Chapter 17:

170 20 9
                                    

SYAT!

Mata ku terbelalak melihat apa yang terjadi didepan mataku.
Douma terdiam ditempatnya, darah mengalir dari mulutnya.
Meski terkejut, saat ini aku tidak begitu mempedulikan Douma. Aku tersentak melihat sosok yang berada di depan Douma saat ini.

"S-s-sensei?"

"Omorishoi... Kau mengorbankan dirimu sendiri untuk menyelamatkan si beban ini?" Douma terdiam ditempat dan tak bisa berkata-kata, ia menatap lurus kearah Kyou-sensei yang baru saja menusuk Douma dengan pedangnya.

"...Dia bukanlah beban!" Sensei berusaha menggerakkan badannya untuk memusnahkan Douma, tapi tangannya tiba tiba bergemetar dan ia sepertinya mati rasa.
Yang makin membuatku tersentak adalah luka disekujur tubuhnya, luka tusuk sana sini dan luka goresan dimana-mana.

Hari mulai menjelang subuh.
Cahaya matahari mulai memasuki celah celah pepohonan, Douma langsung panik kelabakan dan berusaha menggerakkan tubuhnya.

"Duh, aku malah membuang-buang waktuku yang berharga." Douma mencabut pedang yang menusuknya dan membuangnya.

"Moshi moshi! Daijobu desuka?"

"Yare-yare! Bisa bisanya kalian babak belur begini."

"Ah! Kalian semua terluka parah ya?! Kalian gakpapa kan?! Sakit nggak?!"

Ternyata para sensei menyusul kami kesini dengan 2 mobil ambulan(?) Shinobu-sensei yang mengurus Zenitsu, Mitsuri-sensei dengan Tanjiro, Giyuu-sensei dengan Inosuke, Uzui-sensei dengan Kyou-sensei, dan Muichiro-sensei yang mengurusku.
Para sensei menatap Douma dengan tatapan tajam, meski seharusnya terlihat mudah bagi Douma, tapi saat ini dia tak akan bisa berkutik karena hari juga sudah menjelang subuh!

"Aku malas meladeni kalian, (Y/n)-chan, ayo ikut denganku!"

"Ikut kemana?"

"Hee, kau kan sudah setuju untuk bergabung menjadi iblis bersamaku!"

"Aku cuma bilang 'baiklah aku mau' loh. Aku nggak pernah bilang mau menjadi iblis! Kalau kau bingung, yang kupikirkan tadi adalah baiklah aku mau membunuhmu, Douma!"

"Ara? Tak ku sangka kau memikirkan itu, (Y/n)-chan, ternyata kau memang licik. Lihat saja pembalasanku nanti~! Jaa ne"

Aku mengabaikan Douma dan bergegas pergi menyusul yang lain, Muichiro-sensei menggendongku ala bridal style dan membaringkan ku di kasur ambulan, tepat disebelah Kyou-sensei. Kami satu ambulan, mungkin karena kami yang paling terluka parah, kalau Inosuke Tanjiro Zenitsu hanya mengalami luka luar, jadi mereka ada di ambulan yang satunya lagi.

Douma pun tak bisa nekat untuk membawaku pergi, karena Muzan sudah menyelesaikan pekerjaan nya dan sudah bisa kembali mengontrol tindakan para iblis. Jika ada tindakan bawahannya yang menyimpang dari perintahnya, dia tak akan segan-segan untuk menghukum bahkan langsung melenyapkan iblis tersebut.
Matahari mulai terbit dari timur, Douma akhirnya memutuskan untuk pergi darisini, mencari tempat untuk bersembunyi dari cahaya matahari.

Aku akhirnya bisa sedikit bernafas lega, setidaknya sedikit. Karena aku khawatir melihat keadaan Kyou-sensei dan teman temanku yang babak belur karena berusaha melindungiku.
Aku perlahan menutup mataku, tanpa ku sadari tangan Kyou-sensei menggenggam tanganku erat. Uzui-sensei dan Muichiro-sensei yang sedang memberi pertolongan pertama pada kami, sepertinya menyadari nya.

"Kalian ini ada-ada aja. Bikin khawatir, tahu!" Omel Uzui-sensei,

"Untung bentuk awannya bagus, kami jadi datang tepat waktu." Ucap Muichiro-sensei santai.

Set
Tiba tiba aku merasakan sesuatu menancap di tanganku.
Sepertinya ini adalah infus, apa Muichiro-sensei yang memasangnya?
Karena efek dari cairan infus yang masuk melalui tanganku, aku perlahan mengantuk dan tertidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Begitu aku sadar, aku sekarang berada di suatu tempat yang berbeda. Ini seperti ruangan di rumah sakit, kayaknya iya deh.

Red Thread Destiny - Don't Leave Me Again! ||Rengoku x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang