Chapter 11: Kita layak bahagia.

48 9 7
                                    

Chapter 11: Kita layak bahagia.

"Melindungi orang tersayang tak hanya cukup dengan kata-kata melainkan menjauhkan objek berbahaya dari radar orang yang kita sayangi."

______

Abimelech tersenyum sendiri dengan melihat dasbox ponsel yang baru saja ia beli sembari menunggu struk pembayaran. Itu bukanlah senyum karena membeli ponsel baru, melainkan karena teringat akan apa yang terjadi kemarin. Ponsel lamanya tak sengaja terjebur ke kolam lele saat ia bahagia luar biasa setelah mendapatkan panggilan telpon dari Aoife, meskipun yang di bahas hanya seputar Aoife yang meminta saran darinya tentang outline baru novel Aoife. Ia merasa sangat tersanjung bisa menjadi bagian penting dalam penulisan novel penulis favoritnya.

Setelah mendapatkan struk pembelian, Abimelech meninggalkan toko ponsel yang terletak di lantai dua Mall. Kini ia akan segera pulang untuk mengoperasikan ponsel barunya agar bisa menghubungi Aoife. Pasti perempuan itu sekarang khawatir karena tak mendapatkan pesan penyemangat darinya. Semakin ke sini, tingkat percaya diri Abimelech patut untuk di acungi jempol.

Saat ia akan menuju eskalator, ia melihat Aoife yang sedang berjalan lawan arah denganya. Abimelech melihat wajah cantik Aoife yang di poles dengan bedak tipis dan bibir perempuan itu berwarna nude merah muda. Rambutnya yang panjang di biarkan tergerai dan poninya tak menutupi dahinya lagi. Perempuan favoritnya itu memang suka gonta-ganti gaya rambut. Terkadang di poni, terkadang tak di poni, terkadang lurus dan terkadang di buat bergelombang. Terkadang berganti warna rambut dan sepertinya Aoife memang memiliki kepribadian yang mudah bosan akan sesuatu dan selalu ingin mencoba beberapa hal. Beruntungnya mempunyai rambut yang halus dan lurus seperti itu karena tak butuh tenaga untuk menyisir rambut. Dan rambut itu terlihat sehat meski sering ganti gaya dan warna.

"Dia merawat rambutnya dengan sangat baik," gumam Abimelech sembari berjalan menghampiri Aoife yang belum sadar akan kehadiran Abimelech karena perempuan itu sibuk melihat-lihat sekeliling.

Kedua mata Abimelech melihat tas belanja Aoife yang sama dengan tas ponsel barunya. "Kamu beli ponsel baru juga," tanya Abimelech pada Aoife saat berada di depan Aoife, lebih tepatnya mencegat langkah Aoife.

Aoife terkejut akan kedatangan Abimelech. "Ih, kamu bikin kaget," balas Aoife dengan memukul lengan Abimelech pelan sedangkan yang di pukul tersenyum bahagia. Ya, Abimelech memang sejenis manusia langkah karena setiap mendapatkan sentuhan dari pujaan hati akan bereaksi seperti itu.

"Aku juga beli ponsel baru dan kayaknya ponsel kita samaan mereknya."

Giliran Aoife yang melihat tas belanja yang di tenteng oleh Abimelech lalu ia tersenyum. "Kita minum bareng yuk buat aktifkan ponsel baru kita," ajak Aoife dengan tatapan penuh harap.

Abimelech menganggukkan kepalanya kemudian merangkul pundak Aoife dan sebelum itu meminta tas belanja Aoife untuk ia bawakan. Mereka berdua berjalan menuju eskalator untuk ke lantai dasar karena akan minum bersama di salah satu kafe yang ada di lantai dasar. Dari tingkah mereka, apa kalian para pembaca tak curiga dengan mereka berdua. Kalian tak penasaran kenapa Aoife begitu terlihat manja dan membiarkan Abimelech merangkul bahunya.

"Hot Americano satu dan Hot Latte satu." Abimelech memesankan kopi untuk Aoife juga kepada barista kafe. Sedangkan Aoife duduk manis sambil mengativasi dua ponsel baru.

Setelah membayar dua minuman, Abimelech membawa dua minuman itu ke meja karena Aoife sepertinya sudah selesai mengativasi ponsel baru mereka yang memiliki merek sama, tipe sama dan warna yang sama. Benar-benar serasi.

Aoife menyambut Abimelech yang datang dengan senyuman kemudian perempuan itu melihat tangan Abimelech yang meletakkan minuman mereka di atas meja. "Waaah, kita gak serasi. Kamu minum Latte dan aku Americano."

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang