2. Inisiatif

4.4K 764 54
                                    

Nalini sebenernya nungguin selama tiga hari ini, dia ke kampus buat jaga-jaga siapa tau ada pesan dari teman poskonya buat ngumpul perdana walaupun enggak ada kuliah, soalnya kata Shania—temen kelasnya—kelompok dia udah punya grup chat sendiri dan mulai kenalan buat lebih melancarkan proses diskusi, jadi Nalini nunggu siapapun itu entah Mars atau Luca atau Dareen untuk menginisiasi pembentukan grup.

Tapi sampe detik ini, Nalini nggak juga dikontak, berkali-kali dia ngecek ponsel, siapa tau kelewat tapi emang enggak ada.

"Gimana?" Yuga naro nampan nasinya, natap Nana—nama sapaannya—yang keliatan stress padahal KKN belum juga dimulai.

"Nggak tau, gue juga bingung deh."

"Kelompok gue malah udah mau survey lokasi, Na."

"KAAAAN!!!"

Nalini meraih botol minum Yuga dan meneguknya rakus, "Di kelompok gue kan ada Mars ya, ada banyak elit-elit kampus, masa mereka nggak ada yang tau sih prosedurnya? Mana bentar lagi pembekalan akhir lagi!"

"Kenapa bukan lo aja yang berinisiatif?" Yuga nanya, masih bingung ngeliat temennya mencak-mencak tapi nggak ada usaha.

"Gini loh, Ga, gue bukannya nggak mau, tapi gue siapa?"

"Masih sama-sama anggota kok ini," Yuga mengedikkan bahu, "Belum ada jabatan yang mengatur lu kudu begini kudu begitu."

"Hadeeeh!"

Nasi rames Yuga udah abis pas Fahri nyamperin mereka, cowok itu natap Nana dengan bingung.

"Lo sekelompok sama Luca sama Yara nggak sih?"

"Heeh. Sama Luca yang anak geologi itu, Yara yang anak gizi."

"Lah? Tadi gue liat mereka lagi jalan ke student center, mau ngumpul kali?"

"KOK GUE NGGAK DIKABARIN?"

Nana udah masukin buku catatannya dengan buru-buru ke ransel, nggak sempat lagi touch up bibirnya yang keliatan pucat.

Ting!

"Udah dihubungi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah dihubungi?"

"Heeh! Duluan yaa."

Gadis itu buru-buru melipir keluar dari kantin fakultas pertanian yang masih rame, berjalan cepat ke student center yang letaknya nun jauh di depan sana. Untuk saat ini, Nana beneran mengutuk siapapun yang ngusulin faperta ditaro di gedung selatan yang mana kalo mau ke depan kudu muterin Fakultas MIPA yang luasnya minta ampun itu.

Dia udah nggak sempat menata diri, keburu ngos-ngosan pas sampe sana padahal yang dateng baru Luca dan Yara.

"Sorry, gue telat?"

"Nggak kok, sini duduk." Yara menepuk sisi kosong di sebelahnya, Nana naro tasnya dan ngeluarin tumblr buat minum.

"Gue udah ngasih tau Mars, Jeno sama Dareen, yang lain maaf aja nih gue nggak tau kontaknya." Luca memulai percakapan di lingkaran kecil mereka.

unsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang