60

1.5K 185 22
                                    

Raja Nathaniel bergegas membawa Zaka ke Kerajaan Crystal diikuti Kael yang membawa Rachel. Mereka dibaringkan bersebelahan dan berusaha untuk menghentikan pendarahannya.

"Aku butuh bunga mawar biru untuk membuat ramuan." Ucap Kael.

"Tenang saja, di taman kerajaan ini tumbuh banyak mawar biru." Balas Raja Nathaniel.

Kael segera menuju taman kerajaan dan segera memetik mawar biru sebanyak yang ia butuhkan. Raja Nathaniel membantu Kael membuat ramuan dengan menyediakan tungku dan api biru. Setelah menunggu beberapa saat, ramuan telah siap dan segera diberikan kepada Zaka dan Rachel.

Kael menggunakan sihir penyembuhnya untuk menutup luka goresan di pipi dan tangan Rachel dan Raja Nathaniel menggunakan sihir penyembuhnya untuk menutup luka tusukan diperut dan lengan Zaka.

Cahaya kuning dari Kael dan cahaya putih dari Raja Nathaniel saling beradu. Sihir yang digunakan untuk menutup luka Zaka lebih membutuhkan banyak energi membuat Raja Nathaniel terlihat pucat dan mulai berkeringat.

Akhirnya, luka Zaka dan juga Rachel telah berhasil menutup dan menunggu efek ramuan itu bekerja untuk menghilangkan rasa sakit. 

"Apakah tidak masalah jika kita membiarkan Raja Hugo berkeliaran bebas?" Tanya Kael kepada Raja Nathaniel.

"Raja Hugo sudah pasti berada di dekat Raja Kegelapan dan mungkin saja Raja Hugo akan memberitahukan masalah hari ini kepada Raja Kegelapan." Jawab Raja Nathaniel.

"Sayang sekali, kita tidak bisa berbuat banyak untuk membantu mereka." Ucap Kael sembari memperhatikan wajah lelap Rachel dan Zaka.

"Tidak masalah, kita hanya perlu lebih waspada untuk melindungi mereka." Ucap Raja Nathaniel disertai helaan nafas yang terdengar berat.

Raja Nathaniel tidak ingin merasakan kehilangan lagi, apalagi Zaka adalah cucu satu-satunya yang akan mewarisi tahta kerajaannya kelak. Ia rela kehilangan nyawa asalkan Zaka selamat dan bisa meneruskan tahtanya.

"Sebisa mungkin tidak ada yang tahu jika mereka adalah sepasang mate kecuali kita berdua." Ucap Raja Nathaniel yang mendapat anggukan dari Kael.

"Uhuk! K-Kael" Ucap Rachel dengan terbata.

"Rachel!" Kael segera berdiri di samping Rachel dan memberinya minum.

Kael membantu Rachel untuk duduk dan mengecek denyut nadinya, untungnya denyut nadi Rachel sudah normal kembali.

"Zaka..." Panggil Rachel lirih.

Air mata Rachel luruh melihat Zaka yang terbaring pucat. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah menimpa Zaka. 

"Kael, apakah ada cara untuk membatalkan efek dari meminum darah Zaka?" Tanya Rachel dengan penuh harap.

"Rachel, kamu tidak perlu merasa bersalah atas kejadian ini. Zaka pasti akan mengatakan hal yang sama jika dia melihat kamu menyalahkan dirimu sendiri." Ucap Kael sembari memeluk Rachel.

"Apa yang Kael katakan benar, Rachel. Ini sudah menjadi takdir kalian. Kalian diciptakan untuk saling terhubung." Ucap Raja Nathaniel yang mencoba menenangkan Rachel.

Rachel tahu jika ini takdirnya dan Zaka, tetapi ia tidak bisa melihat Zaka yang terus-menerus menjadi perantara untuk membunuhnya.

"R-Rachel." Panggil Zaka dengan suara kecil.

Rachel menghampiri Zaka dan menyuruhnya untuk tetap berbaring.

"Apa yang dikatakan Kael dan kakek benar, Rachel. Kita ditakdirkan untuk saling terhubung dan aku tidak menyesal sama sekali telah bertukar rasa sakit denganmu." Ucap Zaka dengan senyuman di bibirnya.

"Tapi--"

"Aku akan menjadi kuat agar tidak lagi membuatmu menangis, Rachel."


¤¤¤¤¤¤¤¤¤

👉TBC👈

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang