Chapter 27: We could still be happy.

21 5 0
                                    

Chapter 27: We could still be happy.

"Your blue is the past and now it's your red."

__________

"I've seen how mess up her before," Abimelech mengantung kalimatnya bersamaan dengan gelas yang berisi minuman berwarna biru muda bening yang mengudara. Pria itu menjeda kalimatnya bukan tampa alasan, ia merasa sakit dan bimbang akan apa yang ia rasakan saat ini. Ia memang tak tau persis perasaan Aoife terhadapnya, ia hanya tau bila kekasihnya itu mencintainya namun ia tak tau, apa perempuannya itu sudah melupakan sepenuhnya Ibam dalam hidupnya. Ia tau, betapa kacaunya Aoife saat putus dari Ibam melalui novel November Begin dan ia datang dalam hidup Aoife dengan memberikan janji pada perempuan itu bahwa ia akan menjadi Desember yang indah untuk Aoife.

"But ... why she still mad with Ibam new girlfriend? I know, Ibam cheat with that girl but right now, she's mine. Why she still mad with them?" Abimelech menyesap minumanya lagi sedikit lalu meletakkan gelas itu pada meja kayu jati yang di pernis halus.

Dandi mendesah dan terlihat penyesalan dari kedua matanya. Mungkin menyesal karena telah menceritakan kejadian di depan mini market kemarin. Tapi, itu atas permintaan Ava agar Abimelech tak menyakiti Aoife karena perempuan itu sudah lebih dari cukup dikhianati dan di sakiti.

"Dia nulis novel baru dan aku terlibat dalam novel itu. Selama ini dia terlihat udah move on dan hubungan kami semakin dekat tapi ... kenapa dia masih gak bisa maafin Ibam dan perempuan itu. Seharusnya, dia udah lupain itu dan fokus ke hubungan kita." Abimelech tak pernah sefrustasi ini sebelumnya dan pria itu benar-benar merasa ragu akan Aoife tapi jika ia ragu pada Aoife, maka ia tak menempati janji untuk menjadi Desember yang indah bagi Aoife. Tapi, masalahnya ada di Aoife, kenapa belum bisa melupakan masa lalunya.

"Aku saranin, jangan pernah bahas ini sama Aoife. Kalo kamu bahas ini, kamu bakal kehilangan dia karena dia di sini masih trauma dan kamu harusnya sadar kalo rasa sakit akan di khianati itu benar-benar membekas sampai kapan pun. Kamu gak tau gimana cara dia bangkit dari itu semua, kamu cuma tau dari novel yang dia tulis dan itu bukan versi asli karena mau bagaimana pun, dia penulis novel jadi pasti punya imajinasi untuk merubah adegan menjadi tak sesakit aslinya karena dia trauma. Jadi gak bisa jelasin traumanya lebih spesifik dalam bentuk novel. Batin dia kesiksa."

Ini adalah paragraf terpanjang Dandi dalam sekali ucap tanpa jeda untuk menasehati Abimelech. Jika kalian bertanya, kenapa Dandi terdengar seakan merasakan apa yang Aoife rasakan maka jawabannya adalah, dia pernah dikhianati oleh mantan kekasihnya dulu. Jadi ia tau betul seperti apa rasanya. "Meski udah gak cinta dan udah punya pasangan baru, rasa sakit dikhianati akan tetap ada di dalam hati."

Dandi meminum kola dingin dengan menatap Abimelech yang juga menatapnya. "Bukan sebuah penyesalan. Memangnya di dunia ini ada yang mau ngalamin putus karena di tinggal selingkuh? Gak, ada Bi! Kalo mau putus ya putus gak di selingkuhi." 

Abimelech mematung, ia diam dan mencerna baik-baik apa yang Dandi katakan. Hatinya tersentil dan ia kini merasa sangat bersalah karena telah meragukan cinta Aoife. Ahh, beruntungnya dia memiliki sahabat seperti Dandi sehingga tak membahas ini bersama Aoife. Jika ia membahas ini dengan Aoife maka apa yang di katakan oleh Dandi tadi akan terjadi dan ia tak mau itu sampai terjadi.

"Kamu tau kondisi ku waktu di selingkuhin, kan?" Abimelech mengangguk dan Dandi bisa melihat dada Abimelech yang kembang kempis.

Dandi menanyakan perihal tersebut untuk sekedar mengingatkan Abimelech tentang betapa mondar-mandirnya Abimelech hanya untuk membuat sahabat tercinta bangkit kembali. Seharusnya, Abimelech belajar dari masa lalu sahabatnya dan tak memiliki kecurigaan sedikit pun pada Aoife.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang