Chapter 17: Cerminan diri.

27 7 4
                                    

Chapter 17: Cerminan diri.

"Novel yang kamu tulis mencerminkan diri kamu."

________

Abimelech terlihat menjulang di antara deretan rak buku, pria itu terlihat tinggi dan gagah dengan aura tampan yang mempesona. Poni rambutnya yang sedikit menutupi dahi membuat Abimelech terlihat lebih muda dari usianya saat ini. Dia begitu menarik perhatian para gadis remaja yang sebelumnya terkikik membaca blurb novel, saat melihat Abimelech, mereka terpana. Dengan postur yang tinggi, Abimelech dapat menjangkau Aoife yang berdiri di depan rak buku best seller melalui kedua matanya dan mengabaikan para gadis remaja yang sedang tebar pesona padanya.

Setelah melihat-lihat serta menimang-nimang, mana buku yang akan di beli, Abimelech memutuskan untuk membeli novel romansa komedi. Tak hanya itu, ia juga membeli buku politik dan ekonomi karena ia ingin menambah wawasan. Sebagai seorang moderat, ia harus sering membaca buku mengenai berbagai hal yang nyata dan tidak sebatas fiksi belaka untuk memenuhi asupan pengetahuan. Meski tak menampik, beberapa novel juga mencatut berbagai hal yang ada di dunia nyata.

Mata Abimelech tertarik pada rak buku religi, sebagai manusia beragama, ia juga haus akan ilmu agama, jadi ia membeli satu buku agama tentang akidah akhlaq. Banyak hal tentang agama yang tak ia ketahui jadi ia ingin belajar agama dan mempelajari tentang akidah akhlaq terlebih dahulu agar ia ingin menjadi manusia yang beradab. Punya nilai sopan-santun dan berbudi luhur. Meski dalam praktek kehidupan sehari-hari, agak susah untuk menerapkannya namun ia pantang menyerah dan akan terus belajar serta memperbaiki diri.

Kaki Abimelech melangkah mendekati Aoife yang masih setia berdiri di depan rak buku best seller sambil bersendekap. Perempuannya itu begitu terlihat serius dan garis wajahnya yang memang sudah tercipta terlihat serius, sekarang semakin serius. Seoalah, perempuannya itu tengah membangun sebuah mimpi besar pada rak buku best seller itu sembari menguarkan doa dalam hati yang tak dapat di dengar oleh orang lain. Namun dapat terlihat dari kedua matanya. Abimelech tersenyum melihatnya, baginya, Aoife adalah penulis favoritnya sekaligus cinta pertamanya.

"Sudah hampir dua puluh menit kamu berdiri di sini," tegur Abimelech dengan berdiri di samping Aoife dan ikut melihat ke arah mana mata Aoife memandang.

"Setiap akan menerbitkan novel baru, aku selalu memandang rak buku best seller dan berdoa pada Tuhan agar novel ku berada dalam jajaran rak buku best seller juga." Cerita Aoife membuat Abimelech tersenyum karena tebakannya benar, bahwa Aoife memang menguarkan doa dalam hati.

"Kamu tau, aku selalu tersenyum saat melihat novel kamu berada di jajaran rak best seller dan berkata dalam hati, kerja keras penulis favorit ku selama ini terbayar dengan predikat best seller. Meski aku tidak tau, seperti apa usaha dan tenaga kamu untuk menyelesaikan sebuah novel, aku merasa itu pekerjaan yang melelahkan namun membahagiakan." Jika Abimelech berkata seperti ini, riak muka Aoife langsung berubah menjadi memerah dan itu membuat Abimelech memandang pipi kanan yang memerah itu dari samping serta senyum manis yang sengaja di tahan.

Aoife tak dapat menahan senyumnya lagi. "Meski tak menduduki predikat best seller, aku tetap bahagia karena telah menyelesaikan satu misi yang muncul dari imajinasi menjadi sebuah novel. Bagi ku, best seller adalah doa namun sebenarnya, best seller hanyalah bonus untuk kerja keras ku."

Senyum indah itu masih menghiasi bibir Aoife yang di poles dengan mosturaizer lipstik warna merah muda. "Aku ingin menyalurkan semua imajinasi ku dalam bentuk novel dan bila orang-orang suka, aku berterima kasih untuk itu. Bila tidak, berarti bukan selera mereka." Begitu terdengar bijak dan membuat hati Abimelech menghangat.

Abimelech tersenyum bangga, pria itu menatap Aoife dari samping dengan penuh makna. "Saat aku membaca sebuah buku atau pun novel, tulisan seorang penulis adalah cerminan diri penulis tersebut. Itu yang aku pikirkan."

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang