[Tersedia di gramedia dan toko buku online]
@cloudbookspublishing
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Tentang perjodohan, perjuangan, dan beda keyakinan.
Kenzo Algazza, cowok tampan dan terkenal dingin didepan banyak orang. Berbeda dimata teman-temannya...
AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI: INSTAGRAM : @yesimrnss TIKTOK : @yesimrnss PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra
JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liona merasa terbang kali ini. Lelaki itu begitu peduli dengannya. Bahkan ia memesan taksi untuk pulang dan menyuruh Darren untuk membawa motornya ke rumah. Lelaki itu menggendong Liona sampai kedalam rumah.
Arlan dan Darren melihat sekeliling rumah yang pertama kali ia kunjungi. Lelaki itu saling menatap. Banyak pertanyaan yang ada didalam otak mereka.
"Kesambet lo berdua!" ujar Kenzo. Kedua lelaki itu berjalan kedalam rumah mengikuti Kenzo.
"Em.. kalian mau minum apa?" tawar Liona sambil berdiri.
Kenzo menarik pergelangan tangan perempuan itu untuk kembali duduk. "Gak usah, kalo haus mereka bisa ngambil sendiri. Lo duduk disini."
"Gue gak mau lo kenapa-napa," lanjut lelaki itu. Untuk pertama kalinya lelaki itu peduli dengannya.
Arlan hanya diam melihat itu. Apalagi Darren, dia benar-benar terkejut dengan ini semua. Perempuan yang ia sayang sekarang sudah menjadi istri sahabatnya sendiri? Lalu bagaimana dengan Bia?
"Diem lo! Iya maksud gue kalian udah nikah?" tanya Arlan mencomot permen yang ada dimeja.
Kenzo mengangguk. "Hm, gue udah nikah sama Liona."
"HAH?! SERIUS?!" pekik Arlan.
Arlan melototkan matanya sambil memukuli dadanya. "HEH! TOLONG! GUE KESELEK PERMEN!" Lelaki itu menggoyang-goyangkan tubuh Darren yang ada disampingnya.
Darren bingung harus tertawa lebih dulu atau menolong temannya itu. Lelaki itu dengan keras memukul punggung Arlan hingga memuntahkan permennya.
"Yailah kambing! Lo bantuin gue ngeluarin permen atau lo mau bunuh gue?!" tanya Arlan dengan wajah memerah.
"Kalo gak digituin yang ada lo mati!"
"Ati-ati lo kalo ngomong! Becanda Ya Allah."
Perempuan itu masih tertawa melihat wajah Arlan tadi. Kasihan sebenarnya, tapi ekspresi wajah temannya itu memang benar-benar mirip dengan kambing. Berbeda dengan Kenzo lelaki itu hanya tertawa hambar.