53

1.4K 195 6
                                    

Atap gua runtuh dan kali ini bergetar hebat, jika mereka tidak keluar dari gua itu segera bisa saja mereka akan tertimpa reruntuhannya. Getaran kali ini membuat air kolam mulai surut begitu juga dengan batu di tengahnya yang ikut tertelan ke dalam.

Rachel tidak bisa kehilangan buah itu dan tanpa berpikir panjang melewati jembatan yang telah mereka buat. 

"Rachel!" Teriak Zaka yang panik melihat Rachel yang nekat.

Panas Rachel rasakan di kedua kakinya dan akhirnya ia telah berada di batu panjang itu. Rachel hendak memetik buah itu tetapi gua mulai bergetar lagi dan kali hampir semua atap runtuh.

Rachel berpegangan di batu itu namun air di kolam mulai bergejolak dan tak sedikit juga baju yang ia kenakan terkena cipratan air kolam membuat bajunya terasa panas seolah terbakar.

Zaka mengamati sekitar dan yakin jika gua itu akan menghilang jika semuanya telah runtuh. Reruntuhan di ujung gua mulai menghilang dan akan segera sampai di tempat mereka berada.

"Rachel, pegang tanganku!" Teriak Zaka yang berdiri di tepi kolam.

Rachel mematuhi ucapan Zaka dan segera memegang tangannya. Air di kolam itu sudah sepenuhnya surut tetapi efek dari air itu tidak menghilang. Batu panjang itu juga mulai melebur menjadi butiran-butiran kerikil.

Rachel segera mengambil buah itu dan Zaka dengan cepat menarik Rachel ke daratan. Gua itu mulai menghilang dan mereka segera berlari menuju gerbang di mana mereka datang.

'Makanlah.' Suara Blue terlintas di kepala Rachel.

Rachel berhenti dan memakan buah itu dengan cepat, Zaka juga akhirnya berhenti untuk melindungi Rachel. Merasa tidak ada reaksi, mereka berlari lagi menuju gerbang. Gerbang itu juga terlihat mulai menghilang, mereka hendak keluar dari gua itu tetapi Rachel terjatuh dan tubuhnya tidak bisa ia gerakkan.

Zaka berusaha untuk membantu Rachel berjalan tetapi tidak bisa, Rachel akan mengerang kesakitan jika kulitnya tersentuh oleh apapun itu membuat Zaka mengurungkan niatnya untuk menggendong Rachel.

Sementara itu, tebing tempat gua itu berada berulang kali terkena ledakan dan membuat tebing itu mulai retak. Kael berperang melawan pasukan Raja Hugo sembari memantau tebing itu agar tidak retak sepenuhnya.

Raja Hugo sepertinya menyadari jika Kael telalu meperhatikan tebing itu dan mencoba membuat ledakan di sana. Benar saja, Kael berusaha meminimalisir ledakannya agar tidak terlalu membuat retakan lebih parah.

Pasukan Raja Hugo mulai mendekati tebing itu, namun Kael berusaha menjauhkan mereka membuat Raja Hugo yakin ada yang Kael sembunyikan di tebing itu.

Raja Hugo mendekati tebing itu membuat Kael melawan Raja Hugo. Raja Nathaniel melawan semua pasukan Raja Hugo dibantu para penjaga.

"Apa yang kau sembunyikan?!" Teriak Raja Hugo dengan lantang.

"Tidak ada." Jawab Kael dengan singkat.

'Bodoh!! Kenapa aku terlalu memperhatikan tebing ini hingga Raja Hugo akhirnya menyadari ada yang aku sembunyikan.' Batin Kael merutuki dirinya sendiri.

Raja Hugo tidak ingin membuang waktunya lebih lama untuk melawan Kael dan segera mengarahkan sihirnya ke tebing itu. Suara retakan terdengar di mana-mana dan itu berhasil membuat Kael panik.

Kael segera merubah dirinya menjadi naga dan menahan tebing itu agar tidak jatuh ke Laut Crystal.

'Raja Nathaniel, Rachel dan Zaka ada di atas tebing ini dan aku belum melihat mereka keluar. Aku akan menahan tebing ini hingga mereka terlihat dan untuk Raja Hugo dan pasukannya aku serahkan kepada anda.' Kael menelepati Raja Nathaniel.

Terlihat Raja Nathaniel terkejut sesaat dan kemudian mengangguk, ia kemudian memanggil pasukan khusus yang ia miliki untuk melawan Raja Hugo dan pasukannya.


¤¤¤¤¤¤¤¤¤

👉TBC👈


Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang