Chapter 18:

170 21 6
                                    

Setelah aku bangun, aku menyadari sesuatu.

Sensei tidak ada diranjangnya.

Kemana dia pergi?

Aku bangkit dari kasurku, rupanya infus ditanganku sudah dilepas karena ternyata AKU TERTIDUR SELAMA 7 HARI?!

Wtf?! Hari ini tanggal 27?
Seingatku waktu itu masih tanggal 20, aku sadar soalnya waktu itu sebelum kejadian yang tak mengenakkan itu, aku sempat melihat tanggal di HPku.
Aku langsung beranjak dari kasurku dan pergi mencari orang itu. Begitu aku keluar, aku mendapati Kyou-sensei bersama Inosuke, Tanjiro dan Zenitsu sedang mengobrol bersama.

"(Y/n)-san! Kochi-kochi."

Dengan ragu aku berjalan perlahan mendekati mereka.

"etto... Sensei, Inosuke, Tanjiro, Zenitsu."

"Hmmm?"

"..Sorry ya gara gara ulahku kalian jadi kayak gini."

Mereka berempat kelihatannya tersentak mendengar ucapanmu barusan.

"Santai aja kali bro."

"Daijobu, itu bukan sepenuhnya salahmu kok!"

"Ie, gausah minta maaf (Y/n)-chan!"

"Tau nih (Y/n), giliran main lempar lemparan bangku lu santai aja."

"Iya nih, biasanya sampe pala kita benjol lu dengan watados cengar cengir sendiri."

Aku hanya terkekeh kecil mendengar candaan mereka bertiga.

"Anu, tapi ada satu pertanyaan yang mau kutanyakan, (Y/n)-san."

"Apa?"

"Bisa ikut denganku sebentar, (Y/n)-san?"

Aku mengangguk, sensei mengajakku pergi ketempat yang sepi dan berhenti di salah satu sudut ruangan.

"Gomen, aku tidak bisa menanyakannya di depan teman temanmu. Sebenarnya sudah lama aku ingin menanyakannya."

"Emang mau nanya apa?" Tanyaku bingung.

"Iblis 12 bulan atas itu, apa hubungannya dengan mu?"

Deg

Iya juga... Aku belum menceritakannya kepada sensei.
Tapi aku juga baru ingat satu hal.
Sejak kapan sensei bisa menguasai pernapasan api?

"Ah--! Aku juga baru ingat, kok sensei bisa pernapasan api??"

"Jawab dulu pertanyaanku, baru aku menjawab pertanyaanmu."

Haduhhh, gagal mengalihkan topik pembicaraan ini mah.

Apa yang harus kulakukan?
Sebenarnya ini lebih kearah privasi, aku bahkan tidak pernah menceritakan ini kepada orang terdekatku.
Tapi.. dia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi melindungi ku. Apakah aku masih harus ragu padanya? Kurasa dia bisa dipercayai.
Ah.. ini bukan masalah aku mempercayainya atau tidak, aku hanya tidak ingin orang lain mengetahui hal ini meski itu orang yang paling ku percayai.
.
.
.
.
.
.
.
9 tahun lalu.
Saat itu aku masih berusia 5 tahun,
Aku menangis ketakutan sembari bersembunyi dibawah kasur.
Tiba tiba seseorang masuk, aku berusaha menahan diri untuk tidak berteriak agar dia tidak menyadari kalau aku sedang bersembunyi disini.
Tiba tiba orang itu mengangkat ranjang kasurku dan melempar nya begitu saja sampai hancur berkeping-keping.
Aku makin takut dan berusaha untuk kabur melewati jendela, tapi tanganku ditahan olehnya.
Meski sudah berusaha untuk memberontak, tapi tubuhku yang mungil tentu kalah kuat melawannya.

"Nama mu (Y/n), ya?" Ucapnya dengan senyum tipis dan tatapan lemah lembut, matanya berwarna merah dan ia memakai jas hitam dengan topi di kepalanya. Aku mendorong nya dan ketika baru saja akan kabur, bagian belakang bajuku dicengkram oleh seseorang.

Red Thread Destiny - Don't Leave Me Again! ||Rengoku x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang