[Tersedia di gramedia dan toko buku online]
@cloudbookspublishing
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Tentang perjodohan, perjuangan, dan beda keyakinan.
Kenzo Algazza, cowok tampan dan terkenal dingin didepan banyak orang. Berbeda dimata teman-temannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liona berlari dari dalam rumah Bia. Napasnya naik turun tidak beraturan. Pipinya basah karena buliran air matanya turun begitu saja. Ia meremas tas putih yang ia gendong.
Darren mengejar Liona dari belakang. Ia khawatir jika terjadi sesuatu pada perempuan itu. Ia mencengkal tangan Liona saat temannya ini ingin menyeberang jalan.
"Lo mau kemana!" ucap Darren sampai keningnya berkerut.
"Gue anter lo pulang," ucapnya lagi lalu menarik pergelangan Liona.
Darren memperhatikan Liona dari kaca spionnya. Perempuan itu hanya diam. Darren menghentikan motornya dijalan yang lumayan sepi. Ia menarik Liona untuk duduk.
"Lo kenapa, hm?" tanya Darren menatap dalam Liona.
"G-gue..." Bahkan untuk membuka suara saja perempuan itu tidak bisa. "G-gue gak kuat liat mereka," lanjutnya terisak.
"G-gue.." Darren memeluk Liona. Ia merasakan hembusan napas tidak beraturan dari perempuan itu.
"Sstttt.." Darren mengelus punggung Liona dengan lembut.
Liona, asal lo tau. Hati gue sakit liat lo nangis, batin Darren.
"Nangis aja gapapa. Cerita sama gue apa yang lo rasain," ujar Darren.
"G-gue jahat sama mereka, Ren!" titah Liona.
"Gue sahabat yang jahat buat Bia. Harusnya gue gak muncul dihubungan mereka." Tangis Liona semakin pecah.
Liona mencengkeram kuat lengan Darren. "G-gue suka sama Kenzo," kata Liona.
"Gue suka sama dia, Ren!"
"Gue bego udah suka sama pacar sahabat gue sendiri. Hiks...gue jahat," ucap Liona memukul dada Darren.
"Lo gak boleh bilang gitu!" ucap Darren keras tapi tidak membentak.