What's on December [TAMAT]

Chapter 22: Outline: December End

Chapter 22: Outline: December End.

"Harapan yang tinggi berasal dari perasaan yang begitu nyata."

__________

"Waaah, apa ini kebun tersembunyi milik penulis Aoife Jasmine?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Abimelech saat melihat kebun kecambah milik Aoife. Kebun toge yang terletak di belakang mini galeri milik Aofha dan masih satu tempat dengan toko perlengkapan alat tulis dan kantor milik orang tua Aoife. Jika di lihat dari luar, toko milik orang tua Aoife memang panjang tapi bangunan toko tersebut tak sepanjang keseluruhan bangunan. Maka dari itu, orang yang tak tau akan mengira rumah pemilik toko berada di belakang bangunan toko. Kenyataannya, ada surga tersembunyi yang berada di belakang gudang toko.

Tanaman kecambah terlihat terawat dengan rapi. Abimelech tak menyangka jika kekasihnya itu memiliki kebun seperti ini karena tak pernah menunjukkannya di sosial media atau pun mengatakannya pada para pembaca melalui catatan penulis. Ternyata, ada banyak hal yang tak Abimelech ketahui tentang kekasihnya itu dan mungkin juga, ada banyak hal yang tak diketahui oleh kekasihnya itu tentang dirinya. Jadi, harus lebih sering berkomunikasi dan juga bercerita tentang diri masing-masing. Intinya harus saling terbuka secara perlahan.

"Kamu menanam ini semua sendiri," tanya Abimelech dengan menyentuh daun kecambah yang baru tumbuh. Daun yang sangat kecil berbentuk kuncup berwarna hijau pupus.

Aoife menggeleng. "Hasil dari gotong royong para manusia yang melarikan diri dari lelah dan stress," jawab Aoife sembari membalikkan kertas yang berisi outline novel baru yang baru sepuluh chapter ia tulis.

"Siapa saja mereka dan kamu termasuk, kan?" Abimelech tak punya rasa sungkan untuk melayangkan pertanyaan barusan karena ia yakin jika manusia yang di maksud Aoife adalah Ava karena siapa lagi manusia yang sering mengeluh lelah pada dirinya kalo bukan Variabel si nyai Direktur dan sekarang menjadi kekasih Dandi.

Jika di pikir secara logika, hubungan Ava dan Dandi sangatlah tidak masuk akal karena keduanya saling bertolak belakang tapi mau bagaimana lagi, mereka sudah menjalin hubungan jadi pasti sudah memikirkannya secara matang. Terkadang, cinta tak butuh logika dan hanya mengandalkan perasaan. Tapi itu tak benar juga sih. Ah, kenapa malah memikirkan hubungan orang lain jadinya.

"Aku, Ava, Valerrie, ayah, ibu, para pegawai toko, mas Satria, ayah Setya, ibu mas Satria dan mbak Aofha, dulu," jawaban yang sangat rinci dari penulis tegas itu. Saat menyebut nama Aofha, suara itu terdengar berbeda, seperti kehilangan sesuatu akan momen yang paling berharga dalam hidup.

Abimelech menganggukkan kepala dua kali lalu menelusuri kebun kecambah. Ternyata banyak orang yang menyalurkan rasa lelah dan stres dengan menamam toge dan Abimelech yakin jika ide ini berasal dari Aoife. "Apa ini ide dari kamu?"

Aoife meletakkan kertas itu lalu melihat punggung lebar Abimelech. "Mbak Aofha karena aku terlalu tegas untuk memikirkan hal macam ini dan membuat orang lain melakukan penanaman kecambah di kebun seperti ini."

Ya, tebakan Abimelech meleset. Ternyata kekasihnya itu tak seunik ini. Sama seperti dirinya. Melakukan hal yang dicetuskan oleh orang lain. Rasanya satu sama. Kolam lele dan kebun kecambah. Lalu apa lagi setelah ini.

"Apa kamu menjual hasil kebun ini?" Jika di jual, akan menghasilkan penghasilan tambahan yang lumayan untuk balik modal membeli bibit lagi.

"Kami membagikan hasil kebun secara gratis kepada siapa pun yang mau. Kalo kamu mau, bisa panen sendiri. Itu di sebelah sana," tunjuk Aoife pada hamparan kecambah yang siap untuk di panen.

"Jangan yang itu," tunjuk Aoife pada hamparan kecambah yang juga siap untuk di panen.

"Kenapa?" Kedua mata Abimelech megarah pada hamparan kecambah yang di tunjuk oleh Aoife.