Extra Chapter

58 7 2
                                    

Extra Chapter

"Bukan hanya tentang kita, melainkan lebih dari itu."

_______

Maret, 2022

Bila mengingat perut istrinya yang mulai membuncit di kala memasuki trimester membuat Abimelech teringat akan percakapannya dengan Aoife saat membahas lukisan pointilist milik Aofha tahun lalu. Sungguh lucu, ia masih tertawa bila mengingat itu. Seperti saat ini, ia tersenyum seorang diri di ruangannya sembari menatap tumpukan berkas yang harus ia periksa sebelum di serahkan ke direktur utama. Jika kakak iparnya itu masih hidup, ia ingin sekali bercengkrama tentang lukisan dan termasuk ilmu biologi dalam aliran seni pointilist.

Tiap malam ia selalu memandang wajah tenang istrinya tatkala tidur sembari menggenggam tangannya. Ia masih tak menyagka bisa menikah dengan penulis favoritnya. Terlebih, dalam perut penulis favoritnya itu ada benih cinta mereka yang memasuki usia tiga bulan kandungan. Abimelech kembali menatap foto dirinya dan Aoife, dimana dalam foto itu ia tersenyum mengecup perut buncit Aoife.

"Terkadang, aku bertanya pada diriku sendiri, apa aku bisa menjadi ayah yang baik nanti,'' tanya Abimelech pada dirinya sendiri dan ini bukan pertama kalinya ia bertanya seperti ini pada dirinya, melainkan berulang kali.

Abimelech takut, ia takut menyakiti anaknya kelak dengan segala perbuatan dan perkataannya. Ia takut anaknya menangis karena dirinya bahkan yang lebih parah, ia takut akan membuat anaknya patah hati terhadap dirinya. Ketakutan-ketakutan itu muncul setelah mendengar kabar bahwa istri tercinta hamil. Namun ia belum berani mengungkapkan ketakutannya itu pada siapa pun.

Pintu ruangannya di ketuk dan menampilkan kepala Dandi yang menyembul dari balik pintu kayu berwarna putih itu. "Pak, can i come in," tanya Dandi pada Abimelech yang menatapnya datar.

Tanpa persetujuan dari Abimelech, Dandi masuk ke dalam ruangan Abimelech dan tak lupa menutup pintu. Ia berjalan dengan wajah suntuk sembari membawa satu berkas yang ia tenteng lalu meletakkan berkas itu di atas tumpukan berkas yang ada di meja kerja Abimelech. "Strategi marketing kita baru berjalan empat bulan dan it's work!" ucap Dandi tak ada raut antusias di sana. Padahal seharusnya ia antusias karena sales meningkat tapi entahlah mungkin dia sedang berada di titik jenuh.

Abimelech mengambil berkas yang barusan di letakkan oleh Dandi dan memeriksa berkas yang berisi data analisis penjualan selama empat bulan setelah penerapan strategi marketing baru. Dengan cermat dan teliti Abimelech memeriksa angka dalam diagram tersebut serta membandingkan dengan trem penjualan sebelum strategi marketing baru di terapkan. "Good but it's doesn't enough. Saat rapat nanti akan saya bahas lagi lebih detail agar sales terus naik."

"Ck, gak ada orang lain masih aja pakek bahasa formal," keluh Dandi sembari memijat pelipisnya.

Kedua mata Abimelech memperhatikan sahabatnya itu dengan sangat lamat kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi m-banking dan mentransfer ke rekening Dandi. "Check m-banking, i think you need money for having fun or healing. I know, you work hard for this company and i give you a little rewards."

Dandi menatap Abimelech dengan pandangan nanar. Entah apa maksudnya tapi pria itu masih tak terlihat bahagia. "Kamu pikir muka suntuk ku butuh duit? Butuh iya cuma aku ke sini mau cerita hal penting. Bukan tentang kerjaan, I'm happy work at this company as ketua divisi marketing."

"Then," tanya Abimelech dan calon ayah itu melepas kacamatanya dan memegang kacamata itu sehingga melayang di udara.

"Kakeknya Ava minta aku nikahin Ava secepatnya gara-gara pengen punya cicit dan ini semua karena Aoife hamil."

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang