiap gerakan Ratu Quisin. Ratu Quisin ke kanan, mata Raja Veron ikut ke kanan, begitupun sebaliknya.

Kejadian itu berlangsung lama membuat keduanya lelah. Ratu Quisin merasakan lelah di kakinya, sedangkan Raja Veron merasa pusing karena matanya mengikuti setiap gerakan Ratunya itu.

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang