Chapter 29: Berdamai pada masa lalu.

18 6 2
                                    

Chapter 29: Berdamai pada masa lalu.

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti."

- Al-Baqarah (263)

________

Agustus, 2021

Tak terasa, hari cepat berlalu dan masa lalu yang pilu pun telah lalu. Hati yang terluka pun ikhlas menerima dan tak peduli dengan apa yang telah terjadi di masa lalu. Kini fokus pada diri yang terus berusaha menjadi baik demi masa depan yang cerah. Cerah seperti harapan saat masih kecil dulu. Harapan-harapan yang termanat indah dan ingin terwujud. Mewujudkan sebuah harapan tidaklah mudah, ada banyak air mata dan rintihan lelah tapi tetap bertahan hanya demi masa depan yang di inginkan.

Aoife tau, ia tak seharusnya menyimpan dendam terlalu lama pada Ibam dan Cicilia tapi rasa sakit di hatinya tak bisa berbohong. Rasa sakit itu hilang ketika mendengar kabar bahwa Ibam dan Cicilia putus. Tak menyakal, ia begitu bahagia mendengar kabar itu dan yang lebih membahagiakan lagi, Ibam memutuskan Cicilia karena perempuan itu meminta agar Ibam mencoret lukisan mendiang Aofha dari pameran hut galeri seni X² serta mengatur agar lukisan pelukis Abimelech tak berada di galeri seni X² lagi. Ibam tak terima karena perempuan itu ikut campur masalah karirnya dan memutuskan perempuan itu sepihak.

Perasaan Aoife lega karena Ibam tetap profesional dan lebih memilih pekerjaannya sebagai kurator seni yang baik. Tak salah pak Satya mempercayai Ibam serta keluarga Ava tak akan rugi mempekerjakan Ibam sebagai kurator seni di galeri seni keluarga mereka. Sebagai mantan kekasih Ibam, ia bangga karena ia tak salah membantu Ibam untuk sukses meski ujungnya Ibam menghianatinya.

Satu hal yang membuat Aoife memafkan Ibam adalah Abimelech dan nasehat kekasihnya itu. Aoife masih ingat saat Abimelech menasehatinya di mobil ketika pria itu mengantarnya pulang selepas mengunjungi kantor Abimelech.

"Aku subuh tadi ngaji dan baca terjemahnya juga terus ada ayat yang buat aku termenung. Surah Al-Baqarah ayat 263." Aoife ingat ketika Abimelech menceritakan kebiasaan barunya selepas subuh yaitu membaca Al-Qur'an saat mobil melaju di jalanan ibukota malam itu.

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti."

Mendengar itu Aoife tertegun. Ia tak tau harus bereaksi seperti apa karena dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam, sangat sulit untuk memaafkan Ibam. Terutama sikap Cicilia yang sangat keterlaluan itu.

"Aku tau memafkan memang sulit karena rasa sakit yang orang lain berikan ke kita vatal. Tapi, aku gak mau kita hidup dalam rasa sakit dan dendam karena itu bisa menyakiti diri kita, bea."

Apa yang Abimelech nasehatkan memang benar tapi rasanya masih sangat susah dan tak bisa di paksa. Tapi nasehat ini berasal dari kitab suci dan itu berarti langsung dari Tuhan jadi, sebagai hamba yang baik seharusnya ia menerapkan semua yang ada di kitab suci dalam hidupnya.

"Aku akan berusaha." Respon Aoife yang membuat secarik senyum di bibir Abimelech.

Setelah beberapa hari merenung dan berulang kali membaca surah Al-Baqarah ayat 263, akhirnya pintu hatinya terketuk dan sudah memaafkan segala kesalahan Ibam dan juga Cicilia meski perempuan bernama Cicilia itu tak meminta maaf padanya. Tepat saat ia memafkan, ia mendengar kabar putusnya Ibam dan Cicilia dari Ava karena Cicilia merajuk ke galeri seni akibat tak terima hubungannya di putus oleh Ibam.

Meski sudah memaafkan rasa sakit belum tentu hilang dan hilangnya rasa sakit itu saat pasangan yang hubungannya di awali dengan selingkuh itu telah berakhir.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang