Rachel, Double Z dan Agnes tetap makan seperti biasanya tak menghiraukan tatapan yang dilayangkan pada mereka. Awalnya, Agnes memang kaku berada semeja dengan Double Z tapi melihat Rachel yang santai-santai saja membuat Agnes tidak canggung lagi.
Selesai makan malam, murid-murid mulai meninggalkan cafetaria menuju asrama masing-masing. Begitupun dengan Double Z yang sudah meninggalkan cafetaria lebih awal dikarenakan ada urusan Kerajaan mendadak. Sementara itu, di cafetaria hanya tersisa Rachel dan Agnes yang memang sengaja keluar paling akhir dari cafetaria.
"Chel, gue udah ngantuk banget. Gue duluan ya!?."
Tanpa menunggu balasan dari Rachel, Agnes segera melakukan teleportasi meninggalkan Rachel yang melongo tak percaya.Rachel ditinggalkan sendirian di cafetaria.
Rachel mencoba tenang dan mulai melangkahkan kaki keluar dari cafetaria. Sepanjang jalan Rachel terus menggerutu menyalahkan dirinya yang tak memperhatikan jalan saat datang ke cafetaria bersama Agnes.
Suasana malam yang semakain sepi membuat Rachel sedikit takut. Semua gedung sudah Rachel masuki tetapi tetap saja ia tak menemukan asrama putri.
Setelah hampir satu jam Rachel berputar-putar mencari asrama putri, Rachel pun akhirnya menyerah dan berakhir di sebuah taman. Rachel menghela nafas lelah kemudian duduk di bangku taman. Rachel mendongak menatap langit malam dengan taburan bintang yang mengelilingi bulan.
Langit malam terlalu memanjakan Rachel hingga Rachel tak menyadari jika ada makhluk lain yang berada di taman itu. Perlahan makhluk itu merubah wujudnya menjadi laki-laki tampan dan segera mendekati Rachel.
"Hormat hamba Tuan Putri" Rachel pun berjengkit kaget mendengar suara tiba-tiba dan melihat seseorang sudah berada didepannya.
"S-siapa?" Tanya Rachel mulai was-was
"Anda tidak mengenaliku Tuan Putri?"
"Tuan Putri? Aku? Tapi aku bukan Tuan Putri aku Rachel" Tanya Rachel sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Sepertinya anda memang benar-benar tidak mengingat apapun" Ucap pemuda itu sendu.
"Tapi aku memang tidak mengenal anda"
"Kalau begitu izinkan saya selalu bersama Tuan Putri sesuai titah yang saya terima dulu"
"Titah? Titah apa?"
"Titah untuk menjaga Tuan Putri, melindungi Tuan Putri dengan nyawa saya sendiri"
"Sepertinya anda salah orang. Saya bukan Tuan Putri yang anda maksud"
"Tidak, saya yakin anda Tuan Putri yang saya maksud tapi karena dulu ada sesuatu hal anda terpaksa diasingkan"
"Sepertinya anda benar-benar salah orang"
"Baiklah, jika Tuan Putri belum bisa percaya tidak apa-apa. Tapi akan ada waktunya Tuan Putri akan mengetahui semua kebenarannya"
"Aku tidak percaya kepadamu!"
"Saya mohon Tuan Putri, ini semua demi keselamatan Tuan Putri sendiri, sebelum mereka mengetahui siapa anda sebenarnya"
"Mereka?"
"Pasukan Raja Kegelapan"
Nafas Rachel tercekat dan terlintas di pikiran Rachel tentang sahabatnya.
"Apa hubunganku dengan mereka? Kenapa mereka menginginkanku?"
"Karena anda memiliki semuanya"
"Maksudnya?"
"Saya jelaskan besok saja hari sudah semakin larut. Kenapa Tuan Putri masih berada diluar?"
"I-itu, aku tersesat" Cicit Rachel.
Terdengar kekehan dari pemuda itu yang membuat Rachel menatapnya tajam.
"Maafkan saya Tuan Putri"
"Aku kan masih murid baru jadi wajar saja jika tersesat" Bela Rachel dengan menggembungkan pipinya kesal.
"Baiklah, mau saya antar?"
"Memangnya kau tahu asramaku dimana?"
"Tentu saja, bahkan seluruh tempat di Academy ini saya tahu semua"
"Bagaimana bisa?"
"Saya sudah berada disini sebelum Academy ini dibangun"
Rachel mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
Wait..
'Dia bilang dia sudah ada sejak Academy ini dibangun, mungkin usianya hampir sama sepertiku'
"Kalau boleh tau berapa usiamu?"
"Aku tidak tahu pastinya tapi mungkin sudah ratusan bahkan ribuan tahun" Jawabnya enteng.
"Kau pasti bercanda"
"Tidak, itu memang kenyataannya"
"Tapi kenapa wajahmu terlihat seumuran denganku?"
"Karena aku mengikuti usia Tuan Putri"
"Sebenarnya kau ini makhluk apa?"
"Seekor naga legend"
"Naga?" Rachel masih tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar tadi.
"Ya. Mungkin kau tidak tahu jika setiap murid disini nantinya akan diberikan tugas mencari partner dan kau sudah mendapatkan satu. Sudahlah hari semakin larut. Mari, saya tunjukkan dimana asramamu. Sebelum itu, perkenalkan nama saya Kael"
"Oke baiklah. Tapi bagaimana jika ada yang melihatmu?"
"Itu bukan masalah besar. Lagipula tidak ada yang tahu siapa aku sebenarnya selain Tuan Putri dan Ratu" Tambahnya didalam hati.
"Panggil Rachel saja jangan Tuan Putri karena aku bukan Putri"
Kael menghela nafas dan segera berjalan mendahului Rachel. Academy sudah sangat sepi. Rachel melihat jam tangannya.
23.30
Pantas saja Rachel merasakan matanya semakin berat. Sepanjang jalan, Rachel tak henti-hentinya menguap dan mulai tak fokus.
DUG
"Aduhh.." Rintih Rachel sembari mengelus hidungnya yang tak sengaja menabrak punggung tegap Kael yang menurut Rachel sangat keras.
"Kenapa kau berhenti mendadak? Bilang dong kalau mau berhenti, jadi hidungku tidak akan sakit seperti ini" Keluh Rachel.
"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" Seru Rachel kesal.
Karena tak kunjung mendapat jawaban, Rachel menepuk bahu Kael dan menariknya kesamping. Baru saja Rachel hendak memarahi Kael, tapi pandangannya jatuh pada dua orang dihadapannya ini. Rachel mendadak gugup dan salah tingkah. Bahkan rasa kantuk Rachel sudah hilang seketika.
"Kak Zaka, Kak Zain..." Cicit Rachel terkejut.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
👉TBC👈
NB : Sebelumnya saya minta maaf karena baru up sekarang. Sebenernya mau up dari kemaren-kemaren tapi filenya ilang jadi terpaksa harus nulis ulang lagi.😩
Gomawo buat readers yang udah setia nunggu cerita gaje dariku ini.😂😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbler Academy
FantasyRachel Lexi, gadis cantik berusia 17 tahun yang dibesarkan di panti asuhan. Ia tidak mengetahui siapa orang tuanya. Kehidupannya berlangsung damai hingga suatu hari, Rachel diharuskan melanjutkan sekolahnya di Tumbler Academy. Sekolah yang dia sendi...