Chapter 19: Persahabatan yang aneh.
"Pertemanan bisa bertahan lama jika sama-sama saling memahami dan menghargai."
________Suasana hati Aoife dalam keadaan tidak baik setelah mendapatkan panggilan dari Ibam dan kurator seni itu tak hanya membahas masalah lukisan Aofha. Melainkan ke rana pribadi dan itu menyingung perasaan Aoife hingga membuat Abimelech ikut tersinggung karena masa lalu itu sudah berlalu dan kini sudah punya pasangan masing-masing. Bahkan perang akan terjadi bila saja Ava selaku Direktur galeri seni tak datang untuk melerai.
Ava tak datang seorang diri melainkan bersama dengan Dandi sahabat Abimelech.
Kini empat orang berusia dua puluhan itu duduk di sofa ruangan Ava yang terasa dingin karena suhu pendingin ruangan yang di atur rendah oleh Ava untuk menurunkan suhu amarah dalam diri Aoife dan Abimelech.
Jika kalian bertanya, dimana Ibam sekarang. Pria itu kini berada di gudang galeri seni untuk menyortir lukisan. Sebuah ruangan yang sangat cocok untuk Ibam untuk menenangkan diri sekaligus sadar diri. Tak semuanya harus tetap di simpan meski memiliki nilai seni karena kondisi lukisan yang sudah tak memungkinkan untuk di perbaiki. Lukisan yang tak layak tak akan di pamerkan. Begitu pula dengan perasaan dan juga kenangan masa lalu. Seharusnya, Ibam pandai mensortir kenangan dan juga perasaan yang ada dalam dirinya seperti dia yang pandai menyortir lukisan di gudang saat ini. Pekerjaannya sebagai seorang kurator seni setidaknya memberikan Ibam pengetahuan baru namun sepertinya pria itu memang susah untuk di ingatkan atau pun susah untuk sadar diri.
Kembali lagi ke ruangan Ava yang terasa sangat dingin karena Ava merendahkan suhu pendingin lagi. Itu semua karena amarah yang ada dalam diri Aoife dan Abimelech belum terlihat redah. Dandi yang memberi kode pada Ava untuk meningkatkan suhu pendingin ruangan karena melihat Abimelech yang mulai kedinginan pun tak di gubris oleh Ava. Hingga Aoife sadar bahwa kekasihnya itu kedinginan dan langsung menyambar remot pendingin ruangan dan menaikkan suhu pendingin ruangan.
"Hukuman macam apa ini sampai kekasih ku kedinginan," protes Aoife setelah menaikkan suhu pendingin ruangan kemudian menarik tubuh Abimelech dalam pelukannya. Hal itu membuat Abimelech tersenyum penuh haru.
Ava berdecak, "Suhu dingin untuk kalian berdua yang panas akan amarah sangatlah cocok," jawaban Ava terdengar sewot dan memancing kekesalan Aoife.
"Abimelech gak bisa terkena suhu yang terlalu dingin seharusnya kamu peka," omel Aoife dengan nada tinggi.
"Ava mana tau kalo Abimelech tidak bisa terkena suhu yang terlalu dingin," bela Dandi dan itu membuat Abimelech, Aoife dan Ava melongo terkejut.
Abimelech melepaskan diri dari dekapan Aoife dan menatap Dandi tak terima karena telah membentak Aoife. "Jangan membentak Aoife," teriak Abimelech pada Dandi dengan tatapan sangat tajam.
Tatapan Dandi tak kalah tajam. "Aoife dulu yang membentak Ava," teriak Dandi dengan wajah kesal.
Dua perempuan itu masih terbengong dan belum menyadari akan situasi yang tengah berlangsung.
Abimelech menatap Dandi dan ekspresinya terlihat engan untuk kalah atau pun mengalah karena harga diri Aoife adalah harga dirinya jadi dia berujar, "Minta maaf sama Aoife," ujaran yang membuat rahang Dandi mengeras.
"Aoife juga harus minta maaf ke Ava karena Ava gak salah apa-apa tapi di bentak. Ava juga tadi udah lerai kalian berantem sama kurator seni itu jadi ini balasan kalian, hah?" Dandi menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Ava lalu pria itu menggenggam tangan kanan Ava sembari mengelusnya lembut. Kedua mata Dandi menatap Ava penuh rasa sayang yang membuat Abimelech dan Aoife melongo melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
What's on December [TAMAT]
RomanceAbimelech menyukai Aoife Jasmine, seorang penulis novel romansa. Hingga suatu hari ia terlibat kerja sama dengan Aoife dalam proyek ulang tahun galeri seni milik sahabat Aoife. Momen itu membuat hubungan Abimelech dan Aoife menjadi dekat namun Aoif...