Rachel dengan cepat masuk ke alam mimpinya, sementara Axel, Arnold dan Kael bergantian berjaga diluar, saat dirasa semua aman, mereka akhirnya tidur semua.
Tetapi saat tengah malam tiba Kael mendengar suara ranting yang diinjak. Kael membangunkan Axel dan Arnold, sedangkan Rachel ia biarkan tetap tidur.
"Ada apa, Kael?" Axel bertanya dengan mata yang masih setengah terbuka menahan kantuk.
"Aku mendengar sesuatu, sepertinya ada yang mendekat!" Mendengar ucapan Kael, Axel dan Arnold kemudian menjadi siaga, rasa kantuk mereka hilang dalam sekejap.
Mereka mengendap-endap menuju pintu agar tak membangunkan Rachel, Axel membuka tirai penutup jendela sedikit,
"WHOA!!" Axel terkejut melihat mata merah menyala berada di luar.
'CTAKK'
Arnold memukul kepala Axel keras hingga membuat Axel mengaduh kesakitan, "jangan teriak, bodoh!"
"Aku hanya terkejut melihat mata merah diluar." Axel menjelaskan apa yang ia lihat tadi.
Akhirnya mereka bertiga bersamaan keluar dan benar saja seekor ular raksasa sudah menunggu mereka.
Kael menyiapkan serbuk lada yang Rachel berikan dan Arnold siap dengan bambu runcing emasnya, sementara Axel menggunakan sihirnya untuk melindungi mereka semua.
Rachel yang mendengar teriakan Axel pun terbangun tiba-tiba, pandangan Rachel masih memburam dan melihat sekeliling, ia tak menemukan siapapun di dalam rumah.
Ia kemudian melangkah kan kaki ke luar dan melihat seekor ular raksasa dengan mata merah menyala.
"JANGAN TATAP MATANYA TERLALU LAMA, RACHEL!" Kael berteriak ketika melihat Rachel menatap ular itu.
Rachel tersadar dan kemudian mengalihkan pandangannya dari ular itu. Rachel yang sangat takut dengan ular menjadi gemetar, ia bisa bertemu hewan apapun, kecuali ular.
Melihat badan ular yang sangat besar membuat Rachel merinding dan terjatuh tak sadarkan diri.
Ular itu melihat Rachel tak sadarkan diri kemudian dengan cepat melesat ke arah Rachel dan melilitnya, dan membawa Rachel pergi bersamanya.
"RACHEL! Lepaskan dia!" Axel menggunakan sihirnya untuk menghentikan ular raksasa itu.
Melihat itu, Kael segera melemparkan serbuk lada tepat ke mata ular raksasa itu, kemudian Arnold dengan cepat melompat menaiki ular itu dan menusukkan bambu runcing ke matanya.
"Ular siluman! Dia tidak bisa dibunuh dengan cara biasa!" Arnold berteriak memberitahu yang lainnya.
Arnold menyadarinya ketika ia menusuk mata ular raksasa itu, darahnya berhenti seketika dan bekas tusukannya juga menghilang.
Ular siluman itu menyadari situasi bahaya dan dia melilit Rachel semakin erat dan tubuhnya mengeras seketika, hal itu membuat Rachel terkurung di dalam ular itu.
"Ular sialan!" Axel mengamuk ketika melihat roh keluar dari ular itu dan menghilang meninggalkan Rachel yang masih terkurung di dalam tubuh ular yang sudah tak bernyawa itu.
Kael mendekati ular itu dan menyentuh kulitnya, "ular ini berasal dari pedalaman, ia memiliki kulit yang keras, bahkan jika dia berganti kulit, kulitnya bisa digunakan untuk membuat pedang."
"Lalu, kita harus bagaimana? Rachel tak mungkin terkurung terlalu lama atau dia akan kehabisan oksigen." Axel tak bisa berpikir jernih karena terlalu mengkhawatirkan adiknya.
Mereka semua berpikir dan mencoba dengan segala cara untuk memecahkan tubuh ular itu.
Bambu runcing yang Arnold gunakan patah, tak mampu menembus kerasnya tubuh ular itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbler Academy
FantasyRachel Lexi, gadis cantik berusia 17 tahun yang dibesarkan di panti asuhan. Ia tidak mengetahui siapa orang tuanya. Kehidupannya berlangsung damai hingga suatu hari, Rachel diharuskan melanjutkan sekolahnya di Tumbler Academy. Sekolah yang dia sendi...