Chapter 20: Pekerjaan Sampingan.

24 7 2
                                    

Chapter 20: Pekerjaan Sampingan.

"Setiap manusia mempunyai kemampuan yang tak dapat di duga oleh orang lain."


________

"Kita mau kemana?"

Sudah dua kali Aoife bertanya pada Abimelech yang tengah fokus menyetir namun tak kunjung mendapatkan jawaban. Pria itu hanya tersenyum misterius dan Aoife membiarkannya karena mungkin Abimelech tengah memberikan kejutan romantis untuknya. Itu yang Aoife pikirkan. Sebagai penulis novel romansa, Aoife tau akan gelagat pria yang mencoba untuk sok misterius seperti ini.

Ponsel Aoife berdering dan ada panggilan masuk. Ia pun mengangkat panggilan itu dengan penuh semangat karena datang dari sahabatnya sesama penulis novel. "Hallo, Val," sapa Aoife pada sahabatnya yang berada di sebrang.

Senyum Aoife mengembang tatkala mendengar apa yang tengah di ceritakan oleh sahabatnya melalui sambungan telpon itu.

Abimelech melirik kekasihnya itu dan ikut tersenyum kemudian kembali fokus menyetir.

"Ya, kamu ini aneh tau gak Val. Penulis novel romansa gak pernah punya pacar dan parahnya jarang baca novel malah baca buku kelas berat macam ekonomi bisnis dan pisikologi. Jadinya gini otak kamu." Aoife mengatakannya serius namun terdengar seperti mengajak bercanda. "Iya deh aku ralat, kamu bukan cuma penulis romansa aja tapi segala genre."

"Aku lagi kencan sama pacar aku yang paling manis dan mengemaskan. Gak kayak kamu yang bucin One Direction terus gak berubah-ubah."

"Iya juga sih, aku emang bucin NCT 127."

Tawa Aoife memenuhi mobil dan itu membuat Abimelech menoleh karena sedang lampu merah. Ia baru tau jika kekasihnya itu menyukai boyband Korea, sama seperti Direktur galeri seni X². Pantas saja, mereka sangat akur dan pertemanan mereka awet karena pasti saat bersama yang di bahas tentang betapa tampannya pria-pria NCT 127 itu. Membayangkannya saja membuat Abimelech merasa terhibur.

"Yaudah daaaaa." Klik. Aoife mematikan sambungan terlebih dulu dan ia merasa menang kali ini. Ya, mereka berdua selalu berlomba siapa yang lebih dulu mematikan sambungan telpon.

"Seru banget ngobrolnya." Komentar Abimelech kemudian kembali pada jalanan di depan karena sudah lampu hijau.

Aoife hanya tersenyum menanggapinya. "Oh ya, kamu pernah baca novel karya Vallerie D," tanya Aoife selagi ingat. Barangkali kekasihnya itu juga mengidolakan Vallerie sahabatnya. Sekalian kapan-kapan akan ia ajak bertemu dengan Vallerie jika sahabatnya itu telah menyudahi aksi keliling dunianya.

"Pernah dan novel dia penuh teka-teki. Sepertinya dia orang yang misterius karena saat dia dalam acara travel sama kamu, dia terlihat tertutup dan hanya bercerita tentang keindahan yang kalian lihat. Tak lebih dari itu." Abimelech memang selalu membaca karya Vallerie D meski kadang membuatnya uring-uringan karena harus berpikir lagi akan maksud dari apa yang di tulis.

"Ya, dia memang seperti itu. Dia orang yang dingin, tegas dan perfeksionis namun misterius. Tapi, dia akan sangat terbuka dan hangat bila bersama dengan orang yang satu frekuensi."

"Dan kalian satu frekuensi," tebak Abimelech dengan tersenyum dan di jawab kekehan oleh Aoife.

"Kapan-kapan aku ajak kamu bertemu sama dia, kalo dia udah pulang dari keliling dunia."

"Okay."

*.*.*.*

Kedua mata Aoife terbelalak takjub akan apa yang ia lihat saat ini. Ia tak menyangka jika pelukis Abimelech ternyata memiliki pekerjaan sampingan seperti ini. Ia pikir Abimelech adalah anak tunggal kesayangan orang tua kaya yang tak mungkin akan membiarkan anak semata wayangnya melakukan pekerjaan seperti ini. Tapi, pekerjaan sampingan ini tak buruk karena menghasilkan banyak uang juga. Bila seperti ini, Abimelech lebih cocok menjadi seorang pengusaha daripada seorang pelukis atau pun pemain baseball dengan nomor punggung dua puluh tiga.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang