Chapter 4

239 31 4
                                    

Aku akhirnya sampai dirumah dan langsung merebahkan diriku di sofa. Aku memainkan ponsel ku sejenak untuk menghilangkan rasa penatku.

Cling.

Halo! Sumimasen, ini benar nomornya (Y/n)-san kan?

Aku melihat info nama dari nomor yang barusan mengirimiku pesan, bertuliskan "Kyoujurou".

(Y/n): "Apa?"

Rengoku-sensei: "Halo, (Y/n)-san Save ya!"

Sudah ku duga, dia menghubungi ku hanya untuk hal yang tak penting.

Aku langsung mematikan HPku dan menaruhnya dikasur.
Kemudian aku pergi mandi dan mengganti pakaianku.

Aku pun naik ke kamar ku sembari membawa lembaran kertas yang sudah ku tanda tangani sendiri.

Dan langsung saja aku memasukkannya ke tas dan menyiapkan buku pelajaranku.

"Hmmm..."
Tiba tiba saja aku teringat perkataan iblis sialan tadi sore.
Menawarkanku untuk menjadi iblis? Nggak akan!

Aku membenci yang namanya iblis.
Bagiku, iblis bukanlah apa-apa tanpa sang rembulan. Ia lemah terhadap sang mentari.
Makhluk bodoh yang hanya bisa merepotkan manusia.

Dia mengancam mau membunuhku kalau aku menolak?
Bahkan untuk menggores sedikit luka di tanganku saja ia tak akan sanggup, itu karena sebuah persyaratan tertentu.
Kalau dia membunuhku, Muzan bisa mengamuk dan melakukan hal nekat.

Kurasa aku tidak perlu memikirkannya, lagipula aku juga punya rahasia tersendiri tentang skillku yang sebenarnya. Ini membuatku tidak akan bergantung pada keputusan Muzan. Aku harus bisa melindungi diriku sendiri.

Karena hari sudah larut malam, aku memutuskan untuk segera tidur karena besok aku harus bangun lebih pagi untuk melakukan piket.
.
.
.
.
.
.
.
.
Normal POV
Keesokan paginya, (Y/n) terbangun dan seperti biasa ia bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

Setelah itu aku segera berangkat ke sekolah.

Di perjalanan, situasi kembali macet dan tentu saja kalau aku naik kendaraan umum, bisa-bisa jam 8 baru sampai sekolah.

"Hadeehh pagi pagi udah macet!"

Aku pun mencari celah-celah yang bisa kulewati diantara banyaknya kendaraan.

Pip pip!

"Aaa gomenasai!"

Tiba tiba tanpa sengaja, di jarak yang cukup jauh aku melihat Rengoku-sensei sedang terjebak macet juga.

'Ehh dia juga kejebak macet? Fyuhh, seenggaknya kalau aku telat nanti, sensei juga ikut telat.'

Aku pun melanjutkan jalan ku menuju sekolah, tapi kali ini tidak dengan berjalan biasa.
Melainkan berlari sembari melompat dari atap mobil yang satu ke atap mobil lainnya bagaikan NINJA DI ANIME NARTOH.

Tentu saja orang orang yang sedang menyetir menegurku dan akhirnya suasana di jalan raya menjadi rusuh.

"Woii jangan seenaknya lompat di atap mobil orang!"

Aku mengabaikan ocehan orang orang dan terus saja melakukan aksi ninja ku yang bagiku ini terlihat keren! Yaa meski di mata orang lain aku keliatan kayak preman jalanan, sih.

Tiba tiba saat aku baru saja akan melompat lagi, ransel tas ku ditahan dari belakang. Reflek aku menengok ke belakang dan tersentak melihat siapa orang yang menahan ku.

Red Thread Destiny - Don't Leave Me Again! ||Rengoku x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang