Chapter 30: Special for everything.

40 6 4
                                    

Chapter 30: Special for everything.

"This not the last you gave me a inspiration. I swear, you'll always be my inspiration, love."

________

Galeri seni X² mendadak seperti pasar raya karena banyak para penikmat seni yang menghadiri acara hut galeri seni X² yang ke tiga puluh tahun. Yang membuat para penikmat seni penasaran adalah lukisan milik pelukis Aofha serta kurator seni baru galeri seni X² yang harus memegang kendali mengantikan posisi kurator seni yang dulu, mendiang pak Satya. Tak hanya itu, mereka yang datang juga sangat penasaran dengan lukisan spesial dari pelukis Abimelech untuk galeri seni X² ini.

Sambutan utama di lakukan oleh pak Ammar, selaku pemilik galeri seni X² dan kakek dari direktur galeri seni, Variabel. Sebuah sambutan sederhana yang menjelaskan tentang filosofi nama galeri ini dan alasan mendirikan sebuah galeri seni tiga puluh dua tahun yang lalu. "Pembangunan galeri seni ini memakan waktu dua tahun. Menurut hitungan, usianya seharusnya tiga puluh dua tahun tapi karena proses peresmian yang membuat galeri ini berusia tiga puluh tahun."

Pak Ammar terlihat begitu berwibawa saat mengatakannya namun dari sorot matanya, kakek empat cucu itu terlihat menyimpan sesuatu yang begitu berharga dan tak ingin mengatakannya. Dan bibirnya pun mengucapkan hal yang berlawanan dengan sorot matanya. "Bangunan ini berbentuk dua huruf X yang saling bergandengan, maka dari itu nama galeri ini adalah galeri seni X²."

Apa yang terucap memang benar namun tak sepenuhnya benar. Orang tua begitu pintar menutup masa lalu mereka dengan menceritakan sepenggal-sepenggal tanpa mengatakan keseluruhan cerita. Itulah kenapa, terkadang ada banyak versi cerita rakyat yang di dengar.

"Banyak yang mengira jika nama X² adalah wujud dari kecintaan saya terhadap matematika. Bahkan nama semua anak serta cucu saya berbau matematika." Semua yang mendengar tertawaan kecuali Ava dan adik perempuannya yang mencebik apa yang kakek mereka katakan barusan.

"Trigonometri putra ku dan Alogaritma putri ku. Mereka dulu sering bercerita di ejek teman-temannya saat sekolah karena nama mereka." Entah apa yang lucu, semuanya tertawa sekali lagi seakan nama dua orang tersebut sebuah lelucon.

Pak Ammar mengalihkan pandangannya untuk melihat ke empat cucunya yang memandangnya dengan dua arti. Arti yang sangat ia tau, kebanggaan serta kekesalan. "Variabel, Sinus, Cosinus dan Tangen. Para cucu saya tercinta yang merajuk karena nama mereka tidaklah keren bagi mereka."

Aoife dan Abimelech saling bergandengan tangan untuk meredam tawa mereka. Tawa yang menertawakan ekspresi Ava yang terlihat dongkol dengan kakeknya karena menamainya Variabel. Namun yang terlihat paling dongkol adalah adik Ava yang di beri nama Sinus, cewek itu benar-benar terlihat ingin mencak-mencak sekarang namun menahan diri karena tau malu.

"Nama-nama itu unik dan penuh makna di dalamnya tapi tetap saja mereka mengerutu." Tawa renyah dari pak Ammar yang menular pada yang lainnya tapi tidak pada Dandi. Pria itu menahan tawa karena tak ingin mencari masalah dengan kekasih dan juga calon adik iparnya.

Tawa yang keras sedari tadi adalah tawa dari Harsa tawa yang membuat Aoife serta Abimelech was-was karena Ava melihat Harsa seperti singa kelaparan.

"Sepuluh tahun yang lalu, Ava dan Sin datang dan bilang jika mereka iri pada nama Aoife dan Aofha. Saya bilang pada mereka jika, saya dan nenek Aoife dan Aofha berbeda selera. Para cucu tercinta pun tak mau bertemu dengan saya selama seminggu.''

Aoife tersenyum sembari mencuri pandang pada Ava dan Sin namun mendapatkan balasan putaran bola mata dari dua saudari itu. Seandainya, bila pak Ammar dan bu Sara memiliki selera sama, mungkin nama anak dan cucu mereka akan berkiblat sama. Tapi sayangnya, dua sahabat itu berbeda selera. Ya, kakek Ava dan nenek Aoife bersahabat maka dari itu hubungan kedua keluarga ini sangat akrab sampai pada cucu mereka.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang