40. Pembunuh

126K 15K 10.4K
                                    

Hai, bubu!😜❤️ Absen siniiii!

HARUS RAME KAYA CHAPTER KEMARIN😤

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜

***

Liona memasuki kamarnya. Sedari tadi ia tidak berbincang dengan Kenzo. Lelaki itu marah. Bahkan, untuk mendekatinya saja Liona tidak berani. Ia memberanikan dirinya untuk mendekati Kenzo.

"Ken?" panggilnya. Lelaki itu tidak menggubrisnya ia masih menatap luar melalui jendela kamarnya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Kenzo. Ia sekarang menjadi lelaki yang ketus dan dingin.

"L-lo marah sama gue?"

Kenzo tersenyum licik. "Lo bego atau gimana sih? Jelas gue marah sama lo! Lo yang buat dia pergi!"

"Gue tau gue salah karena udah hapus pesan Bia waktu itu. Tapi ini semua udah takdir, Ken."

Lelaki itu menatap wajah Liona. "Gue udah bilang kan? Jangan pernah egois. Gara-gara keegoisan lo, dia sekarang pergi ninggalin gue!"

"Lo gak bakal tau gimana rasanya ditinggal sama orang yang kita sayang," lanjut Kenzo.

"Gue tau, Ken. Gue paham. Gue juga ngerasain hal yang sama. Yang kehilangan Bia gak cuma lo. Yang hancur gak cuma lo. Gue juga, Ken. Dia sahabat gue, jelas gue ngerasain itu."

"Kalo lo sahabat dia! Kenapa lo egois? Lo bahkan pengen menang sendiri tanpa tau siapa yang lebih butuhin gue."

Liona menelan ludahnya kasar. "G-gue...gue gak tau kalo ujungnya bakal kaya gini, Ken."

"Gue bener-bener gak nyangka sama lo. Ternyata lo sejahat dan selicik ini." Liona menggeleng kuat. Tidak! Ia tidak seperti itu.

Kenzo melanjutkan ucapannya. "Gue udah nyoba terima perjodohan ini. Gue udah berusaha bersikap baik sama lo. Tapi kenapa lo setega ini? HAH?! Kenapa? Lo punya dendam?"

"Gue gak kaya gitu!" bantah Liona.

"Apa?" Liona tidak menjawab pertanyaan Kenzo. Ia memilih untuk diam daripada berdebat dengan lelaki itu. Liona duduk ditepi ranjang.

"Ngapain lo disini? Sana pergi," usir Kenzo.

Liona mengerutkan keningnya. "Ini udah malem. Gue mau tidur," jawabnya.

"Gue gak mau tidur berdua sama pembunuh kaya lo." Kenzo menekankan kata 'pembunuh'.

Liona menatap Kenzo tidak percaya. Lelaki itu mengatakan kalimat yang menyakiti hatinya.

"Gue bukan pembunuh!" bantah Liona dengan mata yang berkaca-kaca.

Kenzo tersenyum miring. "Ngehilangin nyawa orang kalo bukan pembunuh apa?"

Liona mengepalkan tangannya lalu memilih untuk pergi. Baru beberapa langkah Kenzo kembali berucap.

"Selagi masih ada sofa, lo bisa tidur disitu. Teras juga bisa kalo lo mau."

***

Perempuan itu sibuk menyiapkan sarapan dari tadi setelah subuh. Memang hanya nasi goreng dengan sosis yang dijadikan topping. Tapi untuk Liona memasak sepeti ini membutuhkan waktu yang lama. Maklum ia masih belajar.

KENZO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang