Chapter 21: Adorable Picnic.
"Segala yang terencana tak selalu terwujud."
_______
April, 2021
Dua pasang kekasih itu tampak bahagia kala ada Chilan di tengah mereka. Mereka tampak seperti saling merebut hati Chilan dengan gaya mereka masing-masing. Kedekatan Chilan dengan Aoife sejak bayi tak dapat membuat anak umur tiga tahun itu memilih untuk duduk di pangkuan Aoife. Anak itu memilih untuk duduk di pangkuan Abimelech. Hal itu membuat Ava cemburu karena Chilan yang biasanya akan datang padanya saat ia membawakan biskuit kesukaan Chilan. Tapi kali ini anak itu mengabaikannya. Sama seperti mengabaikan Aoife sang tante. Walau begitu, mereka bahagia karena anak kecil selalu dapat mendatangkan kebahagiaan.
Chilan tertawa dalam pangkuan Abimelech kala Dandi mengoda bocah itu dengan wajah yang di buat lucu. Tak hanya Chilan yang tertawa, tapi Abimelech, Aoife dan Ava juga tertawa.
Ya, orang dewasa selalu melakukan hal konyol apa pun untuk membuat anak kecil tertawa. Tips untuk mendapatkan hati anak kecil memang menjadi gila dan mereka berempat melakukannya. Menjadi gila bersama demi mendapatkan hati Chilan.
"Chi, mau main bola bersama?" tawar Dandi dengan melambungkan bola karet ke atas udara kemudian menangkapnya kembali.
Chilan mengangguk lalu berdiri dari pangkuan Abimelech dan menghambur ke dalam pelukan Dandi hingga bola yang Dandi lempar jatuh tepat ke pangkuan Abimelech. Seperti tengah melakukan barter.
Riak muka Dandi memancarkan sinar yang terang sekaligus menenangkan ketika bocah tiga tahun itu berada dalam pelukannya sambil menarik kaosnya. Terbesit dalam hatinya untuk memiliki seorang anak suatu hari kelak untuk kali pertama. Ia merasa, mungkin seperti ini rasanya memiliki seorang anak. Merasa tentram dan memuaskan batin.
"Baiklah, mari kita bermain bola bersama." Antusias Abimelech dengan berdiri dari duduknya sambil melempar-lempar bola ke udara.
Dandi mengendong Chilan sambil berdiri dari duduknya kemudian setengah berlari ke atas rumput hijau untuk bersiap bermain sepak bola. Tawa riang Chilan keluar saat Dandi memutarkan tubuhnya berulang kali tanpa merasa pusing.
Aoife dan Ava tetap duduk di atas tikar yang di gelar di atas rumput sambil menjaga bekal makan siang mereka. Mereka berdua memberikan kesempatan pada Abimelech dan Dandi untuk dekat Chilan serta mendapatkan hati Chilan. Mendapatkan hati Chilan adalah hal yang tak sulit karena bocah itu mudah dekat dengan siapa pun termasuk orang baru. Terutama perempuan. Mungkin ini karena Chilan masih mencari sosok ibu dalam hidupnya karena bocah itu belum pernah merasakan dekapan hangat seorang ibu.
"Aku selalu memikirkan perasaan Chi dan juga mas Satria saat Chi bertanya apakah ibunya baik-baik saja di sana." Aoife membuka suara dengan pandangan tetap memperhatikan Chilan yang sedang berebut bola dengan Abimelech dan Dandi.
"Sangat berat berada di posisi mereka. Diam adalah yang terbaik karena takut membuat perasaan mereka semakin tak menentu bila salah bicara. Tapi, diam kita terkadang menimbulkan kesalahpahaman. Disangka kita tak peduli." Memang cara bersikap dalam menghadapi hal semacam ini terkadang begitu membingungkan.
"Saat mas Satria di suruh menikah lagi oleh beberapa orang, mas Satria benar-benar murka dan tak menyapa orang-orang itu lagi. Sekalipun itu kerabatnya." Suara Aoife mendadak tercekat dan matanya mulai panas.
"Kamu masih ingat saat mas Satria hampir kehilangan akal saat kematian mbak Aofha. Aku benar-benar takut saat itu tapi aku tak bisa melakukan apa pun. Suara tangisan Chilan yang dapat menyadarkannya serta membuatnya bertahan hidup sampai sekarang." Tanpa Ava sadari, ia meneteskan air mata. Suaranya juga bergetar karena kenangan kelam itu muncul dalam ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's on December [TAMAT]
RomanceAbimelech menyukai Aoife Jasmine, seorang penulis novel romansa. Hingga suatu hari ia terlibat kerja sama dengan Aoife dalam proyek ulang tahun galeri seni milik sahabat Aoife. Momen itu membuat hubungan Abimelech dan Aoife menjadi dekat namun Aoif...