54. Hanya butuh liona

180K 17.9K 14.2K
                                    

Hai, bubu!😜❤️ Happy reading!

KALI INI AKU MAU NUNGGU SAMPAI TEMBUS TARGETNYA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜

***

Liona berjalan menuju kelas sambil melepas topi berwarna abu itu. Ia mengelap keringat di jidatnya dengan punggung tangannya. Ia menoleh kebelakang saat mendengar seseorang meneriaki namanya.

Ia melangkah lebih cepat untuk menghindari lelaki itu.  Kenzo yang melihat Liona mengacuhkan dirinya itu menghentikan langkahnya. Ia menghembuskan napasnya pelan.

"Segitu bencinya lo sama gue, Na," ucapnya sambil menatap punggung perempuan itu mulai tidak terlihat.

Kenzo membalikkan badannya. Ia memilih untuk meninggalkan sekolah dan menuju warung simbok. Padahal akhir-akhir ini ia sudah sering ke ruang BK karena meninggalkan jam pelajaran.

***

Liona duduk di rooftop. Menikmati angin yang menerpa wajahnya. Ia berdiri saat Kenzo ada didepannya. Lelaki itu mencengkal tangannya.

"Tunggu bentar, Na." Liona menyingkirkan tangan lelaki itu.

"Minggir, gue mau ke kelas," ujarnya pada Kenzo yang menghadangnya.

Kenzo menatap manik mata dengan dalam. "Gue udah terima surat cerainya."

Deg

Kalimat itu membuat Liona tersentak kaget lalu memalingkan pandangannya. Secepat ini? Ia benar-benar akan selesai dengan lelaki itu?

Liona menatap Kenzo kembali. "Bagus dong. Udah lo tanda tangani kan?"

"Gak."

"Kenapa gak lo tanda tangani? Gue pengen cepet-cepet selesai sama lo."

Grep

Mulut Liona menganga kaget karena lelaki ini tiba-tiba memeluknya. Pelukan ini, ia merindukan pelukan ini. Ia kesusahan untuk mengambil oksigennya.

Kenzo menejamkan matanya sambil memeluk Liona. Wangi rambut mint yang masih sama seperti dulu. Ia mengeratkan pelukannya. Ia tidak ingin kehilangan perempuan ini.

Air matanya mengalir begitu saja. Ia membayangkan seberapa sering ia menyakiti perempuan ini. Seberapa sering ia meninggalkan perempuan ini dijalan. Ia bahkan tidak pernah tau apa yang terjadi dengan perempuan ini.

"Gue kangen lo...."

"Gue kangen diobatin sama lo."

"Gue kangen lo selalu nungguin gue pulang dirumah."

KENZO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang