🐥🐥🐥🐥
PLAK
Seorang perempuan langsung membuka matanya, setelah mendengar suara tamparan, langsung saja perempuan itu berlari keluar kamar tak peduli ia baru bangun atau tidak.
Perempuan itu menatap marah ke arah dapur, melihat papah nya sedang main tangan dengan bunda nya.
"PAPAH CUKUP! PAPAH APAAN, SIH?"
"Urus tuh bunda kamu yang gila, habis sudah dapur dengan dia, berantakan!"
"Aku pasti beresin, papah gak perlu tampar bunda! DIA PEREMPUAN, DIA ISTRI PAPAH!" Teriak Zara sambil memeluk bunda nya yang gemetar ketakutan.
"DIA PEMBUNUH! DIA PEMBUNUH." Balas lelaki tua itu, lalu pergi begitu saja dari dapur yang sudah sangat berantakan.
"Bunda gak papa? Sakit ya?" Tanya Zara, mengelus pipi bunda nya.
Dengan tatapan kosong bunda nya tertawa. Membuat hati Zara terluka melihatnya. Perempuan yang paling ia cintai harus mengidap penyakit gangguan jiwa.
"Bunda ini masih malam, gak boleh ya ketawa-ketawa gitu. Bunda mau apa?"
Bunda nya terkekeh, lalu menggaruk-garuk kepalanya. Zara menghela nafas, menuntun bunda nya keluar dapur menuju kamar bunda nya. Setelah selesai mengistirahatkan bunda nya di ranjang, Zara berjalan menuju dapur.
Ia baru saja tertidur pulas, setelah selesai mengerjakan tugas nya. Tak apa, jika ia harus tidak tidur seharian, demi bunda nya.
Zara membersihkan dapur, tak ada air mata atau keluhan, ia sudah biasa begini rasanya mau ngeluh pun untuk apa? Mengeluh atau menangis tidak akan membuat semuanya baik-baik saja. Hidup nya sudah sehancur ini.
Setelah selesai membersihkannya, Zara menuangkan air putih dan meminum nya.
"Loh, kamu belom tidur, Za?" Tanya Zora dengan suara khas nya lemah lembut, dia suadara kembar Zara.
"Lo yang kenapa belom tidur? Udah malam."
"Aku ke bangun, haus."
"Masuk kamar sana, nanti gue anterin susu biar lo ngatuk lagi."
"Gak papa Za, aku bikin sendiri aja. Aku gak mau ngerepotin kamu terus."
"Gue bilang, masuk kamar sana."
"Makasii ya Za, aku ke kamar dulu."
"Hm, nanti gue anterin susu nya."
"Iya makasii, Za." Zora kembali naik ke atas, menuju kamar nya sendiri.
Zara mulai membuat susu putih untuk saudara kembar nya, selain bunda nya Zora pun kekuatan bagi Zara, ia hanya memiliki mereka. Tidak ada yang lain.
Zara membawa gelas berisi susu putih, menaiki tangga.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk aja Za, gak aku kunci."
Zara langsung masuk kekamar Zora, melihat Zora yang duduk di ranjang.
"Ini susu nya, abisin abis itu tidur. Besok lo bisa telat sekolah, kalo jam segini belom tidur."
"Makasii ya untuk susu nya, kamu juga loh Za bisa telat, kalo belom tidur."
"Gue udah biasa dihukum, dan lo gak boleh di hukum!"
"Iya iya."
"Gue balik ke kamar, abis itu tidur!"
"Iya Zara sayang." Sahut Zora tersenyum lembut.
Zara keluar dari kamar Zora, menuju kamar nya yang ada di sebelah kamar Zora.
![](https://img.wattpad.com/cover/300737804-288-k652450.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA & ZORA
Teen Fiction"SEKALI LAGI GUE TANYA, SIAPA YANG BUAT LO LUKA-LUKA, ZORA?!" "JAWAB ANJING! DENGAR, GUE GAK AKAN BIARIN ORANG ITU HIDUP SETELAH APA YANG DIA BUAT SAMA LO! GAK AKAN RA." Perempuan itu menangis sesegukan, selain sakit karena luka nya, ia pun ketaku...