Rachel tidak menyangka jika ia akan dijemput oleh kakak barunya itu. Double Z menghampiri Rachel dan Rachel berpamitan kepada semua orang di panti itu, Rachel memeluk Bundanya lama.
Kemudian Rachel masuk ke mobil itu diikuti Double Z yang membawakan barang-barang milik Rachel, awalnya Rachel bersikeras bahwa ia akan membawa barangnya sendiri tapi Double Z menolak dengan tegas dan mengatakan jika mereka harus memberikan perlakuan yang baik untuk adik baru mereka, Rachel pun hanya bisa mengangguk patuh.
Rachel melambaikan tangannya ke semua orang di panti itu ketika mobil mulai melaju. Tak terasa air mata Rachel turun membasahi pipi mulus Rachel. Rachel segera menyeka air matanya.
"Kenapa kakak yang njemput Rachel?" Tanya Rachel kepada Zaka yang duduk di depan dan disebelahnya Zain yang menyetir mobil.
Zaka menoleh "Karena kamu adik baru kami di Academy jadi kami harus memberikan yang terbaik untukmu"
"Trus Fera sama Dion dijemput siapa? Ntar mereka iri karna aku dijemput kalian apalagi kalau Fera tahu. Bisa jadi akan ada sesi wawancara terpanjang"
Zaka hanya menunduk dan Zain berpura-pura fokus menyetir.
Rachel yang menyadari gelatat Double Z mengernyit bingung, tapi entah mengapa perasaan Rachel mengatakan ada yang tidak beres.
"Kak, sebenarnya ada apa? Kenapa kalian jadi murung?"
"Maafkan kami Rachel, tapi kedua sahabatmu tidak diperbolehkan untuk pindah karena orang tua mereka memihak kepada Raja Kegelapan" Ucap Zaka dengan nada menyesal.
"A-apa" Hanya itu yang dapat Rachel katakan. Rachel tidak menyangka jika orang tua kedua sahabatnya itu sudah mengetahui tentang dunia sihir dan memihak kepada Raja Kegelapan.
Rachel termenung sedih mengingat hari-harinya akan dilalui tanpa kehadiran kedua sahabat terbaiknya.
"Rachel jangan sedih, kan ada kakak" Ucap Zaka mencoba menenangkan Rachel.
"Iya, kan kami udah janji kalo Rachel di Academy nanti Rachel ngga akan ngerasa sendiri" Tambah Zain
Rachel memaksakaan senyumnya, Ia mencoba ikhlas dan siap menjalani hari barunya dengan kehidupan yang baru pula.
Double Z berhasil membuat Rachel tidak sedih lagi, sepanjang perjalanan menuju Academy diiringi canda dan tawa. Double Z senang Rachel sudah kembali seperti semula.
Mobil berhenti di antara dua batu besar yang berada di tepi danau di hutan bagian terdalam. Double mengucapkan sesuatu dan kemudian muncul pintu yang sangat besar dan megah. Mobil segera masuk ke pintu itu dan pintu menutup dengan sendirinya lalu menghilang.
Mobil memasuki area Academy dimana banyak siswa yang sedang berkeliaran di dalamnya. Rachel tidak sempat mengagumi keindahan Academy karna tertidur dengan pulas.
Rachel dibangunkan oleh Zaka saat mobil berhenti di halaman Academy. Rachel mengerjapkan matanya berkali-kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
Rachel melihat sekeliling dan mulutnya ternganga melihat Tumbler Academy yang sangat indah dan mengagumkan. Tumbler Academy sangat luas dan mungkin cukup untuk satu desa. Double Z terkekeh melihat Rachel. Rachel terkesiap dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jujur saja, Rachel merasa sangat malu.
Rachel keluar dari mobil dan berdiri di antara Double Z. Sontak saja semua mata tertuju pada ketiga remaja itu. Double Z yang tampan dipadu dengan Rachel yang cantik. Sangat serasi untuk dilihat. Banyak di antara mereka yang bertanya-tanya, siapa gadis yang bersama Double Z.
Rachel merasa risih ditatap intens oleh semua murid. Zaka yang menyadari kegelisahan Rachel segera membimbing Rachel menuju ruang Kepala Sekolah. Di perjalanan pun semua mata tetap tertuju pada ketiga remaja tersebut termasuk satu orang siswa yang sangat tidak tersentuh oleh siapapun turut memperhatikan Rachel.
Rachel merasa ditatap tajam oleh seseorang. Rachel mencoba melihat sekeliling dan pandangannya jatuh pada pemuda bermata biru menawan yang membuat jantung Rachel berdetak lebih cepat dari biasanya. Rachel segera mengalihkan pandangan ke arah lain.
'Kenapa jantungku berdetak lebih cepat dan siapa dia??' Ucap Rachel membatin.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
👉TBC👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbler Academy
FantasyRachel Lexi, gadis cantik berusia 17 tahun yang dibesarkan di panti asuhan. Ia tidak mengetahui siapa orang tuanya. Kehidupannya berlangsung damai hingga suatu hari, Rachel diharuskan melanjutkan sekolahnya di Tumbler Academy. Sekolah yang dia sendi...