What's on December [TAMAT]

Chapter 2: Lebih dari.

Chapter 2: Lebih dari.

"Bukan hanya sekedar mengagumi namun lebih dari itu."

_______

Januari, 2021

Bunga itu akhirnya mekar dengan indah di awal tahun saat hujan turun dengan deras pada pagi hari. Dua tahun lalu masih berupa bibit yang di tanam pada tanah merah yang subur dan perlahan tumbuh dengan baik seiring terus di pupuk oleh kata-kata manis dan imajinasi yang mengasikkan. Pada akhir tahun kemarin, bunga itu menjadi kuncup yang siap untuk mekar dan menunjukkan betapa cantiknya ketika mekar nanti. Dan pagi ini, bunga itu mekar berbarengan dengan keyakinan yang berulang kali dipastikan bahwa, itu bukan hanya sekedar rasa kagum melainkan lebih dari itu. Buktinya, bunga yang ada di dalam hatinya mekar dengan indah jadi, ini semua adalah rasa cinta yang berawal dari kekaguman semata.

Abimelech menatap lukisan yang baru selesai ia lukis kemarin malam, lukisan itu masih basah, sama dengan tanah yang baru saja di guyur oleh hujan di pagi hari. Ia tersenyum melihat lukisannya itu dan lukisan itu adalah apa yang ia rasakan kemarin malam. Tentang apakah ia jatuh cinta atau hanya kagum semata pada Aoife. Jika jatuh cinta, kenapa bisa terjadi padahal belum pernah menjalin kedekatan secara khusus dengan perempuan itu. Bertemu dengannya saja baru dua kali dan itu tak bisa di bilang sebuah pertemuan pribadi yang dekat, hanya sebatas penggemar dan idola. Tapi, perasaan itu kian hari kian bertumbuh dan ia tak bisa meminta perasaan itu untuk berhenti bertumbuh karena perasaan itu kini telah mekar indah seperti bunga.

Jadi, ia tak akan lari atau pun membiarkan perasaan itu mekar dengan sia-sia. Ia akan melakukan apa pun agar perasaan itu tetap mekar dengan indah tanpa merasakan layu sebelum di petik. Di petik oleh orang yang membuat perasaan itu ada dan mekar seindah ini.

Setelah menatap lukisannya cukup lama, Abimelech berdiri dan bergegas keluar kamar untuk mandi karena nanti pukul sembilan akan ada pertemuan dengan panitia pameran karya seni. Pameran karya seni dalam rangka ulang tahun galeri seni X², galeri seni tempatnya mengelar pameran seni perdananya dulu. Tak hanya itu, karyanya selalu berada dalam dinding galeri seni X² dan hal itu membuatnya akrab dengan Direktur galeri seni X² tersebut.

Variabel, atau akrab di sapa dengan Ava, menjadi teman dekat Abimelech sejak mereka terlibat dalam kontrak kerja profesional. Lewat Ava itulah Abimelech mendapatkan alamat rumah Aoife sehingga ia bisa mengirimkan lukisan itu pada Aoife karena perempuan itu suka dengan lukisannya. Biarlah bila ia dianggap menjilat ludah sendiri karena kemarin ia bilang jika tidak akan memanfaatkan Ava untuk membuatnya dekat dengan Aoife.

Tenang Abimelech, hanya meminta bantuan Ava untuk memberikan alamat rumah Aoife demi bisa memberinya hadiah lukisan pada Aoife. Bukan untuk menjadi makcombalang, jadi tidak masalah.

Abimelech menatap penampilannya sekali lagi pada cermin dan ketampanan di wajahnya tak akan bisa luntur meski usianya semakin berkurang. "Apa Aoife akan pergi ke galeri seni hari ini," tanyanya pada dirinya sendiri yang ada di cermin.

Jari-jari Abimelech mengetikkan sesuatu pada ponselnya kemudian ia memasukkan ponsel itu pada saku dalam jaket yang ia kenakan. Ia kembali menatap cermin dan menata rambutnya sambil tersenyum melihat betapa tampannya dia. Bisa di bilang, Abimelech sering memuji dirinya sendiri bila di depan cermin seperti ini. Sama seperti pria pada umumnya yang selalu memuji betapa tampan dan kerenya bila sedang bercermin.

*.*.*.*

Pendingin udara di cuaca lembab seperti ini masih di butuhkan dalam ruangan karena setiap orang memiliki suhu tubuh berbeda. Beruntungnya Abimelech hari ini mengenakan jaket. Orang-orang yang ada di sini sepertinya memiliki kulit gajah semua karena tak terlihat kedinginan. Atau tubuhnya yang akan terkena demam karena hanya dia sendiri yang terlihat kedinginan dengan suhu delapan belas derajat. Dinginnya pendingin ruangan tak sedingin suhu udara asli. Seharusnya ia tak merasa kedinginan seperti ini.