37. Back To Normal

1.3K 163 23
                                    

"Bayiiii!"

Anak itu berdiri saat seorang ibu-ibu yang masih cukup muda naik ke tangga ngegendong anak kecil yang berusia sekitar tujuh bulanan. Udah bisa ditebak kalo bayi itu akan jadi rebutan.

"Lucu banget lucu banget! Mau punya satu!"

"Hayukkk!"

"HEEEEH!"

***

"Nggak gigit kan?"

"Hehehe."

Hestia mundur ke belakang, ikut nyender di dinding kayu dengan satu anak yang tidur dalam pelukannya, perempuan itu menepuk punggungnya lembut, menyanyikan lagu Bintang Kecil dengan lirih.

"Hestia beneran kayak mami ..."

***

"Ntar abis KKN kita masih bisa ketemu kan?"

Pertanyaan satu-satunya anak pertanian di sana dijawab anggukan oleh Hestia. "Komunikasi kita jangan sampai putus dong. Pokoknya, kita harus ke sini lagi formasi lengkap."

"Kalian kalo ada acara apa gitu, wisuda, yudisium, kawinan, undang gue yaaa!"

Kalimat Yara diangguki semangat, "Kira-kira, siapa yang bakal nikahan lebih dulu di antara kita?"

"Yaelah Naaa." Rein merotasikan bola mata, "Skripsi aja belom, udah mikir nikah."

"Gue kepengen tau nikah muda."

"Really?"

***

Rambutnya diusak gemas, Nana juga gemes liatnya karena sisi soft Jeno yang ini jarang banget diperlihatkan.

"Udah yuk pulang, udah mau magrib!"

Salah satu anak yang paling gede di sana nyuruh mereka bubar, anak-anak ngelambai seneng, berteriak untuk main lagi besok sore yang dibalas teriakan iya oleh Dery.

***

"Enak?"

"Enaaak?"

"Iya. Soalnya yang nyuapin cakep."

"Mau kukenalin ke papa mama nggak? Kebetulan mereka mau ke sini besok."

***

"Kok malem ini dingin banget ya?"

Luca duduk di deket Nana yang nyender ke dinding kamar, mereka emang lagi ngumpul di ruang tamu yang lebih luas buat ngomongin masalah evaluasi tengah program yang kemarin berlangsung.

"Jadi, ada usulan buat acara perpisahan?"

Pertanyaan Jeno ngebuat cewek-ceweknya cemberut, mereka nggak suka pembahasan ini soalnya ngerasa udah seneng banget di sini, nggak usahlah ada balik-balik.

***

"Lo kenapa?"

Nana nyaris tersentak saat suara bariton rendah terdengar.

"Takut aja sih."

Cowok itu berdiri, menutup tirai jendela dengan lebih rapat agar kilatan cahaya di luar nggak ganggu mereka.

"Tidur lagi."

"Makasih ..."

***


go check your drive!

unsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang