Tok tok tok
Rachel membuka pintu kamarnya dan melihat pelayan membawa bunga mawar biru itu. Rachel menerimanya dan mengucapkan terima kasih, kemudian ia meletakkan mawar biru itu ke pergelangan tangannya yang masih mengeluarkan sinar hitam.
1 detik
2 detik
3 detik
Rachel tak merasakan perubahan apapun. Bukannya berkurang, rasa sakit itu justru semakin terasa dan seolah-olah bisa menggerogoti tubuhnya.
'Makanlah mawar itu, Rachel.'
Terdengar suara itu lagi. Rachel mengernyit heran, bisakah bunga ini ia makan? Seolah tahu apa yang ia pikirkan, suara itu kembali terdengar.
'Tenang saja, bunga itu tidak beracun.'
Walaupun ragu, Rachel mulai memakan bunga itu dan ajaibnya bunga itu terasa sangat manis dan menyegarkan. Rachel merasakan sesuatu yang dingin mengalir di dalam tubuhnya dengan cepat menuju pergelangan tangan kanannya.
Kael yang tadi mengikuti pelayan itu, melihat sinar hitam di pergelangan tangan Rachel dan alarm tanda bahaya segera muncul di benaknya. Tetapi Kael tidak ingin gegabah, dengan kekuatannya, Kael mempertajam indra pendengarannya untuk mendengar apa saja yang Rachel bicarakan.
Tepat saat sesuatu yang dingin itu mengenai bekas tusukan Hansel, tubuh Rachel mengejang dan dadanya terasa sangat sesak, keringat mengucur deras di dahinya. Rachel mengerang tertahan dan entah dorongan dari mana, ia segera duduk bersila dan memfokuskan pikirannya.
Kael yang mendengar erangan Rachel, langsung saja berteleportasi ke dalam kamar Rachel dan melihat tubuh Rachel dikelilingi sinar biru tetapi tangan kanannya dikelilingi sinar hitam.
Jika orang biasa yang melihatnya mungkin terlihat biasa saja tetapi berbeda dengan Kael, dia jelas melihat jika kedua sinar itu saling menyerang di dalam tubuh Rachel. Sinar biru itu berusaha menghilangkan sinar hitam yang menutupi tangan kanan Rachel, tetapi sinar hitam itu juga tidak ingin kalah dan mulai menyerang sinar biru.
Rachel yang fisiknya belum sepenuhnya pulih tidak akan bisa menahan itu dengan tubuhnya. Kael yang menyadari itu segera memberi tahu anggota kerajaan tentang kondisi Rachel melalui telepati.
Tak butuh waktu lama, Raja Veron, Ratu Quisin, Axel dan Arnold pun sudah berada di kamar Rachel. Mereka terkejut melihat Rachel dikelilingi sinar biru dan hitam.
"Kael, apa yang sebenarnya terjadi kepada Rachel?" Ratu Quisin bertanya dengan tergesa.
"Sepertinya bekas tusukan Hansel sudah mulai menunjukkan reaksi."
"Hansel?" Raja Veron mengernyit heran.
"Dia adalah mantan murid Tumbler Academy dan saat Rachel masuk sebagai murid baru, Hansel juga muncul kembali setelah sekian lama. Ia pernah menusuk pergelangan tangan Rachel menggunakan jarum perak kuno." Kael menjelaskan secara singkat kejadian waktu itu.
"Aku tahu, tubuh Rachel tidak akan bisa menerima ini karena kondisinya terlalu lemah. Oleh karena itu, aku akan menyalurkan tenaga dalamku kepada Rachel dan jika kedua sinar itu telah menghilang segera segel pola di tangan Rachel untuk sementara," lanjut Kael dengan nada serius kali ini.
"Baiklah kami mengerti, biar aku yang nanti menyegel pola itu." Ucap Raja Veron dengan tegas seolah tidak mengizinkan siapapun untuk membatahnya.
Rachel tidak mendengar apapun di sekitarnya dan tidak tahu jika keluarganya sudah berkumpul di kamarnya saat ini.
Kael mendekati Rachel dan duduk bersila di belakangnya. Ia mulai mengarahkan kedua tangannya ke punggung Rachel. Sinar putih tiba-tiba menyelebungi kedua sinar itu.
Ratu Quisin, Axel dan Arnold menatap Rachel dengan cemas.
"Kenapa kau selalu harus merasakan sakit, Rachel," gumam Ratu Quisin disertai isakan kecil. Axel dan Arnold yang mendengar Ratu Quisin menggumam turut merasakan kesedihan itu dan mereka berjanji akan selalu menjaga dan membahagiakan Rachel.
Rachel yang merasakan tambahan tenaga di dalam tubuhnya mulai merasa sedikit tenang dan lebih memfokuskan pikirannya.
Sinar biru dan hitam itu kemudian perlahan menghilang digantikan sinar putih. Raja Veron segera mendekat ke arah Rachel dan siap untuk menyegel pola itu.
Kael melepaskan kedua tangannya dari punggung Rachel dan sinar putih itu menghilang seketika. Ketika sinar putih itu telang hilang sepenuhnya, Raja Veron meletakkan telapak tangannya di atas pergelangan tangan kanan Rachel.
Sinar ke-emasan mulai menutupi tangan kanan Rachel dan perlahan menutup pola itu dan menyegelnya untuk sementara waktu. Pola itu tidak bisa tersegel sepenuhnya karena hanya Hansel yang bisa melepaskan pola itu.
Segel sementara itu hanya bisa bertahan sebentar dan setiap malam, Rachel akan kembali merasakan rasa sakit itu.
Saat ini, Rachel tengah tertidur karena tenaganya terkuras habis dan tidak ada satu orang pun yang ingin keluar dari kamar Rachel. Mereka sedang mendiskusikan perihal Hansel.
"Kenapa Hansel melakukan itu kepada Rachel?" Ratu Quisin mulai menanyakan sesuatu yang sedari tadi memenuhi pikirannya.
"Aku tidak tahu alasan tepatnya, tetapi sepertinya Hansel sudah mengetahui jati diri Rachel yang sebenarnya sebelum kejadian waktu itu. Terbukti, saat Rachel akan dikembalikan ke bumi, dia tidak terlihat di Academy sama sekali." Kael mengeluarkan pendapat yang logis.
"Apakah ini ada hubungannya dengan kekuatan Rachel?" Mata Ratu Quisin membulat mendengar pertanyaan Axel.
"Tidak mungkin! Tidak mungkin itu adalah Hansel!" Ratu Quisin berteriak histeris hingga membuat Rachel terbangun tiba-tiba.
"Ibu?" Rachel menatap mereka dengan heran.
"Rachel, maaf membuatmu terbangun tiba-tiba," ucap Ratu Quisin dengan raut bersalah.
"Tidak apa-apa, ibu."
"Minumlah." Arnold memberikan segelas air kepada Rachel membuat Rachel salah tingkah untuk sesaat.
"Terima kasih." Arnold hanya mengangguk menanggapi.
"Kenapa ibu teriak?"
"Bisakah kamu ceritakan, bagaimana kejadiannya saat Hansel melukaimu?" Tanya Ratu Quisin.
Rachel mengangguk, "saat itu Hansel membawaku ke atap academy lalu dia menusuk tanganku dengan jarum perak kemudian dia mengatakan, aku menemukanmu, Rachel. Apakah Hansel mengenalku sebelumnya bu?"
"Tidak, dia tidak mengenalmu tetapi dia tahu tentangmu karena dia adalah orang yang bisa melihat kalungmu selain ibu." Semua yang ada di kamar Rachel terkejut mendengar ucapan Ratu Quisin.
"Bagaimana ibu bisa se-yakin itu?" Tanya Axel.
"Hansel tahu jika adanya Rachel disini akan membuatnya dalam masalah. Jadi, ia mengunci kekuatan sementara Rachel sehingga saat pemilihan tongkat sihir, tidak ada satupun tongkat sihir yang memilihnya karena kekuatan Rachel terkunci oleh pola itu." Jelas Ratu Quisin.
"Apakah ada cara untuk menghilangkan pola ini?" Tanya Rachel dengan putus asa.
"Ada, tetapi tidak ada yang mengetahui lokasi sebenarnya dari tempat itu." Ujar Kael.
"Apa nama tempat itu?" Tanya Raja Veron.
"Kerajaan Elf."
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
👉TBC👈
Haee~ TA double up nehhh🎉💃
Setelah sekian lama, akhirnya bisa double up jugaaa, yeayy🙌😆Begadang malamku tidak terbuang sia-siaaa😂😩
See ya di next chap!👋😘Jumpe lagi yakkk^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbler Academy
FantasyRachel Lexi, gadis cantik berusia 17 tahun yang dibesarkan di panti asuhan. Ia tidak mengetahui siapa orang tuanya. Kehidupannya berlangsung damai hingga suatu hari, Rachel diharuskan melanjutkan sekolahnya di Tumbler Academy. Sekolah yang dia sendi...