82. Journey

722 72 16
                                    

"Cakep banget ya laut."

"Nggak ada ujungnya."

"Ada, cuma belum keliatan aja."

"Masa sih? Berarti bumi datar dong?"

Telunjuk cowok itu menyentil keningnya. Ngebuat Nalini cemberut, masih menatap laut yang tenang di bawah sana.

"Masih suka mikirin Jeno?"

Nalini narik napas panjang, tubuhnya berbalik, nyender ke pembatas dan natap Luca yang berdiri di depannya dengan kaos putih yang ditutupin kemeja kotak.

Ngobrol sama Luca sebenernya enak, bisa deeptalk bisa lawak. Makanya, Nalini suka banget ngabisin waktu bareng cowok itu. Dia Dery dan Luca bisa dibilang senasib, nggak ada yang bener kisah cintanya.

"Lu tau nggak?"

***


Luca ngehela napas panjang.

"Kenape?"

"Kagak. Lagi mikir aja Mars sama Hestia lagi ngapain ya?"

"Yaituu. Lo yang ngapain, Mars sama Hestia paling lagi bucin satu sama lain."

Luca ngangguk kecil, memainkan botol air di tangannya, "Semua orang berada di jalannya masing-masing, di fase yang bakal dilewati menuju tahap selanjutnya. Kita semua lagi berjuang, entah buat apa tapi yang jelas selama masih hidup, kita harus tetep melawan."

"Beuhh, baru banget keliatan aura anak tekniknya."

"Njing."

***


"Udah sampe mana, ay?"

"Katanya masih di kapal,nanti sorean baru sandar di Lombok."

"Nanti malem jadi ketemu Yara?"

"Iya, udah stress banget tuh anak."

"Mau aku temenin?"

"Boleh. Vier juga ikut."

"Double date?"

Tanpa ragu, Hestia ngangguk.

"Kamu dikabarin Jeno nggak Mars?"

"Nggak. Anaknya bener-bener ngilang, nggak ada kabar apapun."

***


"Rumah hanya tempat kembali, Nal. Bukan tempat untuk tinggal. Kita kembali dan pulang ke sana karena kita berawal di sana."

"Yuk, no more sad kita harus happy."

Senyum Nalini terkembang lebih lebar, "Iya ... capek juga sedih mulu."

***

[Your Saturn, 2022]




***

Siapa yang kemarin baca Spesial Part- Reuinion???

Yang belum harap bersabar sampai akhir cerita ini ya, wkwkwk

unsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang