16

18.1K 1.5K 93
                                    

Kael bergegas menghampiri Rachel. Nafas Rachel semakin memendek dan juga detak jantung Rachel semakin melemah. Rachel hanya bisa mengerjapkan matanya, tubuhnya seakan mati rasa dan tak lama kegelapan menyelimuti Rachel.

Kael menggendong Rachel ala bridal style dan dengan cepat berteleportasi ke UKS Academy. Mr.Smith seorang guru healer yang kebetulan sedang berada di UKS terlonjak kaget melihat Kael yang tiba-tiba muncul di depannya.

"Mr.Smith tolong Rachel segera!" Seru Kael panik. Kael membaringkan Rachel dan Mr.Smith segera memeriksa Rachel dengan hati-hati.

 "Dia terkena racun risin" Ucap Mr.Smith dengan sendu setelah memeriksa Rachel.

"R-racun?" Kael terbata.

"Saya sudah memberikan pertolongan pertama untuknya tapi itu hanya mengurangi sangat sedikit efek dari racun ini" Mr Smith menyuntikkan cairan ke tubuh Rachel.

Mr Smith menggumamkan mantra untuk membantu Rachel bernafas karena Rachel tengah tak sadarkan diri. Cahaya kuning menyelimuti tubuh Rachel.

"Itu akan membantu Rachel untuk bernafas sementara. Hanya sari bunga mawar biru yang dapat mengeluarkan racun ini dari tubuh Rachel" Mr.Smith menghela nafas dan memandang Kael dengan serius.

"Untungnya racun ini masih tingkat menengah jadi tidak terlalu sulit untuk menemukan penawarnya. Hanya saja mawar biru sangat susah dijumpai untuk sekarang ini. Hanya orang tertentu yang bisa memetik bunga itu. Kau harus cepat mencari mawar itu jika ingin Rachel cepat pulih" Lanjut Mr.Smith

"Baiklah, saya akan segera mencari bunga itu" Ucap Kael dengan penuh tekad dan memandang Rachel dalam.

"Biar saya yang menjaga Rachel selama kau pergi. Saya akan memastikan dia baik-baik saja"

"Terimakasih Mr.Smith"

Mr.Smith menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Kael keluar dari UKS dan berjalan menuju taman belakang Academy. Kael duduk bersandar di salah satu pohon.

"Bagaimana aku bisa seceroboh ini! Bodoh kau Kael! Bodoh! Menjaga Rachel saja tidak bisa! Bagaimana kalau mereka tau?!" Kael memaki diri sendiri karena tidak bisa menjaga Rachel dengan baik padahal Rachel berada di dekatnya.

"Kenapa dengan gadis itu?" Kael terlonjak kaget mendengar suara itu.

Kael mendongak dan menemukan Arnold sedang duduk di salah satu dahan pohon. Kael menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

'Jadi, dari tadi Arnold mendengar semuanya? Aduhh bisa gawat ini!' Gerutu Kael.

"Rachel terkena racun risin" Jawab Kael sekenanya.

"Bagaimana bisa?" Mendengar Rachel terluka entah kenapa membuat sebagian hati Arnold berdenyut sakit.

"Dia dipaksa menghirup serbuk itu oleh salah satu murid disini" Tangan Kael mengepal erat tatkala mengingat Sasya.

"Siapa yang berani melakukan itu pada murid baru disini?" Tanya Arnold penasaran.

"Mungkin kau tidak akan percaya tapi yang melakukan ini adalah Sasya"

"Tidak mungkin! Sasya anak orang terhormat disini. Tak mungkin dia berlaku seperti itu!" Arnold membantah dengan keras pernyataan Kael.

"Terserah kau sajalah" Kael berdiri dan berlalu pergi meninggalkan Arnold yang berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Tidak mungkin Sasya melakukan hal keji seperti itu, tapi kenapa sebagian hatiku setuju jika itu ulah Sasya?" Gumam Arnold.

"Ada apa dengan Sasya?" Arnold sedikit terkejut tetapi segera ia normalkan kembali wajah datarnya.

"Tadi Kael bilang jika Sasya memaksa Rachel si murid baru untuk menghirup serbuk risin" Jawab Arnold tanpa memandang Axel yang dengan seenaknya duduk di samping Arnold membuatnya sedikit risih.

"Apakah Rachel baik-baik saja?" Tanya Axel khawatir.

"Entahlah, Kael hanya mengatakan jika Rachel terkena racun. Kenapa kau jadi khawatir padanya?" Arnold memandang Axel dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Ada sesuatu dalam diriku yang menuntunku untuk memberikan perhatian lebih pada Rachel dan mendorongku untuk melindunginya" Axel menghela nafas lelah mengingat adiknya sampai sekarang belum ditemukan. Dan sejak Rachel masuk ke Academy ini, Axel merasakan keberadaan adiknya semakin dekat.

Setiap Axel melihat Rachel ada perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan. Perasaan senang yang membuncah.

"Kau juga percaya jika Sasya melakukan itu?"

"Mungkin iya, tidak ada yang tahu bagimana sifat Sasya sebenarnya" Dari awal masuk ke Academy ini memang Axel sedikit tidak suka dengan Sasya. Entah karena apa tetapi ia tidak suka melihat Sasya.

Axel segera berteleportasi menuju UKS yang lagi-lagi tanpa pamit meninggalkan Arnold yang sedang berpikir keras.

"Bagaimana bisa mereka meninggalkanku tanpa pamit?! Huh, kita lihat saja nanti akan ku beri pelajaran untuk mereka" Arnold menggembungkan pipinya sejenak dan melompat turun dari pohon.

Arnold berjalan menyusuri koridor Academy dan kebetulan berpapasan dengan Double Z. Arnold hanya menatap datar dua orang didepannya ini.

"Apa kau melihat Rachel atau Kael?" Tanya Zaka kepada Arnold.

"Rachel ada di UKS" Arnold menjawab singkat dan hendak melanjutkan jalannya yang tertunda tapi dicegah oleh Zaka.

"Ada apa dengan Rachel?" Zaka tak bisa menyembunyikan raut khawatir dari wajahnya.

"Dia menghirup serbuk risin" Setelah mengatakan itu Arnold segera berteleportasi agar bisa terhindar dari dua manusia rubah didepannya.

Zaka panik mendengar Rachel berada di UKS dan mengajak Zain untuk menemaninya ke UKS.

Double Z sudah berada di UKS tetapi mereka melihat sesuatu yang tidak biasa.

"A-axel?"

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

👉TBC👈

Berhubung hari ini udah selesai UAS,jadiii tek sempetin buat up😄

See you on next chap😉

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang