Chapter 9: What's on December?

45 9 5
                                    

Chapter 9: What's on December?

"It's actually hurt, if i'm write you personally on my novel."

_________

Februari, 2020

Dandi menatap wajah Abimelech sedari tadi, wajah sahabatnya itu terlihat sangat cerah cemerlang tak seperti biasanya yang memang sudah cerah namun kali ini berbeda. Aura yang terpancar dari wajah Abimelech sangat berbeda dan ini kali pertama terlihat seperti ini. Sahabatnya itu seperti tengah menyembunyikan berlian indah di dalam hatinya dan engan bercerita karena takut berlian itu akan di curi oleh orang lain. Terlebih, senyuman Abimelech terlihat seperti ditujukan kepada seseorang namun tak ada orang lain yang berada di depan sahabatnya itu selain orang-orang yang berlalu lalang di trotoar depan kedai tempat mereka duduk-duduk santai sambil minum kopi. Apa sahabatnya itu tersenyum pada orang lewat atau menuju kegilaan karena kebanyakan seniman biasanya setengah tidak waras karena banyak imajinasi di dalam otaknya. Apakah Abimelech seperti itu atau tengah jatuh cinta.

"Kalo tahu gini mending tadi aku goleran sambil main game," keluh Dandi untuk membuat Abimelech sadar dari lamunannya yang sambil senyum-senyum sendiri bak orang sinting.

Abimelech menolehkan kepalanya untuk menatap Dandi sambil terus tersenyum dan itu membuat Dandi menatap aneh Abimelech sambil mengangkat sudut bibirnya bingung. "Aku beneran jatuh cinta deh sama Aoife," akuh Abimelech pada Dandi dan ekspresi Abimelech benar-benar seolah Dandi itu adalah Aoife.

Itu membuat Dandi menonyor pipi kiri Abimelech pelan agar tak menata ke arahnya lagi. "Kamu ngomong gitu berasa aku Aoife. Geli aku ih." Dandi bergidik melihatnya.

Sedangkan Abimelech tetap tersenyum dan senyumnya itu benar-benar membuat Dandi muak. "Aku seneng akhirnya sobat ku ini jatuh cinta juga tapi jangan senyum-senyum gini sambil natap aku bego." Ya, Dandi sangat bersyukur sahabatnya itu akhirnya jatuh cinta untuk kali pertama di umur dua puluh enam tahun. Sungguh luar biasa bukan.

"Terus aku harus gimana? Hati ku bahagia rasanya dan bikin bibir terus senyum gini." Abimelech mengatakannya sambil menarik-narik lengan kaos over size yang Dandi kenakan dan itu membuat Dandi risih.

"Ampun sumpah. Mending sekarang chat Aoife dan ajak dia buat kencan terus langsung bilang ke dia kalo kamu cinta sama dia." Dandi berusaha menyingkirkan tangan Abimelech yang menarik-narik lengan kaosnya.

"Okay." Tanpa ba-bi-bu, Abimelech mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan ke Aoife dan ia harus menunggu beberapa detik untuk di balas oleh Aoife.

Tangan Abimelech meraih tangan Dandi dan meletakkan telapak tangan kiri Dandi pada dadanya. "Gila, jantung ku mau meledak. Dia mau aku ajak ke galeri seni besok." Antusias Abimelech sambil senyum-senyum dan sedikit meledak-ledak.

Dandi menarik tangannya dari dada Abimelech dan apa yang Abimelech lakukan itu menarik beberapa pengunjung kedai dan orang yang lewat di trotoar. "Gila, disangka kita yang pacaran," omel Dandi dan ia terlihat kesal dan bahagia sekaligus. Bahagia karena sahabatnya itu berhasil mengajak kencan perempuan yang ia cintai.

"Tunggu, kamu beneran ajak dia kencan atau bilang ke dia buat keluar bareng ke galeri seni," tanya Dendi setelah beberapa menit sadar akan kejanggalan cerita Abimelech barusan.

"Aku bilang ke dia kalo bisa gak besok kita pergi ke galeri seni Mada bareng, gitu. Biasanya kalo aku mau ajak dia kencan gak ada embel-embel kata kencan gitu," jawab Abimelech polos kemudian mengatupkan bibir bawahnya sehingga menutup bibir atasnya.

"Bagus-bagus. Kalo kamu bilang kencan sebelum nyatain perasaan ke dia, kemungkinan dia bakal ngangep kamu aneh dan ilang perasaan sebelum memulai hubungan." Dandi menepuk-nepuk pucuk kepala Abimelech dan kelakuan mereka benar-benar membuat gemas.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang