"Akhirnya bebas! Kita jadi nggak perlu minum obat pahit itu lagi-- Uhuk-!!" Baru saja sensei riang gembira karena bebas dari obat pahit itu, tiba tiba aku menyodorkan paksa segelas obat kedalam mulut sensei.
Yap, sebelum aku pergi aku sempat mengambil obat yang diberikan Shinobu-sensei. Karena aku tahu Kyou-sensei masih belum sembuh, kalau berhenti minum obat takutnya malah kambuh lagi."Kata siapa bebas? sensei tetap harus minum."
"Kalau begitu (Y/n)-san juga harus."
"Gak mau wleee--" baru saja aku menjulurkan lidah untuk meledek sensei, tiba tiba dia malah balas dendam dan menyodorkan gelas berisi obat yang sama secara paksa, aku terpaksa menelannya karena tak bisa mengelak. Aku terkejut, mengapa dia tiba tiba melakukannya, apa kah dia juga diam-diam membawa obat yang sama?
"Seorang guru itu selangkah lebih maju daripada muridnya, tahu. Aku sudah tahu rencanamu, jadi aku juga melakukan hal yang sama yaitu diam diam membawa obat pahit itu." Ia tiba tiba mencolek hidungku dengan telunjuknya, tangan nya yang jahil membuatku jengkel.
"Ngeselin."
.
.
.
.
.
.
."(Y/n)-saann kita akan tidur bersama lagi! Aku sudah memberi sebuah pembatas kok, jadi tenang saja!"
"Tirai transparan?"
"Yap! Jadi aku tetap bisa melihatmu untuk memastikanmu aman."
'Alasan.' batinku.
"Hummm, (Y/n)-san boleh aku mengatakan sesuatu?"
"Kalau mau ngomong langsung to the point aja, jangan membuatku berpikir duluan."
"Aku cuma mau bilang kalau (Y/n)-san imut."
Aku baru saja akan menggeplaknya, tapi terhalang oleh tirai transparan diantara kami berdua sehingga aku gagal menggeplaknya.
"Urusai! Tidur sana."
"Hahahaha!! Gomen gomen, habisnya saya bosan sih tidur terus."
"Hm, aku juga."
Kyoujurou's POV
Aku menatap wajah (Y/n) yang terlihat damai ketika sedang diam, sekilas aku teringat sosok ibuku yang mirip seperti (Y/n).
Agak pendiam, tapi sebenarnya penuh perhatian dan penuh kasih sayang. Meski kelakuan (Y/n) memang sangat nakal dan sulit diatur, tapi aku yakin suatu saat nanti ia akan berubah. Tentu ia tidak akan mudah berubah dengan sendirinya, perlu bimbingan yang tepat untuk mengajarinya hal yang benar dan salah, apalagi ia sangat keras kepala.
Untuk itu, aku harus mengenal (Y/n) lebih dekat, tujuan utamaku saat ini adalah untuk membimbing (Y/n) menjadi murid yang baik dan bersopan santun kepada siapapun dan dimana pun ia berada.Soalnya, selama beberapa bulan terakhir sikap (Y/n) disekolah makin buruk. Aku tahu karena aku diam diam mengawasinya dari jarak jauh, dari atap sekolah misalnya, atau dari gerbang sekolah agar (Y/n) tidak menyadari kalau aku sedang mengawasinya.
Flashback,
1 bulan yang lalu.Saat itu (Y/n) sedang duduk diam di meja kantin sembari menunggu pesanannya datang, tiba-tiba ada seseorang yang tak sengaja menumpahkan minumannya.
"Ah maaf! Aku tidak sengaja menumpahkan air ini ke bajumu."
"Berani macem macem sama gua ya lo, sini lo!" (Y/n) marah dan mencengkram kera baju orang itu, tentunya semua orang yang berada di kantin melerai mereka berdua.
Masih 1 bulan yang lalu.
Waktu itu Muichiro sedang berdiri, ia terdiam sembari menatapi awan awan di teras.
"Woi, minggir dong gue mau duduk, Mui-senseil! Diem doang kayak patung aja. Anj*y ngeliatin awan serius banget, minggir gua mau lewat!"
Muichiro menatap (Y/n) dengan tatapan seperti biasanya, meski aku tahu itu tidak menunjukkan rasa senang sama sekali.
Ia tiba tiba berjalan mendahului (Y/n) dan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread Destiny - Don't Leave Me Again! ||Rengoku x Reader
Fiksi RemajaTentang kisah petualanganmu dengan seorang guru sejarah di Kimetsu Gakuen, Rengoku Kyoujurou. Semua terjadi begitu saja. Kilasan masa lalu kita terputar kembali di otakku. Kenapa? Kenapa kau harus datang padaku? Semakin kita menjauh, justru takdir s...