52

1.4K 200 6
                                    

Rachel dan Zaka telah berada di Daerah Lewo, tempat yang tidak terlalu besar dan terlihat seperti gua. Daerah Lewo ini memiliki sumber air seperti kolam kecil dengan batu memanjang di tengahnya. Di batu itu Rachel melihat buah anggur biru bercahaya yang dikatakan oleh Blue.

"Zaka, aku harus mendapatkan buah anggur itu." Ucap Rachel.

"Baiklah, biar aku ambilkan."

"Hati-hati, kita tidak tahu apa yang ada di sini." Ucap Rachel sembari melihat sekelilingnya.

Zaka mengangguk dan mendekati kolam itu, ia mencoba melempar batu ke dalam kolam.

'BOOM'

Batu itu menjadi es dan terlempar kembali ke tangan Zaka.

"Aduhh." 

Batu itu menjadi es dan tajam seperti terdapat mata pisaunya, tangan Zaka yang memegang batu itu tergores dan mengeluarkan darah. Rachel panik dan berusaha untuk menyembuhkan luka itu dengan sihirnya tetapi tidak bisa.

Zaka menyadari sesuatu dan mencoba memanggil partnernya, tetapi hening tidak ada suara apapun. Ryu sama sekali tidak telihat dan itu meyakinkan Zaka jika di Daerah Lewo ini sihir tidak berguna sama sekali.

"Bagaimana ini? Kita harus mendapatkan buah itu dan memakannya sebelum cahayanya hilang." Ucap Rachel dengan gelisah.

"Rachel, kita pasti mendapatkan buah itu." Ucap Zaka sembari menenangkan Rachel.

Rachel berusaha untuk tetap tenang dan mencoba untuk mencari cara lain. Zaka menyobek sedikit bajunya dan ia gunakan untuk menghentikan pendarahan di tangannya. Rachel membantu Zaka membalut tangannya dan ia merasa bersalah atas apa yang terjadi kepada Zaka.

"Maafkan aku, Zaka." Ucap Rachel lirih sembari membalut tangan Zaka.

"Tidak masalah, Rachel." 

Zaka mengusap kepala Rachel untuk menenangkannya, ia tidak bisa melihat Rachel sedih. Zaka sudah berjanji akan melindungi Rachel meskipun ia harus mengorbankan nyawanya kelak. Rachel juga merasakan hal yang sama, ia akan melindungi semua orang yang dicintainya, ia tidak akan menerima pengorbanan nyawa orang lain kecuali dirinya sendiri.

Di luar tebing, Raja Nathaniel dan Kael masih berperang melawan pasukan Raja Hugo, ledakan semakin banyak dan Kael mencoba mengamankan daerah tebing tempat Rachel dan Zaka berada. Namun, tetap saja ada ledakan yang muncul dimana-mana termasuk tebing itu.

Rachel dan Zaka merasakan getaran dan atap gua mulai runtuh sedikit demi sedikit. Mereka harus cepat mengambil buah anggur itu sebelum gua ini runtuh sepenuhnya. Zaka melihat ada kayu di ujung gua itu.

"Rachel, sepertinya kita harus menggunakan kayu itu untuk membuat jembatan. Kita akan mengunakan kayu yang lainnya untuk mendorong kayu ke kolam." Ucap Zaka yang segera disetujui Rachel.

Mereka  mulai memungut kayu-kayu itu ke tepi kolam dan menggunakan kayu yang lain untuk mendorong kayu itu ke dalam kolam.

Kayu-kayu itu berhasil menjadi jempatan kecil meskipun tidak mencapai ujung batu tetapi tidak masalah, yang menjadi masalah bagaimana cara menangani tajam dari es tersebut agar kaki tidak terluka.


¤¤¤¤¤¤¤¤¤

👉TBC👈










Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang